12 Januari 2013

KARYA TULIS ILMIAH


KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS (KOLASE)
ANAK TK KELOMPOK B MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN PEMBERIAN TUGAS
DENGAN MEDIA KAPAS DAN BENANG WOL

Disusun Untuk Memenuhi Seleksi Guru Berprestasi







Oleh : FUTICHA TURISQOH, S. PdI
TK  ISLAM MIFTAHUL ULUM GUMAYUN


UPTD DIKPORA KECAMATAN DUKUHWARU
KABUPATEN TEGAL
JAWA TENGAH
TAHUN 2011



PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Upaya Peningkatan Kemampuan Motorik Halus (Kolase) Anak TK Kelompok B Melalui Penerapan Metode Demonstrasi  dan Pemberian Tugas Dengan Media Kapas dan Benang wol” telah disahkan dalam penyeleksian Guru Berprestasi Tingkat Kecamatan Dukuhwaru di UPTD Dikpora Kecamatan Dukuhwaru pada hari Senin, tanggal 10 April 2011 M
Karya Tulis ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memenuhi seleksi Guru Berprestasi tahun 2011.

                                                                                   Gumayun, 10 April 2011

Oleh:
                    Kepala TK                                                                       Penulis


       Dra. SITI CHAFIDZOH                                     FUTICHA TURISQOH, S. PdI


       Kepala UPTD DIKPORA                                                        Sie Lomba


     TAUFIK HIDAYAT, S. Pd                                              NURANTO, S. Pd




KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan naskah Karya Tulis Ilmiah tanpa halangan suatu apapun.
Maksud penyusunan naskah ini adalah untuk memenuhi seleksi Guru Berprestasi 2011. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan hasil penelitian di Taman Kanak-kanak dan merupakan harapan bagi setiap guru TK untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak TK, di antaranya pembuatan kolase, di mana pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi dan pemberian tugas pada pengembangan seni ini diharapkan mampu meningkatkan kreativitas anak. Dan untuk menunjang keberhasilan dari pembelajaran ini di antaranya adalah keuletan, yang disertai dengan sikap sabar dan teliti yang penuh rasa tanggung jawab dari guru dalam menghadapi anak didik.
Proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini hingga selesai dengan baik tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala Sekolah TKIT Miftahul Ulum Gumayun yang telah mendukung keikutsertaan penulis dalam mengikuti perlombaan tersebut. Tidak terlupakan juga teman-teman guru di TKIT Mifthul Ulum Gumayun yang telah banyak membantu dengan memberikan dukungan moril atas terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berjasa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti menyadari bahwa Karya Ilmiah ini belum sempurna, untuk itu tidak menutup kemungkinan saran dan kritik yang membangun agar dapat memberikan khazanah dalam Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi dunia pendidikan. Amin….

                                                                                     Gumayun, April 2011
                                                                                               Penulis

 
 






DAFTAR ISI                                                                    

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………    i
PENGESAHAN……………………………………………………… ………         ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………..  iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………  iv
BAB I  PENDAHULUAN…………………………………………………… 1    
  1. Latar Belakang Masalah………………………………………………   1
  2. Identifikasi Masalah…………………………………………………..   2
  3. Analisis Masalah………………………………………………………   3    
  4. Rumusan Masalah…………………………………………………….   3
  5. Tujuan Penelitian……………………………………………..............    3
  6. Manfaat Penelitian……………………………………………………   3
BAB II  KAJIAN PUSTAKA………………………………………..............  4
  1. Pengertian Motorik Halus…………………………………………….   4
  2. Metode Demonstrasi dan Pemberian Tugas………………………….    4
  3. Media…………………………………………………………………   5
  4. Kolase…………………………………………………………………   6
  5. Hipotesis………………………………………………………….......  10
BAB III  METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN…….................. 11
  1. Metode Penelitian……………………………………………………. 11
  2. Deskripsi Penelitian…………………………………………………..  14
1.      Perencanaan……………………………………………………….`14
2.      Pelaksanaan Penelitian…………………………………………… 14
BAB IV  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………… 17
  1. Hasil Penelitian………………………………………………………   17
  2. Dampak Penelitian…………………………………………………..   18
  3. Kendala Penelitian…………………………………………………..   18
  4. Faktor-faktor Pendukung……………………………………………   19
  5. Alternatif Pengembangan……………………………………………   19
  6. Pembahasan………………………………………………………….   20
BAB V  PENUTUP………………………………………………………….  21
  1. Kesimpulan…………………………………………………………..   21
  2. Saran dan Tindak Lanjut…………………………………………….   21
  3. Rekomendasi Operasional……………………………………………  22

 
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..  23
LAMPIRAN




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pembuatan kolase merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran di TK untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak, sehingga dengan kegiatan membuat kolase anak-anak dapat melatih kesabaran, ketelitian, kejelian, kebersamaan, dan terutama melatih koordinasi gerak tangan. Koordinasi gerak tangan anak perlu dilatih agar gerakan tangan anak terbiasa dengan hal-hal baik.
Apabila dilihat dari fisiknya, kerajinan kolase ditinjau dari seni rupa tidak banyak kita temukan mengenai ungkapan ekspresinya. Bahkan pengerjaan kolase lebih mengutamakan ketrampilan fisik tentang kerja yang membutuhkan ketelitian, kesabaran, kejelian dan paling utama ketrampilan.
Berdasarkan pengamatan di kelas dalam kegiatan kolase anak-anak TK sebagian besar mengalami kesulitan, dan anak-anak merasa bosan dengan kegiatan kolase, sehingga hasil pembuatan kolase pun tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
1
 
Pada umumnya anak-anak usia TK menyukai sesuatu yang indah dan menarik. Oleh sebab itu agar anak-anak menyukai kegiatan kolase dan tidak kesulitan dalam pembuatan kolase, pendidik harus dapat menyediakan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat kolase, yaitu bahan yang disukai anak-anak. Bahan yang digunakan untuk membuat kolase di sekolah disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
Untuk mewujudkan hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan kemampuan anak dan sesuai dengan tujuan pembelajaran dibutuhkan seorang guru yang profesional yang dapat menguasai materi pembelajaran dan mengerti karakteristik serta perkembangan anak. Dengan metode yang tepat dan media yang disukai anak juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar anak dalam kegiatan kolase.

B.     Identifikasi Masalah
Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas, masalah yang diidentifikasikan adalah:
1.      Sebagian anak kesulitan dalam melakukan kegiatan kolase dengan berbagai media.
2.      Keengganan anak melakukan kegiatan motorik halus dalam membuat kolase dengan berbagai media.
Masalah kurangnya hasil belajar anak pada indikator tersebut disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat dan media yang digunakan kurang menarik. Masalah tersebut akan dicoba dipecahkan melalui penggunaan berbagai media dengan metode demonstrasi dan pemberian tugas.
Berdasarkan analisis di atas, Rumusan Masalah yang ada adalah "Apakah dengan metode demonstrasi dan pemberian tugas serta penggunaan media kapas dan benang wol dapat meningkatkan kemampuan membuat kolase anak TK Kelompok B?”

 
 

C.    Analisis Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, masalah yang akan dipecahkan adalah sebagian anak kesulitan dalam melakukan kegiatan kolase dengan berbagai media.
Masalah kurangnya hasil belajar anak pada indikator tersebut disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat dan media yang digunakan kurang menarik. Masalah tersebut akan dicoba dipecahkan melalui penggunaan berbagai media dengan metode demonstrasi dan pemberian tugas.

D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis di atas, Rumusan Masalah yang ada adalah "Apakah dengan metode demonstrasi dan pemberian tugas serta penggunaan media kapas dan benang wol dapat meningkatkan kemampuan membuat kolase anak di Taman Kanak - kanak Kelompok B?.

E.     Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan metode demonstrasi dan pemberian tugas dalam mengembangkan ketrampilan motorik halus (kolase) anak di Taman Kanak-kanak Kelompok B.

F.     Manfaat Penelitian
1.      Manfaat bagi anak
Meningkatkan hasil belajar anak pada kegiatan kolase dengan berbagai media.
2.      Manfaat bagi guru
a.       Meningkatkan kemampuan Guru sebagai fasilitator dan motivator
b.      Memberi gambaran pada Guru tentang cara pembelajaran membuat kolase
3.      Manfaat bagi sekolah
Meningkatkan kualitas / mutu TK yang bersangkutan

 




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Motorik Halus
Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot – otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih, tidak terlalu membutuhkan tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret – coret, menyusun balok, menggunting, menulis, dan sebagainya. Perkembangan motorik ini sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik halus anak Taman Kanak – kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus, dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang, bahkan hampir sempurna. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis / menggambar.

B.     Metode Demonstrasi dan Pemberian Tugas

Menurut Muhibbin Syah, 2000 (dalam Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini), Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Menurut Moeslichatoen, 2004 (dalam Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini) hal – hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan tugas kepada anak adalah:
1.      Pemberian tugas adalah proses integral dalam kegiatan pengembangan, maka tujuan tugas merupakan bagian penting sehingga tugas yang diberikan dapat dilakanakan dengan sebaik-baiknya.
2.      Pemberian tugas tidak sekedar menyibukkan anak melainkan dapat memberikan sumbangan terhadap tujuan belajar yang diharapkan.
3.      Pemberian tugas harus memberikan pengenalan kepada anak untuk bekerja dengan lebih baik.
4.      Pemberian tugas harus menantang pengembangan kreativitas.
5.      Pemberian tugas harus menumbuhkan kesadaran diri sendiri bukan untuk pendidik.

C.    Media
Menurut Pamadhi, Hajar dan Sukardi S. Evan (2008) Media adalah bahan yang dapat digunakan untuk menuangkan gagasan seseorang seperti kertas, kanvas, kain, papan tripleks, haid barel, keramik, kaleng, plastik, spon, daun, pita, serta bahan yang lainnya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah komponen sumber belajar siswa yang dapat mendorong siswa untuk belajar, sehingga dapat mendorong anak untuk berimajinasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki melalui kegiatan bermain.
D.    Kolase
Kolase berasal dari bahasa Perancis, yaitu "Coller" yang berarti lem / tempel, jadi bisa dikatakan Kolase adalah sebuah teknik menempel unsur-unsur yang berbeda (bisa berupa kain, kertas, kayu, dll) ke dalam sebuah frame sehingga menghasilkan sebuah karya seni yang baru.
Secara umum kolase adalah teknik menggabung beberapa objek menjadi satu. Tidak hanya asal jadi, tapi objek – objek itu harus mampu bercerita untuk menciptakan kesan tertentu.
Kolase merupakan perkembangan lebih lanjut dari seni lukis. Di mana pada awal abad ke-20 para perupa sering menambahkan (menempelkan) unsur-unsur yang berbeda ke dalam lukisan mereka seperti potongan-potongan kain, kayu ataupun kertas koran, namun memang ada perbedaan yang sangat signifikan antara seni kolase dan seni lukis. Di dalam karya seni kolase selain aspek formal seni yang dikedepankan meliputi nilai-nilai dasar keindahan, tata penyusunan objek ke dalam frame (layout), kontur, bentuk objek dan warna sebagaimana yang biasa disodorkan oleh karya seni lukis dan desain grafis tetapi juga aspek ilustratif yaitu meliputi aspek konten material dan bentuk gambar kolase itu sendiri.
Hal ini akan  menimbulkan kesan yang berbeda dari penikmat seni / audience ketika mengapresiasi karya kolase, karena disodori keunikan yang ditimbulkan oleh penyusunan material-material yang berbeda di dalam sebuah frame karya seni, hal yang tidak dapat dijumpai dari seni lukis.

6
 
 

Awal Perkembangan Kolase
Kolase sebagai karya seni dimulai oleh para pelukis beraliran KUBISME yaitu Georges Braque dan Pablo Picasso. Menurut Guggenheim Museum's Braque mulai mengaplikasikan teknik kolase ke dalam lukisan arangnya dengan bahan-bahan yang diolah dari gulungan kayu oak dan potongan kertas. Sesaat setelah itu Picasso mulai mengikutinya dengan medium yang baru. Pada tahun 1912 dalam lukisan "Still Life with Chair Caning (Nature-morte á la chaise canée)". Picasso mengaplikasikan potongan-potongan kertas minyak ke dalam kanvas.
Para seniman SUREALISME mulai mengembangkan teknik kolase itu sendiri dengan istilah CUBOMANIA, yaitu kolase yang dibuat dengan memotong gambar ke dalam kotak-kotak dan kemudian disusun ulang secara acak susunannya. Hal yang oleh Rene Paserson disebut INIMEDIA. Dan ada juga teknik kolase yang disebut etrécissements dengan tokohnya Richard Genovese dan Marcel Marien yang mengaplikasikan teknik robekan pada lapian atas lukisan sehingga memunculkan citra dari lapisan yang ada di bawahnya. Dewasa ini teknik ini lebih dikenal dengan teknik masking pada seni grafis.
Contoh Gambar Kolase untuk Anak TK:
 
Kolase dari daun pisang yang dikeringkan

kolase44kolase47 
                        Kolase dari benang wol                          Kolase dari daun dan kertas tebal
kolase17 kolase40
              Kolase dari aneka benang                       Kolase dari kain perca
8
 
Kolase dari kain perca
Kolase dari potongan kain perca
Kolase dari kertas marmer
9
 
Kolase dari potongan kain perca
kolase41
Kolase dari potongan foto kecil-kecil

kolase2
Kolase dari tumpukan foto/gambar

E.     Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : Melalui penggunaan media dengan metode demonstrasi dan pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus (kolase) anak Taman Kanak-kanak pada Kelompok B.

10
 
 

BAB III
METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

A.    Metode Penelitian
Pendidik yang kurang menguasai materi akan sulit mengajarkan pembelajaran kolase. Pendidik harus bisa mencari metode yang tepat yang akan digunakan pada proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran kolase memerlukan kesabaran, ketelitian, dan kejelian. Jadi seorang pendidik harus sabar dalam proses pembelajaran agar anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Metode demonstrasi adalah metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kolase karena pendidik tidak cukup hanya menjelaskan secara lisan saja, tetapi anak TK lebih mudah mempelajarinya dengan cara meniru seperti apa yag dilakukan oleh gurunya. Dengan metode demonstrasi ini guru dapat menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan apa yang sedang dilakukan.
Bagi anak kecil, mempelajari literasi tidak cukup hanya dengan melihat tulisan-tulisan atau mendengarkan orang berbicara di sekelilingnya. Mereka perlu demonstrasi yaitu bagaimana orang dewasa berperilaku dan berbahasa. Mereka juga perlu melihat benda-benda dan bagaimana orang dewasa menyebut benda-benda tersebut.
Tugas guru adalah memberikan demonstrasi di setiap kegiatan yang melibatkan anak dalam kegiatan literasi. Sepanjang siang guru berbicara kepada anak dalam kegiatan literasi sebenarnya sudah merupakan demonstrasi yang baik asalkan diikuti oleh perilaku atau penunjukkan benda-benda, dengan demikian anak-anak dapat mengamati dan pada akhirnya akan memahami hubungan bahasa dengan perilaku dan benda-benda yang mereka lihat.
Karena anak mempunyai sikap yang senang meniru maka metode demonstrasi adalah metode yang tepat untuk anak. Dengan metode demonstrasi anak dapat langsung meniru apa yang diperagakan guru, dengan bimbingan guru. Bimbingan guru yang sabar dan telaten sangat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak terutama pada kegiatan kolase.
Kepekaan anak dalam menerima stimulus atau rangsangan dari luar yang harus diserap melalui panca indra setiap anak berbeda-beda. Ada yang kepekaannya tajam, ada yang tidak tajam. Pendidikan kesenian adalah salah satu yang dapat mengembangkan kepekaan. Melalui ketrampilan seni rupa pada anak usia dini diharapkan anak dapat menangkap rangsangan serta dapat dengan cepat dan terampil mengolahkan menjadi hasil seni rupa yang berupa kerajinan kolase yang bermanfaat sebagai sarana, proses untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya. Metode demonstarasi dan pemberian tugas serta dengan menggunakan media yang menarik dapat meningkatkan minat anak dalam kegiatan anak. Kertas yang digunakan yaitu kertas yang agak tebal yang tidak mudah sobek agar memudahkan anak dalam melaksanakan kegiatan kolase.
Kegiatan pra pengembangan merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum memulai kegiatan demonstrasi. Kegiatan pra pengembangan terdiri atas:
1.      Kegiatan penyiapan bahan dan alat yang akan digunakan untuk menunjukkan, mengerjakan, menjelaskan secara terpadu, dalam demonstrasi sesuai dengan tujuan dan tema yang sudah ditetapkan dan sesuai dengan urutan langkah-langkah demonstrasi yang sudah ditetapkan.
2.      Kegiatan penyiapan bahan dan alat untuk menirukan pekerjaan seperti yang dicontohkan guru dalam demonstrasi.
3.      Kegiatan penyiapan anak dalam mengikuti kegiatan demonstrasi dan diikuti peniruan anak.
4.      Guru menjelaskan sambil memperagakan cara membuat kolase tahap demi tahap sambil diikuti anak.
Rancangan metode demonstrasi diharapkan dapat:
a.       Meningkatkan kemampuan melihat dan mendengarkan secar cermat dan teliti sesuai dengan tujuan dan tema yang ditetapkan.
b.      Kemampuan menirukan suatu pekerjaan secara teliti, cermat dan tepat.
c.       Kemampuan imitasi atau identifikasi perilaku secara tepat.
Semua anak mempunyai bakat atau potensi, dan tidak sama antara anak yang satu dan yang lainnya. Untuk mencapai anak menjadi terampil dan kreatif, maka harus diarahkan oleh guru melalui pembinaan kreativitas  di antaranya adalah kegiatan kolase dengan metode demonstrasi dan pemberian tugas.


13
 
 

B.     Deskripsi Penelitian
Tahapan Operasional Pelaksanaan:
1.      Perencanaan
-          Merumuskan tujuan perbaikan pengembangan kolase dengan menggunakan kapas dan benang wol pada anak TK kelompok B
·         Membuat satuan kegiatan harian (SKH)
-          Mengadakan diskusi dengan teman sejawat tentang permasalahan kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan pembelajaran kolase dengan menggunakan kapas dan benang wol
-          Merencanakan pengelolaan kelas
-          Merencanakan langkah-langkah kegiatan perbaikan
-          Menyediakan alat dan bahan kolase dengan kapas dan benang wol yang akan digunakan untuk mendemonstrasikan
·         Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan anak untuk meniru contoh yang dilakukan guru.

2.      Pelaksanaan Tindakan
KOLASE
a.       Kemampuan yang diharapkan dicapai: dapat membuat kolase dengan berbagai media
b.      Tema              : Binatang
c.       Kegiatan        : Kolase
d.      Metode          : Demonstrasi dan pemberian tugas
e.      
14
 
Sarana/alat     :
kolase9.jpg
1.      Kertas buffalo yang telah diberi pola/gambar
2.      Kapas yang diambil sedikit demi sedikit
3.      Benang wol yang digunting kecil-kecil
4.      Lem
5.      Gunting
Langkah-langkah pelaksanaan demonstrasi dan pemberian tugas dalam kegiatan kolase:
-          Guru menyiapkan media/alat yang akan digunakan mendemonstrasikan kegiatan kolase yaitu kertas buffalo yang telah diberi pola/gambar untuk digunakan sebagai tempat menempel
-          Guru membagikan kapas dan benang wol kepada masing-masing anak yang akan digunakan untuk meniru contoh guru
-          Selanjutnya guru mendemonstrasikan cara membuat kolase dengan menempelkan kapas dan guntingan benang wol pada kertas tahap demi tahap dan siswa diminta untuk mengikutinya
-         
15
 
Guru mengawasi anak yang sedang melaksanakan kegiatan
-          Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan dalam membuat kolase  dengan kapas dan guntingan benang wol
-          Guru mengevaluasi hasil kegiatan anak
kolase8.jpg
Para siswa mengikuti langkah-langkah dalam pembuatan kolase
kolase7.jpg
kolase6.jpg
.




16
 
 

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian
Hasil dari metode demonstrasi dan pemberian tugas yang telah diterapkan pada proses pembelajaran kolase yaitu:
a.       Perhatian anak lebih dipusatkan pada guru
b.      Meningkatkan kemampuan kolase pada anak TK kelompok B
c.       Anak lebih mengerti dan paham cara membuat kolase yang benar
d.      Penggunaan media kertas yang berwarna cerah dan menarik menambah minat anak pada kegiatan kolase
e.       Kertas yang tidak mudah sobek memudahkan anak dalam mengerjakan tugas
f.       Koordinasi tangan anak lebih baik dan lebih terlatih
Dari perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan oleh guru pada pembuatan kolase dengan media kapas dan benang wol didapatkan hasil kolase denag media kapas dan benang wol adalah sebagai berikut:
17
 
 

Angsa
Contoh kolase yang dibuat oleh guru
Kolase hasil karya siswa yang paling rapi, Amel

B.     Dampak Penelitian
a.       Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda / peristiwa yang akan dipertunjukkan karena jumlah anak yang banyak dalam satu kelas atau alat yang terlalu kecil sehingga metode demonstrasi  hanya efektif untuk sistem kelompok dan kurang efektif apabila menggunakan sistem klasikal.
b.     
18
 
Tidak semua benda/peristiwa dapat didemonstrasikan
c.       Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan
d.      Apabila tidak dilanjutkan dengan pemberian tugas ada kemungkinan anak akan lupa dan materi belajar tidak akan bermakna karena tidak menjadikan pengalaman belajar bagi anak
C.    Kendala Penelitian
a.       Membutuhkan waktu yang lama
b.      Media harus besar agar dapat terlihat anak lebih jelas
c.       Membutuhkan guru yang profesional
d.      Membutuhkan kesabaran dan ketelatenan
e.       Anak yang tidak sabar ingin cepat menyelesaikan kegiatan sehingga demonstrasi kurang maksimal
D.    Faktor-faktor Pendukung
Untuk keberhasilan dalam menerapkan metode demonstrasi perlu faktor pendukung agar metode yang digunakan dapat terlaksana dengan baik. Faktor pendukung itu antara lain:
a.       Seorang guru yang profesional dan menguasai materi pembelajaran
b.      Media yang berwarna cerah dan berwarna-warni sehingga anak merasa senang
c.       Media yang digunakan untuk demonstrasi harus besar
E.     Alternatif Pengembangan
19
 
Kegiatan kolase merupakan bagian dari pengembangan seni yaitu indikator kolase dengan berbagai media. Alternatif pengembangan kolase selain meningkatkan ketrampilan anak juga dapat melatih emosi anak agar lebih sabar dalam melakukan suatu kegiatan. Dapat juga dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak suatu kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan kolase dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan daya pikir anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, dan berpikir.

F.     Pembahasan
Salah satu bentuk satuan pendidikan prasekolah di jalur pendidikan sekolah adalah Taman Kanak-kanak. Eksistensi dan esensi lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak ini dalam kerangka pembangunan Pendidikan Nasional secara resmi diakui dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 27 tahun 1990. Menurut PP No. 27 tahun 1990, "Penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak dimaksudkan untuk membantu meletakkan dasar kea rah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.”
20
 
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini mampu meningkatkan kemampuan anak dalam membuat kolase dengan berbagai media. Adanya pembelajaran ini, anak dapat melatih kemampuan motorik halus anak dan mengembangkan kreativitas anak. Selain itu, guru pun dapat mengetahui apakah anak sudah mampu untuk membuat kolase, dan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi kolase dengan berbagai media. Tindakan ini hanya dilakukan dalam satu hari, karena tujuan yang diinginkan telah tercapai dan kemampuan anak mengalami peningkatan.



BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam proses pembelajaran interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa. Dalam interaksi tersebut guru berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada pengembangan seni dan fisik motorik halus kegiatan kolase dengan berbagai media melalui metode demonstrasi dan pemberian tugas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Dengan metode yang tepat dapat memudahkan anak untuk memahami pembelajaran kolase dengan baik
2.      Dengan pemilihan alat peraga yang tepat, membantu anak pada saat pembelajaran
3.      Kemampuan pembuatan kolase anak-anak TK kelompok B sudah cukup optimal / baik sesuai dengan yang diharapkan.
B.     Saran dan Tindak lanjut
Berdasarkan hasil kesimpulan, ada beberapa hal yang sebaiknya diterapkan oleh guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya, khususnya dalam pengembangan seni dan fisik motorik anak kolase dengan berbagai media. Adapun saran-saran penulis sebagai berikut:
1.     
21
 
Gunakanlah alat peraga yang tepat dan menarik sesuai dengan materi kegiatan sehingga pembelajaran dapat menghasilkan hasil belajar yang optimal
2.      Dalam memberikan tugas pada anak terlebih dahulu guru harus memperkenalkan media yang akan digunakan, dan gunakanlah media yang menarik bagi anak sehingga anak antusias terhadap kegiatan yang akan dilakukan. Dengan demikian akan membantu kemampuan anak dalam membuat kolase agar lebih meningkat.
3.      Lihatlah emosi dan perasaan anak, jangan biarkan anak berebut, tapi untuk mencoba bersama. Buatlah kelompok kecil agar anak maksimal dapat mencoba semua secara bergantian dengan teratur.
4.      Fasilitas dalam pembelajaran sangat diperlukan guna memotivasi anak dalam menumbuhkan kemampuan kolase anak.
5.      Pemberian nilai itu sangat penting, di samping sebagai hadiah, juga dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan belajar serta sebagai laporan untuk orang tua di rumah.
6.      Segala sesuatu yang diperoleh selama kegiatan PTK yang sekiranya dapat meningkatkan kemampuan anak, sebaiknya disampaikan kepada teman-teman sejawat atau Kelompok Kerja Guru (KKG). Sehingga teman yang lain mendapatkan masukan terhadap strategi mengajarnya.
C.    Rekomendasi Operasional
Penerapan metode demonstrasi dalam kegiatan kolase perlu direncanakan lebih dulu agar dapat mencapai tujuan dan dapat berjalan dengan baik. Dalam satu rancangan pembelajaran bermetode demonstrasi dan pemberian tugas dapat dikembangkan satu atau beberapa aspek perkembangan sekaligus, misalnya kognitif, bahasa dan seni. Karena pada dasarnya pengembangan dasar dan perilaku dengan metode demonstrasi bersifat integral dan tidak parsial.
22
 
Itulah beberapa kesimpulan, saran dan rekomendasi opersional yang dapat penulis sampaikan, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri pada khususnya, dan bagi rekan-rekan guru seprofesi pada umumnya.




DAFTAR PUSTAKA


23
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda