07 April 2025

Sholat Idul Fitri di Bawah Langit yang Teduh


Sholat Idul Fitri di Bawah Langit yang Teduh

Di pagi yang suci, langkah-langkah rindu berarak,
menyusuri jalan menuju lapang harap,
di bawah langit biru yang teduh dan lapang,
hati-hati berderak, luluh dalam takbir yang menjulang.

Hamparan sajadah menyatu dengan bumi,
menyambut jejak-jejak yang pulang ke hakiki.
Wajah-wajah bersinar oleh cahaya ampunan,
mata basah mengulum zikir dan kerinduan.

Langit tak menggelegar, hanya sunyi yang syahdu,
awan melambai lembut, serupa do’a yang mengabu.
Anak-anak berlari, riang tak mengerti luka,
sementara dada-dada orang dewasa menyimpan luka dan lega.

Allahu Akbar—suara membelah langit bersih,
bergema di rongga dada yang ingin bersih,
lepas dari beban, dari salah, dari tangis yang tertahan,
Idul Fitri datang, mengetuk maaf dan pelukan.

Dan di akhir rakaat, saat salam dilepas ke kanan dan kiri,
langit masih teduh, seperti hati yang kembali berseri.
Tak ada yang lebih indah dari pagi itu:
ketika manusia dan Tuhan saling bertemu,
dalam sujud rindu di hari yang baru.








06 April 2025

Silaturrahim Gembira


Silaturrahim Gembira

Dalam dekap hangat pagi cerah,
terajut kisah tanpa lelah.
Langkah bertemu, hati bersua,
dalam silaturrahim penuh cahaya.

Tawa mengalir tanpa sekat,
seperti sungai yang tak pernah penat.
Rindu-rindu yang sempat tersimpan,
tumpah ruah dalam pelukan teman.

Tiada jarak yang tak bisa dijembatani,
bila niat lurus, cinta dibalut harmoni.
Silaturrahim, benang pengikat jiwa,
menghapus lara, mengganti luka.

Gembira bukan karena harta semata,
tapi karena tatap yang saling percaya.
Senyum sederhana, sapa yang bermakna,
itulah bahagia, sederhana namun nyata.

Mari rajut kembali benang yang renggang,
dengan hati lapang dan niat yang terang.
Karena dalam silaturrahim yang terjaga,
terbit berkah, tumbuh cinta, damai jiwa.









03 April 2025

Nikmatnya Ngopi


Nikmatnya Ngopi

Seteguk pertama, dunia terhenti,
aroma kopi menari di pagi,
uap hangat membelai pelan,
membangunkan raga, menyapa ingatan.

Pahitnya lembut, manisnya samar,
kisah semalam luruh sebentar,
di setiap seruput, pelan kurenungi,
hidup ini indah, tak perlu tergesa pergi.

Di sudut warung, di meja kayu,
ngobrol ringan, tawa mengalir syahdu,
atau sendiri, menatap jendela,
menulis mimpi di cangkir yang sama.

Ah, nikmatnya ngopi, sederhana saja,
tapi selalu ada rasa yang bercerita,
tentang rindu, tentang harapan,
tentang hidup yang tak perlu berlebihan.

Indahnya Sawah Menghijau


Indahnya Sawah Menghijau

Hamparan hijau sejauh mata,
terbentang luas penuh pesona.
Padi menari ditiup angin,
membisikkan syair nan dingin.

Embun pagi menyapa lembut,
di ujung daun kilau menyambut.
Mentari hangat perlahan naik,
mengusap bumi dengan sinar baik.

Petani melangkah penuh harapan,
menyentuh tanah dengan ketulusan.
Bersama alam, mereka berdoa,
agar panen melimpah ruah.

Oh, indahnya sawah menghijau,
lukisan alam tiada tanding.
Damai terasa di hati yang gundah,
membawa tenang, mengusir resah.

Indahnya Malam


Indahnya Malam

Saat mentari beranjak pulang,
langit perlahan menjadi kelam,
bintang-bintang mulai bersinar terang,
membingkai malam dengan keindahan.

Angin berbisik lirih di dedaunan,
menyampaikan rindu yang tak terucap,
bulan tersenyum dalam keheningan,
menjadi saksi doa-doa yang menetap.

Lampu kota berkedip temaram,
menyapa jiwa yang tengah sendu,
malam tak hanya sekadar gelap,
ia pelukan hangat bagi rindu.

Di bawah langit yang luas membentang,
ada kisah yang ingin diceritakan,
tentang harapan yang terus menjulang,
dan cinta yang tak pernah padam.