Kuliah Subuh 25-3-2025
Oleh: Ust. Subhan
Ayat dalam Surah At-Taubah yang berbicara tentang orang-orang yang memakmurkan masjid adalah At-Taubah ayat 18:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَأَقَامَ الصَّلٰوةَ وَءَاتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللّٰهَ فَعَسٰى أُو۟لٰٓئِكَ أَن يَكُونُوا۟ مِنَ الْمُهْتَدِينَ ١٨
Artinya:
"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) kecuali kepada Allah. Maka mereka itu diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. At-Taubah: 18)
Penjelasan:
Ayat ini menegaskan bahwa hanya orang-orang yang memiliki keimanan yang kuat kepada Allah dan hari akhir yang benar-benar dapat memakmurkan masjid. Memakmurkan masjid bisa berarti:
- Membangun dan merawatnya secara fisik.
- Menghidupkan kegiatan ibadah seperti salat, zikir, dan pengajian.
- Menjaga kesuciannya dari hal-hal yang tidak baik.
- Menyebarkan kebaikan dan nilai-nilai Islam dari dalamnya.
Orang-orang ini adalah mereka yang mendirikan salat dengan benar, menunaikan zakat sebagai bentuk kepedulian sosial, serta hanya takut kepada Allah, bukan kepada manusia atau kekuatan lain. Mereka inilah yang mendapat petunjuk sejati dari Allah.
Orang yang suka memakmurkan masjid dan sholat berjamaah termasuk orang yang beriman dan mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Ayat tersebut juga yang menganjurkan kita untuk sholat berjamaah.
Hadis tentang keutamaan shalat berjamaah, meskipun dalam keadaan duduk atau sakit. Berikut adalah salah satu hadis yang berkaitan dengan hal ini:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ:
"الصَّلَاةُ فِي جَمَاعَةٍ تَفْضُلُ عَلَى صَلَاةِ أَحَدِكُمْ وَحْدَهُ بِخَمْسٍ وَعِشْرِينَ جُزْءًا، وَإِذَا صَلَّى قَاعِدًا فَبِنِصْفِ الأَجْرِ"
Artinya:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian dengan dua puluh lima derajat. Jika seseorang shalat dalam keadaan duduk, maka ia mendapat setengah pahala."
Sumber:
HR. Al-Bukhari (657)
HR. Muslim (650)
Penjelasan:
Hadis ini menunjukkan keutamaan shalat berjamaah, yang lebih baik daripada shalat sendirian dengan perbedaan pahala yang besar.
Jika seseorang shalat sambil duduk karena uzur (misalnya sakit), ia tetap mendapat pahala, meskipun hanya setengah dari pahala shalat berdiri.
Ini menunjukkan bahwa Islam memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan dalam beribadah, namun tetap mendorong mereka untuk melaksanakan shalat berjamaah sesuai kemampuan.
Hadits tersebut memberi makna akan pentingnya sholat berjamaah, meskipun dalam keadaan sakit.
Allah akan memberikan balasan kepada orang yang suka sholat berjamaah dengan 27 derajat.
Tidak setiap orang bisa melaksanakan sholat berjamaah, dengan alasan tertentu.
Keutamaan sholat berjamaah:
Sholat sunnah di masjid dengan sholat fardlu berjamaah nilainya sama.
Orang buta pun dianjurkan untuk sholat berjamaah, sebagaimana perintah Rasulullah saw kepada Abdullah Umi Maktum.
Hadis tentang Abdullah bin Ummi Maktum, seorang sahabat Nabi ﷺ yang buta, tetapi tetap dianjurkan untuk menghadiri shalat berjamaah di masjid. Berikut adalah hadis terkait:
1. Hadis tentang Perintah Shalat Berjamaah bagi Orang Buta
Dari Abdullah bin Ummi Maktum radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
تَقولُ: يا رَسُولَ اللَّهِ، إنِّي رَجُلٌ أَعْمَى، وإنَّهُ شاقٌّ عَلَيَّ أنْ آتِيَ المَسْجِدَ، فَقالَ النبيُّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ: هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ؟ قالَ: نَعَمْ، قالَ: فأجِبْ
Artinya:
"Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, aku adalah seorang yang buta, dan sulit bagiku untuk datang ke masjid.' Maka Nabi ﷺ bersabda, 'Apakah engkau mendengar adzan?' Aku menjawab, 'Ya.' Beliau bersabda, 'Maka penuhilah panggilan itu (datang ke masjid).'"
Sumber:
HR. Muslim (653)
HR. Abu Dawud (552)
Makna Hadis:
Rasulullah ﷺ tetap menganjurkan shalat berjamaah di masjid meskipun kepada orang buta, selama ia masih bisa mendengar adzan dan mampu datang.
Ini menunjukkan betapa besarnya keutamaan shalat berjamaah.
2. Kisah Setan yang Menuntun Abdullah bin Ummi Maktum
Dalam beberapa riwayat, diceritakan bahwa Abdullah bin Ummi Maktum merasa ada yang menuntunnya ke masjid setiap hari untuk shalat berjamaah. Namun, ternyata yang menuntunnya adalah setan yang ingin agar beliau tetap berdosa.
Riwayat ini tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadis yang sahih, tetapi lebih banyak dikisahkan dalam buku-buku sejarah dan motivasi keislaman.
Namun, inti dari kisah ini mengajarkan bahwa setan selalu berusaha menggoda manusia agar meninggalkan ibadah, meskipun dengan cara yang terlihat baik.
Ada riwayat, barangsiapa sholat subuh berjamaah di hari Jumat di masjid itu lebih utama.
Hadis yang menyebutkan keutamaan shalat Subuh berjamaah pada hari Jumat di masjid tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadis sahih dengan redaksi yang secara spesifik menyebut hari Jumat.
Namun, ada beberapa hadis yang menegaskan keutamaan shalat Subuh berjamaah secara umum, di antaranya:
1. Keutamaan Shalat Subuh Berjamaah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ، فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ
Artinya:
"Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah, maka ia berada dalam perlindungan Allah."
Sumber:
HR. Muslim (657)
Hadis ini menunjukkan bahwa shalat Subuh berjamaah memiliki keutamaan besar karena orang yang melaksanakannya akan mendapatkan perlindungan dari Allah.
2. Keutamaan Shalat Subuh dan Isya Berjamaah
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَلَّى العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ، فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ، فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ
Artinya:
"Barang siapa yang shalat Isya berjamaah, maka seolah-olah ia telah melakukan qiyamul lail setengah malam. Dan barang siapa yang shalat Subuh berjamaah, maka seolah-olah ia telah shalat sepanjang malam."
Sumber:
HR. Muslim (656)
Hadis ini menegaskan betapa besar pahala shalat Subuh berjamaah, bahkan setara dengan shalat sepanjang malam.
3. Hari Jumat Memiliki Keutamaan Khusus
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ
Artinya:
"Hari terbaik yang disinari matahari adalah hari Jumat."
Sumber:
HR. Muslim (854)
Barangsiapa sholat berjamaah di masjid kemudian duduk berzikir hingga terbit sinar matahari, maka akan dibebaskan dari api neraka.
Hadis tentang keutamaan shalat berjamaah di masjid, lalu duduk berzikir hingga terbit matahari, yang disebut juga dengan shalat Isyraq. Berikut adalah hadisnya:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ:
"مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ، ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ، تَامَّةٍ، تَامَّةٍ، تَامَّةٍ"
Artinya:
"Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah, lalu duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia shalat dua rakaat, maka ia akan mendapatkan pahala seperti haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna."
Sumber:
HR. At-Tirmidzi (586) – Hadis Hasan
HR. Abu Dawud (1287)
Hadis Tentang Bebas dari Neraka
Ada juga hadis lain yang menunjukkan bahwa berzikir setelah shalat Subuh hingga matahari terbit dapat menjadi sebab dibebaskan dari neraka.
Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah, kemudian tetap duduk di tempatnya untuk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, maka akan dihapuskan dosa-dosanya dan dibebaskan dari neraka."
Kesimpulan:
Mengamalkan dzikir setelah shalat Subuh hingga terbit matahari tetap merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Orang yang selalu menjaga sholat subuh dan isya berjamaah, maka akan mendapatkan cahaya dari Allah SWT, yang nilai pahalanya sama dengan sholat sunnah semalam suntuk.
Hadis tentang keutamaan shalat Isya dan Subuh berjamaah, di mana seseorang yang menjaganya akan mendapatkan cahaya dari Allah dan pahala seperti shalat sepanjang malam. Berikut adalah hadisnya:
1. Hadis Tentang Pahala Seperti Shalat Semalam Suntuk
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَلَّى العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ
Artinya:
"Barang siapa yang shalat Isya berjamaah, maka seolah-olah ia telah melakukan qiyamul lail setengah malam. Dan barang siapa yang shalat Subuh berjamaah, maka seolah-olah ia telah shalat sepanjang malam."
Sumber:
HR. Muslim (656)
HR. At-Tirmidzi (221), dinilai sahih
2. Hadis Tentang Cahaya di Hari Kiamat
Dari Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
بَشِّرِ المَشَّائِينَ فِي الظُّلَمِ إِلَى المَسَاجِدِ، بِالنُّورِ التَّامِّ يَومَ القِيَامَةِ
Artinya:
"Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan dalam kegelapan menuju masjid (shalat Isya dan Subuh), bahwa mereka akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat."
Sumber:
HR. Abu Dawud (561)
HR. At-Tirmidzi (223), dinilai sahih
Kesimpulan:
- Orang yang shalat Isya dan Subuh berjamaah mendapatkan pahala seperti shalat sepanjang malam.
- Orang yang menjaga shalat Subuh dan Isya berjamaah akan mendapatkan cahaya dari Allah pada hari Kiamat.
- Hadis-hadis ini mengajarkan pentingnya menjaga shalat berjamaah, terutama dua shalat yang sering kali berat bagi banyak orang: Isya dan Subuh.
Sholat berjamaah itu memperhatikan kebersamaan, etika menghormati dan mengikuti imam yang mendahului gerakan sholat.
Barangsiapa besok ingin bertemu Allah SWT, maka hendaknya sholat berjamaah ketika mendengar panggilan sholat oleh Muadzin.
Hadis tentang anjuran shalat berjamaah bagi orang yang ingin mendapatkan ridha Allah dan bertemu dengan-Nya dalam keadaan yang baik. Berikut adalah hadisnya:
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
"مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَلْقَى اللَّهَ غَدًا مُسْلِمًا فَلْيُحَافِظْ عَلَى هَؤُلَاءِ الصَّلَوَاتِ حَيْثُ يُنَادَى بِهِنَّ، فَإِنَّ اللَّهَ شَرَعَ لِنَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُنَنَ الْهُدَى، وَإِنَّهُنَّ مِنْ سُنَنِ الْهُدَى، وَلَوْ أَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ كَمَا يُصَلِّي هَذَا الْمُتَخَلِّفُ فِي بَيْتِهِ لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ، وَلَوْ تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ"
Artinya:
"Barang siapa yang ingin bertemu Allah besok dalam keadaan Muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat berjamaah di tempat dikumandangkannya adzan, karena sesungguhnya Allah telah mensyariatkan kepada Nabi kalian ﷺ jalan-jalan petunjuk, dan sesungguhnya shalat berjamaah itu termasuk jalan petunjuk. Seandainya kalian shalat di rumah kalian seperti orang yang meninggalkan shalat berjamaah, maka sungguh kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian, dan jika kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, pasti kalian akan tersesat."
Sumber:
HR. Muslim (654)
Kesimpulan:
- Shalat berjamaah di masjid merupakan bagian dari jalan petunjuk (sunanul huda) yang diajarkan oleh Nabi ﷺ.
- Orang yang ingin bertemu Allah dalam keadaan Islam hendaknya menjaga shalat berjamaah di masjid.
- Meninggalkan shalat berjamaah secara terus-menerus bisa mengarah pada penyimpangan dan kesesatan.
Hadis ini menegaskan betapa pentingnya shalat berjamaah, terutama bagi laki-laki yang mampu melaksanakannya di masjid ketika mendengar adzan.