JUDUL
PENINGKATAN
KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK
MELALUI
METODE BERCERITA
DENGAN
MEMBACAKAN BUKU CERITA ANAK
KELOMPOK
B DI TK ISLAM MIFTAHUL ULUM GUMAYUN
SEMESTER
II TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh : FUTICHA TURISQOH, S. PdI
TK ISLAM MIFTAHUL ULUM GUMAYUN
UPTD DIKPORA KECAMATAN DUKUHWARU
KABUPATEN TEGAL
JAWA TENGAH
TAHUN 2012
PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PENINGKATAN
KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEMBACAKAN BUKU
CERITA ANAK KELOMPOK B DI TK ISLAM MIFTAHUL ULUM GUMAYUN SEMESTER
II TAHUN PELAJARAN 2011/2012” telah disahkan dalam penyeleksian Guru
Berprestasi Tingkat Kecamatan Dukuhwaru di UPTD Dikpora Kecamatan Dukuhwaru
pada hari Senin, tanggal 21 Mei 2012 M.
Karya Tulis ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi seleksi Guru Berprestasi tahun 2012.
Gumayun,
29 Mei 2012
Oleh:
Kepala TK Penulis
Dra. SITI CHAFIDZOH FUTICHA
TURISQOH, S. PdI
Kepala UPTD DIKPORA Kepala
UPTD DIKPORA
Kab. tegal Kec.
Dukuhwaru
Drs.
EDY PRAMONO TAUFIK
HIDAYAT, S. Pd, M. Pd NIP.
19580125 199003 1 002 NIP. 19611016
198201 1 003
KATA PENGANTAR
Puji syukur, alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Sholawat serta salam
terjunjung kepada Nabi Besar Muhammad saw. Penulis sangat bersyukur karena
dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
Karya tulis ini disusun guna memenuhi
Lomba Guru Berprestasi 2012. Penulis menyadari tanpa bantuan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak tidak dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan
baik. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan rasa hormat penulis mengucapkan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1.
Drs. Edy Pramono, Kepala UPTD Dikpora Kab. Tegal
2.
Taufik Hidayat, S. Pd, Kepala UPTD Dikpora Kec.
Dukuhwaru
3.
Setyaningsih, S. Pd, Pengawas TK/SD/SDLB Kec. Dukuhwaru
4.
Sutrisno, S. Pd, Pengawas TK/SD/SDLB Kec. Dukuhwaru
5.
Sri Murni, S. Pd. M. Pd, Sie Lomba Guru Berprestasi
2012
6.
Dra. Siti Chafidzoh, Kepala TK Islam Miftahul Ulum
Gumayun yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penyusun dalam membantu pembuatan karya tulis ini.
7.
Keluarga dan rekan kerja serta pihak-pihak yang telah
ikut mendukung penyusun dalam penyusunan karya tulis ini.
8.
Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan yang telah
diperbuat Bapak/Ibu/Saudara. Amin. Kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan karya
tulis ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyusun.
9.
Akhirnya penyusun berharap semoga karya tulis ini dapat
memberikan sumbangsih terhadap dunia pendidikan dan bermanfaat bagi penyusun
khususnya serta pembaca pada umumnya.
Gumayun,
29 Mei 2012
Penulis
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
PENGESAHAN……………………………………………………… ……… ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… iv
ABSTRAK…………………………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
- Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1
- Identifikasi Masalah………………………………………………….. 2
- Analisis Masalah……………………………………………………… 2
- Rumusan Masalah……………………………………………………. 3
- Tujuan Penelitian…………………………………………….............. 3
- Manfaat Penelitian…………………………………………………… 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………….............. 4
- Pengertian Berbahasa………………………………………………… 4
- Tujuan Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak…………. 4
- Karakteristik Perkembangan Berbahasa Anak Prasekolah…………… 5
- Empat Keterampilan Berbahasa……………………………………… 6
- Mendengar, Berbicara, dan Awal Membaca
dalam Pengembangan Berbahasa……………………………………. 9
- Hipotesis…………………………………………………………....... 10
BAB III METODE DAN PELAKSANAAN
PENELITIAN…….................. 11
- Metode Penelitian……………………………………………………. 11
- Deskripsi Penelitian………………………………………………….. 14
1. Perencanaan……………………………………………………….`14
2. Pelaksanaan
Penelitian…………………………………………… 15
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN…………………… 21
- Hasil Penelitian……………………………………………………… 21
- Dampak Penelitian………………………………………………….. 21
- Kendala Penelitian………………………………………………….. 22
- Faktor-faktor Pendukung…………………………………………… 22
- Alternatif Pengembangan…………………………………………… 23
- Pembahasan…………………………………………………………. 23
BAB V PENUTUP…………………………………………………………. 25
- Kesimpulan………………………………………………………….. 25
- Saran dan Tindak Lanjut……………………………………………. 25
- Rekomendasi Operasional…………………………………………… 26
|
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 27
ABSTRAK
PENINGKATAN
KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEMBACAKAN BUKU CERITA
ANAK KELOMPOK B DI TK ISLAM MIFTAHUL ULUM GUMAYUN TAHUN AJARAN 2011/2012
Futicha
Turisqoh, S. PdI, Guru Kelas B TK Islam Miftahul Ulum Gumayun
Penelitian
ini bertujuan : Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak khususnya pada
kemampuan menyimak, menceritakan kembali, tanya/jawab dan memahami kosa kata
dengan metode bercerita dengan membacakan buku cerita anak di TK Islam Miftahul
Ulum Gumayun tahun pelajaran 2011/2012 .
Subyek
penelitian ini adalah guru dan anak pada anak kelompok B TK Islam Miftahul Ulum
Gumayun yang berjumlah 21 anak yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 15 anak
perempuan.
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan subjek dan
dokumentasi. Dari hasil analisi Bab IV disimpulkan bahwa “Metode bercerita
dengan membacakan buku cerita anak dapat
meningkatkan kemampuan berbahasa anak pada anak kelompok B di TK Islam Miftahul
Ulum Gumayun tahun pelajaran 2011/2012. Rancangan penelitian tindakan kelas
(Class/Room Action) berbentuk siklus-siklus seolah-olah merupakan proses daur
ulang, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi.
Dari
siklus-siklus kegiatan yang telah dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut
: Siklus I prosentasi siswa yang dapat menyimak, menceritakan kembali, tanya
jawab dan menguasai kosa kata sebanyak 13 anak (64.71%), pada siklus II
disajikan dengan membacakan buku cerita anak dengan cerita yang lebih menarik,
diselingi beberapa lagu yang ada dalam cerita dan prosentase keberhasilan
menjadi 18 anak (84.50%), sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini telah
berhasil.
|
Kata kunci: Metode
bercerita dengan membacakan buku cerita anak
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perkembangan merupakan suatu perubahan
yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak
antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki
tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan berbicara dan menulis
merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti.
Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo. Menurut
pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat
menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis.
Seorang bayi dari hari ke hari akan
mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak
tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang
membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu perkembangannya ibu dapat membantu
memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak.
|
Sejalan dengan
perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang bertalian dengan
proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan
orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal
dan bersahabat dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan
antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk
komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat,
bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah
bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan
paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut
selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orangtua sebaiknya
selalu memperhatikan perkembangan tersebut, sebab pada masa ini, sangat
menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang
baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan scbagainya.
Mengacu pada persoalan tersebut dan dalam
rangka menghadapi era globalisasi, program pendidikan harus mampu memberikan
bekal kepada peserta didik untuk memiliki daya saing yang tinggi dan tangguh,
sehingga dapat menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi di berbagai bidang
kehidupan di masyarakat, terutama kemampuan membaca.
Sebelum melaksanakan penelitian, penggunaan
metode maupun model pembelajarannya kurang menarik, sehingga proses
pembelajaran yang terjadi mengalami ketidakberhasilan dengan hasil belajar yang
dicapai oleh siswa kurang maksimal, anak cenderung bermain sendiri dan tidak
memperhatikan. Karena itu penulis ingin menemukan jalan keluarnya dengan cara
melaksanakan penelitian agar dapat diidentifikasikan permasalahan yang
melatarbelakangi tidak berhasilnya proses kegiatan belajar tersebut.
|
B.
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang tersebut, dalam
makalah ini penulis dapat merumuskannya menjadi beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Proses
pembelajaran tidak berjalan lancar, anak-anak sibuk bermain sendiri-sendiri,
sehingga situasinya tidak kondusif.
2. Anak-anak
kurang tertarik dengan pembelajaran yang disajikan oleh guru.
3. Keterlambatan
dalam perkembangan berbahasa pada anak.
C.
Analisis Masalah
Dari
identifikasi masalah di atas, masalah yang akan dipecahkan adalah kemampuan sebagian
anak dalam berbahasa kurang berkembang/meningkat.
Masalah
kurangnya hasil belajar anak pada indikator tersebut disebabkan karena metode
pembelajaran yang digunakan kurang tepat dan media yang digunakan kurang
menarik. Masalah tersebut akan dicoba dipecahkan melalui penggunaan media buku
cerita anak dengan metode bercerita.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
analisis di atas, Rumusan Masalah yang ada adalah "Apakah dengan metode bercerita
serta penggunaan media buku cerita anak dapat meningkatkan kemampuan berbahasa
anak di TK Islam Miftahul Ulum Gumayun Kelompok B?”.
E.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Meningkatkan
kemampuan berbahasa anak usia dini di TK Islam Miftahul Ulum Gumayun melalui
metode bercerita dengan menggunakan buku cerita anak.
2.
|
Meningkatkan keberanian anak dalam mengungkapkan kata-kata.
3. Meningkatkan
minat anak untuk membaca buku cerita, mengamati dan menyimak
F.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi anak
Meningkatkan hasil belajar
anak pada kegiatan bercerita dengan media buku cerita anak.
2. Manfaat bagi guru
a. Meningkatkan
kemampuan Guru sebagai fasilitator dan motivator
b. Memberi
gambaran pada Guru tentang cara pembelajaran metode bercerita yang disukai anak
3. Manfaat bagi sekolah
Meningkatkan kualitas/mutu TK
yang bersangkutan, sehingga diminati oleh para orangtua peserta didik dan
masyarakat sekitarnya untuk memasukkan putra-putrinya ke sekolah tersebut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Berbahasa
Menurut
kamus artikata.com, definisi “berbahasa” yaitu menggunakan bahasa. Bahasa artinya:
kata yang digunakan untuk menghubungkan bagian
ujaran, dan berbahasa adalah proses penyampaian kata-kata.
Bahasa
merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai
keinginan maupun kebutuhannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa yang
baik pada umumnya memiliki kemampuan yang baik pula pada pengungkapan pemikiran
dan perasaan serta tindakan untuk aktif dengan lingkungannya. Kemampuan
berbahasa ini tidak selalu didominasi oleh kemampuan membaca saja, tetapi juga
terdapat sub potensi lainnya yang memiliki pemahaman yang lebih besar seperti
penguasaan kosa kata, pemahaman (mendengarkan, menyimak) dan kemampuan berkomunikasi.
B.
Tujuan
Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak
|
Masa perkembangan bicara dan bahasa yang paling intensif pada
manusia terletak pada masa usia dini, tepatnya pada tiga tahun dari hidupnya,
yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang dalam proses mencapai
kematangan (Siti Aisyah et el, 2007: 6). Masa usia dini
merupakan masa keemasan (golden age) di sepanjang rentang usia
perkembangan manusia. Montessori (Sujiono, 2009: 54) menyatakan bahwa masa
tersebut merupakan periode sensitif (sensitive period), di mana anak secara
khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya.
Berdasarkan
fakta sebagaimana dikemukakan oleh para ahli di atas maka harus ada lingkungan
yang kondusif, yang mengupayakan pengembangan berbahasa anak, termasuk anak
usia pra sekolah secara intensif. Pengembangan kemampuan berbahasa
anak (Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2007: 3) dilakukan dengan tujuan sebagai
berikut:
1. Agar
anak dapat mengolah kata secara komprehensif
2. Agar
anak dapat mengekspresikan kata-kata dalam bahasa tubuh yang dapat dipahami
oleh orang lain.
3. Agar
anak mengerti setiap kata yang didengar dan diucapkan, mengartikan dan
menyampaikan secara utuh kepada orang lain.
4. Agar
anak dapat berargumentasi, meyakinkan orang melalui kata-kata yang diucapkannya.
C.
Karakteristik
Perkembangan Berbahasa Anak Prasekolah
Karakteristik
perkembangan kemampuan berbahasa anak TK atau anak usia prasekolah menurut
Allen dan Marot (2010: 132 – 133) adalah sebagai berikut:
1. Berbicara
tentang benda, kejadian, dan seseorang yang tak ada di sekitarnya : “Rudi punya
mobil-mobilan”
2. Berbicara
tentang apa yang dilakukan orang lain: “Mama sedang memasak di dapur’
3. Menambah
informasi mengenai apa yang baru dikatakan: “Iya, lalu ia rebut lagi mainanku”
4.
|
Menjawab pertanyaan sederhana dengan tepat
5. Semakin
banyak mengajukan pertanyaan, terutama tentang lokasi dan identitas benda atau
orang
6. Menggunakan
bentuk percakapan yang semakin banyak yang membuat percakapan terus berlanjut:
“Lalu apa yang ia lakkan? “Bagaimana dia bias bersembunyi?”
7. Menarik
perhatian orang terhadap dirinya, benda, atau kejadian di sekitarnya: “Lihat,
helikopterku datang”
8. Menyuruh
orang lain melakukan sesuatu terlebih dahulu: “Ayo melompat ke dalam air. Kamu
dulu.”
9. Bisa
melakukan interaksi sosial yang menjadi kebiasaan: “Hai,” “Tolong”
10. Berkomentar
terhadap benda dan kejadian yang sedang berlangsung: “Ada kambing”
11. Kosakatanya
meningkat, anak sudah mampu menggunakan 300 sampai 1000 kata
12. Mengucapkan
sajak sederhana dan menyanyikan lagu
13. Mengucapkan
perkataan yang jelas hamper setiap waktu
14. Mengucapkan
frasa kata benda yang dikembangkan: “Anjing besar berwarna coklat”
15. Mengucapkan
kata kerja dengan kata “sedang”, menggunakan pengulangan kata untuk bentuk
jamak
16. Mengungkpkan
kalimat negatif dengan menyelipkan kata “bukan” atau “tidak” sebelum kata benda
atau kata kerja sederhana: “Bukan bajuku”
17.
|
Menjawab pertanyaan mengenai benda atau kejadian yang dikenal
anak: “Apa yang sedang kamu lakukan?” “Apa ini” dan “Di mana?”
D.
Empat
Keterampilan Berbahasa
Perkembangan kemampuan
berbahasa anak merupakan suatu proses yang secara berturut-turut dimulai dari
mendengar, selanjutnya, berbicara, membaca dan menulis. Adapun perkembangan
dari setiap kemampuan pada anak usia TK (4 – 6 tahun) adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan
Mendengar
Kemampuan
mendengar anak-anak harus dikembangkan karena berkenaan dengan upaya memahami
lingkungan mereka. Agar mereka belajar untuk mengembangkan kemampuan tersebut,
mereka harus menerima masukan informasi dan mengolahnya. Menurut Cassel dan Jalongo
(Seefeldt dan Wasik 2008: 353), mendengarkan dan memahami informasi adalah
langkah inti dalam memperoleh pengetahuan.
Anak usia
TK mengembangan kemampuan mengingat untuk sesuatu yang
didengar. Anak mungkin tidak selalu menjadi pendengar yang baik. Hal
itu bisa terjadi karena sebagian besar waktu yang dimiliki dipergunakan untuk
kegiatan bermain sehingga dirinya tidak sungguh-sungguh dalam mendengar
sesuatu, misalnya apa yang disampaikan oleh orang tuanya. Pada umumnya anak
mendengarkan cerita yang panjang, dengan alur yang menarik dan dalam cerita
tersebut terdapat tokoh dengan bermacam-macam karakter.
Stimulus seperti itu berguna untuk membangkitkan daya imajinasi anak.
2. Perkembangan
Berbicara
|
Untuk belajar bahasa, menurut Dickinson dan Snow (Seefeldt dan
Wasik 2008: 354), anak-anak memerlukan kesempatan untuk bicara dan
didengarkan. Pengalaman menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat pembicaraan
dengan anggota keluarga merupakan pengalaman yang sangat berharga karena anak
dapat belajar bahwa situasi yang mereka hadapi menjadi factor yang
dipertimbangkan dalam berbicara.
Pada usia 4 – 6
tahun anak sudah mulai mampu berperan serta dalam percakapan yang panjang.
Sebagain dari anak-anak ada yang bisa mendominasi pembicaraan. Pada usia ini
anak belajar menjadi pengguna bahasa yang kreatif. Anak dapat membuat atau
menamakan sesuatu dengan bahasanya sendiri, khususnya untuk hewan atau mainan
kesayangannya.
3. Perkembangan
Membaca
Pembelajaran
membaca secara formal belum dilaksanakan pada pendidikan di Taman Kanak-kanak.
Apa yang dilakukan di lembaga pendidikan tersebut adalah pengembangan
keterampilan agar anak siap untuk belajar membaca. Gambar-gambar binatang yang
ditempel di dinding kelas yang disertai tulisan yang menerangkan tentang
binatang apa merupakan stimulus untuk perkembangan kemampuan membaca.
Anak semakin
mengenal kata yang sering dia dengar dan mengenal tulisan untuk kata itu,
misalnya kata toko, tv dst. Setiap saat anak melihat huruf dan rangkaian huruf
yang kemudian menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana mengucapkannya.
4. Perkembangan
Menulis
|
. Sama halnya dengan membaca formal, pembelajaran menulis
formal tidak dilaksanakan di TK. Yang dilakukan di TK berkenaan dengan
kemampuan menulis adalah pengembangan kemampuan agar anak siap untuk belajar
menulis. Dan untuk itulah maka upaya pengembangan motorik halus dilakukan
secara intensif. Perkembangan anak pada motorik halusnya yang semakin meningkat
membuat anak mampu menggambar garis lurus, garis tegak, garis
lengkung, lingkaran dan sebainya, yang merupakan dasar untuk menggembangkan
kemampuan menulis.
.
E. Mendengar, Berbicara, dan Awal Membaca
dalam Pengembangan Berbahasa
Direktorat Pembinaan TK dan SD (2007: 3 – 4)
memberikan pedoman berkenaan dengan upaya pengembangan berbahasa pada anak TK
berupa penakanan pada kemampuan mendengar, berbicara, dan awal membaca:
1.
Kemampuan Mendengar dan Berbicara
2.
Kemampuan Awal Membaca
Pengembangan kemampuan mendengar dan
berbicara dilakukan agar anak dapat:
a. mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan
merespon dengan tepat
b. berbicara penuh percaya diri
c. menggunakan bahasa untuk mendapatkan
informasi dan untuk komunikasi yang efektif dan interaksi social dengan orang
lain
d. menikmati buku, cerita dan irama
e. mengembangkan kesadaran bunyi
|
Sehubungan dengan tujuan tersebut maka perilaku yang dapat
dilakukan anak adalah menurut Direktorat Pembinaan TK dan SD (2007: 4) adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan kontak mata ketika mendengar
atau mulai berbicara
b. Memberi perhatian ketika mendengarkan
sebuah cerita
c. Merespon sumber bunyi atau suara
d. Menggunakan kata-kata yang sopan ketika
berbicara dengan orang lain
e. Menyampaikan pesan sederhana dengan akurat
f. Membuat permintaan sederhana
g. Merespon ketika diajak berbicara atau ditanya
h. Memulai pembicaraan dengan teman sebaya
dan orang dewasa
i. Berkomunikasi secara efektif dalam situasi
tertentu
j. Menggunakan bahasa untuk menjelaskan
tujuan sederhana
k. Berbicara tentang pengalaman pribadi,
perasaan, dan ide
l. Berpartisipasi dalam cerita, lagu, dan
irama
m. Berpartisipasi dalam dramatisasi dari
cerita yang terkenal
n. Menceritakan kembali cerita dan peristiwa
tertentu secara sederhana
o. Membuat cerita sendiri dan memerankannya
p. Menggabungkan suara dengan pola irama
tertentu
F.
Hipotesis
Hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut : Melalui penggunaan media buku cerita anak dengan
metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak TK Islam Miftahul
Ulum Gumayun pada Kelompok B.
|
BAB III
METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Metode
Penelitian
Pendidik yang kurang menguasai materi akan
sulit mengajarkan pembelajaran bahasa. Pendidik harus bisa mencari metode yang
tepat yang akan digunakan pada proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran bahasa
memerlukan kesabaran, keterampilan berbicara, kreatif dan santun. Jadi seorang
pendidik harus kreatif dalam proses pembelajaran agar anak dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik. Metode bercerita adalah metode yang dapat digunakan
dalam pembelajaran bahasa karena pendidik tidak cukup hanya menjelaskan secara
lisan saja, tetapi anak TK lebih mudah mempelajarinya dengan cara menyimak dan
mendengarkan isi cerita kemudian ikut bercerita
seperti yang dilakukan oleh gurunya. Dengan metode bercerita ini guru
dapat memasukkan unsur-unsur edukatif guna membiasakan anak berperilaku baik
seperti tokoh dalam cerita, memunculkan ide berupa pertanyaan, pendapat, dan
komentar anak, sehingga dapat diketahui kecerdasan anak dalam
berbicara/berbahasa.
|
Bagi anak kecil,
mempelajari literasi tidak cukup hanya dengan melihat tulisan-tulisan atau
mendengarkan orang berbicara di sekelilingnya. Mereka perlu mendengarkan dan
mempraktekkan apa yang didengar dan diketahui, yaitu bagaimana orang dewasa
berperilaku dan berbahasa yang baik. Mereka juga perlu melihat benda-benda dan
bagaimana orang dewasa menyebut benda-benda tersebut yang kesemuanya dapat
dilihat pada buku cerita yang dibacakan..
Tugas guru adalah memberikan rangsangan dan
latihan berbicara di setiap kegiatan bercerita, melibatkan anak dalam setiap kegiatan.
Sepanjang jam pelajaran guru berbicara kepada anak dalam kegiatan pembelajaran
sebenarnya sudah merupakan metode yang baik asalkan diikuti oleh perilaku atau
penunjukkan benda-benda, dengan demikian anak-anak dapat mengamati dan pada
akhirnya akan memahami hubungan bahasa dengan perilaku dan benda-benda yang
mereka lihat.
Karena anak mempunyai sikap yang senang meniru
maka metode bercerita adalah metode yang tepat untuk anak. Dengan metode bercerita
anak dapat langsung meniru apa yang diceritakan guru melalui buku cerita,
dengan bimbingan guru. Bimbingan guru yang sabar dan kreatif sangat membantu
siswa dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak terutama pada kegiatan bercerita.
|
Kepekaan anak dalam
menerima stimulus atau rangsangan dari luar yang harus diserap melalui panca
indra setiap anak berbeda-beda. Ada yang kepekaannya tajam, ada yang tidak
tajam. Pendidikan bahasa adalah salah satu yang dapat mengembangkan kepekaan.
Melalui ketrampilan berbahasa pada anak usia dini diharapkan anak dapat
menangkap rangsangan serta dapat dengan cepat dan terampil mengolah cerita yang
bermanfaat sebagai sarana, proses untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan
pada umumnya. Metode bercerita dengan menggunakan media yang menarik dapat
meningkatkan minat anak dalam kegiatan anak. Media yang digunakan yaitu buku
cerita anak dengan gambar cover dan isi cerita yang menarik dan penuh warna
agar menyenangkan anak dalam melaksanakan kegiatan bercerita.
Kegiatan pra pengembangan merupakan persiapan
yang harus dilakukan guru sebelum memulai kegiatan bercerita. Kegiatan pra
pengembangan terdiri atas:
1.
Kegiatan
penyiapan bahan cerita yang akan digunakan untuk bercerita sesuai dengan tujuan
dan tema yang sudah ditetapkan dan sesuai dengan urutan langkah-langkah bercerita
yang sudah ditetapkan.
2.
Kegiatan
penyiapan buku cerita untuk merangsang anak berbicara dan berimajinasi
3.
Kegiatan
penyiapan anak dalam mengikuti kegiatan bercerita dan diikuti peniruan anak.
4.
Guru bercerita
sambil memperagakan cara bercerita yang baik dan menarik layaknya pendongeng
profesional
Rancangan metode bercerita
diharapkan anak dapat:
a.
mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan merespon
dengan tepat.
b.
berbicara penuh percaya diri.
c.
menggunakan bahasa untuk mendapatkan informasi
dan untuk komunikasi yang efektif dan interaksi social dengan orang lain.
d.
menikmati buku, cerita dan irama
e.
|
mengembangkan kesadaran bunyi
Sehubungan dengan tujuan tersebut maka
perilaku yang dapat dilakukan anak adalah menurut Direktorat Pembinaan TK dan
SD (2007: 4) adalah sebagai berikut:
a.
Melakukan kontak mata ketika mendengar atau
mulai berbicara
b.
Memberi perhatian ketika mendengarkan sebuah
cerita
c.
Merespon sumber bunyi atau suara
d.
Menggunakan kata-kata yang sopan ketika
berbicara dengan orang lain
e.
Menyampaikan pesan sederhana dengan akurat
f.
Membuat permintaan sederhana
g.
Merespon ketika diajak berbicara atau ditanya
h.
Memulai pembicaraan dengan teman sebaya dan
orang dewasa
i.
Berkomunikasi secara efektif dalam situasi
tertentu
j.
Menggunakan bahasa untuk menjelaskan tujuan
sederhana
k.
Berbicara tentang pengalaman pribadi, perasaan,
dan ide
l.
Berpartisipasi dalam cerita, lagu, dan irama
m.
Berpartisipasi dalam dramatisasi dari cerita
yang terkenal
n.
Menceritakan kembali cerita dan peristiwa
tertentu secara sederhana
o.
Membuat cerita sendiri dan memerankannya
p.
Menggabungkan suara dengan pola irama tertentu
B.
Deskripsi
Penelitian
Tahapan Operasional Pelaksanaan:
1.
|
Perencanaan
-
Merumuskan
tujuan perbaikan pengembangan bahasa dengan menggunakan media buku cerita pada
anak TK Islam Miftahul Ulum Gumayun kelompok B
·
Membuat
satuan kegiatan harian (SKH)
-
Mengadakan
diskusi dengan teman sejawat tentang permasalahan kemampuan berbahasa anak
dalam kegiatan pembelajaran bahasa dengan menggunakan buku cerita
-
Merencanakan
pengelolaan kelas
-
Merencanakan
langkah-langkah kegiatan perbaikan
-
Menyediakan
alat dan bahan cerita dengan buku cerita yang akan digunakan untuk bercerita
·
Menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan kepada anak seputar isi cerita dan hikmah yang terkandung
dalam isi cerita.
2.
Pelaksanaan
Tindakan
BERCERITA
a. Kemampuan yang diharapkan dicapai: anak mampu
berbicara, bercerita, dan berbahasa yang baik dan benar, yang pada akhirnya
mampu membentuk kepribadian anak.
b. Tema :
Rekreasi
c. Kegiatan :
Bahasa
d. Metode :
Bercerita dengan membacakan buku cerita
e.
|
Sarana/alat : Buku-buku cerita anak
Buku Cerita Anak Karya Dian Kristina
Buku Cerita Anak Karya Endang Firdaus
|
Buku Cerita Dongeng Karya Sri Wahyuti
Buku Cerita Dongeng Karya Uda Agus
|
Langkah-langkah
pelaksanaan membacakan buku cerita dalam kegiatan bercerita:
-
Guru
menyiapkan media/alat yang akan digunakan untuk bercerita yaitu buku cerita
anak dengan gambar yang menarik
-
Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan
-
Guru mengatur posisi
tempat duduk anak sesuai yang direncanakan
-
Guru mengawasi
anak yang sedang melaksanakan kegiatan
-
Buku dipegang oleh guru di
tangan kiri dan posisi buku diatur sedemikian rupa, sehingga gambar dan tulisan
dapat dilihat dengan jelas oleh anak
-
|
Guru merangsang anak untuk mendengarkan
cerita
-
Sebagai pendahuluan,
guru memperlihatkan gambar yang ada pada sampul sambil menyebutkan judul cerita
dan membicarakan isi gambar
-
Guru membacakan
cerita setiap halaman dengan intonasi suara, irama yang menarik dan ucapan yang
jelas.
-
Setelah membacakan
cerita, guru memberi kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali isi
cerita secara bergantian
|
-
Guru memberikan
pujian kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang
belum bisa
Para siswa menyimak dan mendengarkan isi cerita
dengan baik
|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Hasil
dari metode bercerita dengan menggunakan buku cerita anak yang diterapkan pada
proses pembelajaran bahasa yaitu:
a. Perhatian anak lebih dipusatkan pada guru
b. Meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak TK
Islam Miftahul Ulum Gumayun kelompok B
c. Anak lebih mengerti dan paham cara bercerita
yang baik dan benar
d. Penggunaan media buku cerita yang berwarna
cerah dan menarik menambah minat anak pada kegiatan bahasa
e. Penyampaian cerita yang mendidik akan memudahkan anak dalam meniru berbuat baik
f. Koordinasi otak kanan dan otak kiri anak
lebih baik dan lebih terlatih
Dari
perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan oleh guru pada kegiatan
bercerita dengan media buku cerita anak didapatkan hasil: anak mampu berbahasa
dengan baik dan benar.
|
B.
Dampak Penelitian
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan
jelas gambar/benda/peristiwa yang akan dipertunjukkan karena jumlah anak yang
banyak dalam satu kelas atau tulisan yang terlalu kecil sehingga metode bercerita hanya efektif untuk sistem kelompok dan
kurang efektif apabila menggunakan sistem klasikal.
b. Tidak semua buku cerita dapat dibacakan,
dilihat dari isi cerita yang kurang mendidik
c. Sukar dimengerti apabila dibacakan oleh guru
yang kurang menguasai isi cerita atau dengan suara yang kurang jelas
d. Apabila tidak dilanjutkan dengan dialog ada
kemungkinan anak akan lupa dan materi cerita tidak akan bermakna karena tidak
menjadikan pengalaman belajar bagi anak dari setiap cerita yang disampaikan.
C.
Kendala Penelitian
a. Membutuhkan waktu yang lama
b. Media harus besar agar dapat terlihat anak
lebih jelas
c. Membutuhkan guru yang profesional
d. Membutuhkan kesabaran dan ketelatenan
e. Anak yang tidak sabar ingin cepat
menyelesaikan kegiatan sehingga bercerita kurang maksimal
D.
Faktor-faktor Pendukung
Untuk keberhasilan dalam menerapkan metode bercerita
perlu faktor pendukung agar metode yang digunakan dapat terlaksana dengan baik.
Faktor pendukung itu antara lain:
a.
|
Seorang guru yang
profesional dan menguasai materi pembelajaran
b.
Media
yang berwarna cerah dan berwarna-warni sehingga anak merasa senang
c.
Media
yang digunakan untuk bercerita harus dengan tulisan yang bias dibaca anak dan dengan
gambar yang menarik bagi siswa
E.
Alternatif Pengembangan
Kegiatan bercerita dengan membacakan buku
cerita anak merupakan bagian dari pengembangan bahasa yaitu indikator bercerita
dengan berbagai media. Alternatif pengembangan bahasa selain meningkatkan
ketrampilan bahasa anak juga dapat melatih emosi anak agar lebih sabar dalam
melakukan suatu kegiatan. Dapat juga dipergunakan untuk memberikan ilustrasi
dalam menjelaskan informasi kepada anak suatu kegiatan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan bercerita dengan metode bercerita dengan membacakan buku cerita anak dapat meningkatkan daya pikir anak dalam
meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, dan berpikir.
F.
Pembahasan
|
Salah satu bentuk satuan pendidikan prasekolah di jalur
pendidikan sekolah adalah Taman Kanak-kanak. Eksistensi dan esensi lembaga
pendidikan Taman Kanak-kanak ini dalam kerangka pembangunan Pendidikan Nasional
secara resmi diakui dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 27 tahun 1990. Menurut
PP No. 27 tahun 1990, "Penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak
dimaksudkan untuk membantu meletakkan dasar kea rah perkembangan sikap,
perilaku, pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak
didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta untuk pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya.”
Pelaksanaan
tindakan dalam penelitian ini mampu meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa
dengan media buku cerita. Adanya pembelajaran ini, anak dapat melatih kemampuan
bahasa anak dan mengembangkan kreativitas anak. Selain itu, guru pun dapat
mengetahui apakah anak sudah mampu untuk berlatih bercerita, dan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi cerita dengan media buku
cerita anak. Tindakan ini dilakukan setiap hari, agar tujuan yang diinginkan
tercapai dan kemampuan anak mengalami peningkatan.
|
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam proses pembelajaran interaksi antara
guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa. Dalam interaksi tersebut guru
berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Berdasarkan pelaksanaan penelitian
yang dilakukan pada pengembangan bahasa kegiatan bercerita dengan menggunakan
media buku cerita anak, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Dengan
metode yang tepat dapat memudahkan anak untuk memahami pembelajaran bahasa
dengan baik
2.
Dengan
pemilihan media/alat peraga yang tepat, membantu anak pada saat pembelajaran
3.
Kemampuan
berbahasa anak-anak TK
Islam Miftahul Ulum Gumayun kelompok
B sudah cukup optimal/baik sesuai dengan yang diharapkan.
B.
Saran dan Tindak lanjut
Berdasarkan
hasil kesimpulan, ada beberapa hal yang sebaiknya diterapkan oleh guru dalam
meningkatkan kualitas mengajarnya, khususnya dalam pengembangan bahasa dengan
berbagai media. Adapun saran-saran penulis sebagai berikut:
1. Gunakanlah
alat peraga yang tepat dan menarik sesuai dengan materi kegiatan sehingga
pembelajaran dapat menghasilkan hasil belajar yang optimal
2.
|
Dalam memberikan tugas pada anak terlebih dahulu guru harus
memperkenalkan media yang akan digunakan, dan gunakanlah media yang menarik
bagi anak sehingga anak antusias terhadap kegiatan yang akan dilakukan. Dengan
demikian akan membantu kemampuan anak dalam berbahasa lebih meningkat.
3. Lihatlah
emosi dan perasaan anak, jangan biarkan anak ribut dan berebut, tapi untuk
mencoba bersama. Buatlah kelompok kecil agar anak maksimal dapat mencoba semua
secara bergantian dengan teratur.
4. Fasilitas
dalam pembelajaran sangat diperlukan guna memotivasi anak dalam menumbuhkan
kemampuan bahasa anak.
5. Pemberian
nilai itu sangat penting, di samping sebagai hadiah, juga dapat memotivasi
siswa untuk meningkatkan belajar serta sebagai laporan untuk orang tua di rumah.
6. Segala
sesuatu yang diperoleh selama kegiatan PTK yang sekiranya dapat meningkatkan
kemampuan anak, sebaiknya disampaikan kepada teman-teman sejawat atau Kelompok
Kerja Guru (KKG). Sehingga teman yang lain mendapatkan masukan terhadap strategi
mengajarnya.
C.
Rekomendasi Operasional
Penerapan metode bercerita dengan membacakan
buku cerita anak dalam kegiatan bercerita perlu direncanakan lebih dulu agar
dapat mencapai tujuan dan dapat berjalan dengan baik. Dalam satu rancangan
pembelajaran bermetode bercerita dapat dikembangkan satu atau beberapa aspek
perkembangan sekaligus, misalnya kognitif, bahasa dan seni. Karena pada
dasarnya pengembangan dasar dan perilaku dengan metode bercerita bersifat integral
dan tidak parsial.
Itulah beberapa
kesimpulan, saran dan rekomendasi opersional yang dapat penulis sampaikan,
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri pada khususnya, dan
bagi rekan-rekan guru seprofesi pada umumnya.
|
DAFTAR PUSTAKA
·
http://kunt34.blogspot.com/2011/08/pengembangan-berbahasa-di-taman-kanak.html
·
Allen, K. Eileen. 2010. Profil Perkembangan
Anak : Prakelahiran Hingga Usia 12 Tahun. (Penterjemah: Valentino). Jakarta: PT
Indeks
·
Direktorat Pembinaan TK dan SD.
2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa di Taman
Kanak-kanak. Jakarta: Kemendiknas
·
Masitoh dkk. (2005) Strategi Pembelajaran
TK. Jakarta: 2005
·
Pane, Eli Tohonan Tua. (2009) “Implementasi
Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini.” Tersedia pada: http://www..bpplsp-reg-1.go.id/buletin/.
Diakses pada tanggal 5 Juni 2011
·
Patmonodewo, Soemiarti. (2003) Pendidikan
Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta
·
Seefeldt, Carol dan Wasik Barbara A.
2008. Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan
Lima Tahun Masuk Sekolah. (Penterjemah: Pius Nasar). Jakarta: PT Indeks
·
Siti Aisyah dkk. (2007) Perkembangan dan
Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Sujiono, Yuliani Nurani.
(2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks
|
||||
|
mohon info kalau ada yang "melalui handpuppet"
BalasHapusTHANKS YAA....SANGAT MEMBANTU
BalasHapusboleh buat inspirasi ya...jazakumullah
BalasHapus