02 Januari 2010

*MASIHKAH BERDIAM DIRI

Catatan Latifatul Chasanah, 30 Desember 2009 jam 20:38

Mas'uliyah da'wah adalah berat, baik dalam pelaksanaan maupun konsekuensinya. Ia ibarat memanggul pedang di medan perang, penuh resiko. Tapi, itu tak selalu demikian. Ada masanya da'wah mampu memekarkan bunga-bunga ukhuwah. Inilah taman surga, kata pujangga.

Dalam beberapa langkah bersama da'wah, seringkali kita didera dengan bertubi-tubi masalah. Memang benar, waktu yang ada seringkali tak sepadan dengan kewajiban yang harus ditunaikan. Memang benar, permasalahan umat seringkali tak pernah muat dalam catatan agenda kita. terlalu banyak dan panjang. Berliku dan pelik. Dan acapkali, permasalahan-permasalahan itu menumpuk segunung tingginya, memenuhi akal, hati dan pikiran kita tanpa mempedulikan pasang surutnya keimanan.

Itulah sebabnya, kadang muncul sebersit rasa lelah beraktivitas. Kadang, muncul keinginan-keinginan untuk 'istirahat sejenak' berda'wah, atau melepas salah satu amanah dengan harapan mampu sedikit bernafas lega.

Teorinya, ketika segelas air dibuang setengah isinya, maka udara akan segera mengisi kekosongannya. Begitupun kepala dan hati kita. Ketika kita buang sedikit amanah yang memenuhi bilik-biliknya, maka kekosongan itu akan segera diganti oleh materi lain yang boleh jadi tidak sekualitas materi pertama. Bila hal itu terjadi, langit-langit pikiran dan perasaan kita hanya akan disibukkan oleh hal-hal remeh seputar hidup dan kehidupan. Dan itu, tidak sekualitas permasalahan umat dan da'wah.

Untuk itu, mari kuatkan azzam utk selalu berada disini, di jalan ini. Pastikan bahwa keveradaan kita di komunitas dakwah ini bisa meringankan beban dakwah, bukan malah menjadi beban bagi dakwah.
Mari kita singkirkan penyakit2 yg sering menghinggapi para aktifis dakwah. Diantara penyakit2 yg mesti kita hilangkan adalah :

pertama, Kudis, alias KUrang DISiplin.... sudah semestinya kader dakwah adalah org yg menjunjung tinggi kedisiplinan, karena orientasinya hanya Allah...Disiplin dalam aktivitas ibadah, disiplin dalam amal, disiplin dalam menghargai waktu, dsb...

penyakit yg kedua yg mesti kita ovati adalah KuRAP, alias Kurang rapi.. penyakit ini merupakan imbas dari penyakit KuDIS diatas... karena ga disiplin, akhirnya perencanaan dan kerja2 kita menjadi kurang rapi, asal-asalan, ga terencana. dsb. Padahal Allah mewajibkan kita untuk bersikap ihsan/profesional dan rapi dalam melakukan sesuatu...

penyakit yg ketiga adalah KuTIL, atau Kurang Teliti... ini juga efek dari kedua penyakit sebelumnya. Karena kira ga disiplin, akhirnya kerja2 kita juga tidak rapi dan kurang teliti..

Ketiga penyakit tadi, merupakan turunan dari penyakit KULIT atau Kurangnya miLITansi kita. Kita gampang ngeluh, ga mau cape, mau yg nyaman2 dan santai saja...
akhirnya, kalo penyakit KULIT dan turunannya ini kita biarkan, maka kita bisa merasakan GATAL alias GAgal toTAL dalam perjuangan ini..

So, apa lagi yg kita tunggu ?
Masihkah kita berdiam diri ?
Semutpun tahu, diamnya adalah beban bagi saudara semut yang lain.
Maka tidak akan pernah ada seekor semut yang berdiam diri di dalam barisan semut. Kecuali semut itu sedang menghadapi sakaratul maut.

Itulah hakekat amal jamai. Beban harus diusung bersama-sama, tidak ada yang merasakan ringan dan tidak ada yang merasakan berat. Masing-masing memiliki beban sekuat yang dia mampu memikulnya.
Sehingga amal-amal yang muncul adalah amal yang akan dirasakan dengan penuh kegembiraan dan keceriaan dalam naungan iman Rabbani.

Seseorang yang berada di dalam kereta Jamai, setiap orang mempunyai beban masing-masing.
Manakala ada yang seseorang diam, maka sesungguhnya orang itu sudah menyuruh saudaranya untuk memikul beban yang dimilikinya.
Tegakah kalian membiarkan saudaramu memikul beban itu sendirian ?
Tahukan engkau bahwa saudaramu mengharapkan bantuanmu ?
Karena rasa malu yang dia simpan dalam-dalam, membuat saudaramu tidak mampu mengungkapkannya.

Di mana engkau berada sekarang, wahai saudaraku ?
Muncullah, hanyutlah dalam limpahan aroma kerja dakwah ini. Bangkitkanlah motor penggerak, keimanan di dalam hati, menyambut kemenangan abadi.

Bukankah Nabimu yang mulia sudah pernah memberikan semangat kepada saudara-saudaramu duhulu di peperangan Badar ?

"Ayo bangkitlah kalian menuju Surga, yang luasnya seluas langit dan bumi...!!"

Ah, seandainya bukan karena Rasulullah amat sangat mengharapkan agar sahabat-sahabat yang mulia itu menjadi penghuni Surga-Nya, mungkin kalimat itu tidak akan pernah muncul di peperangan Badar.

Masihkan kesibukan dirimu, membuat engkau enggan bersama-sama dengan dakwah ini ?
Aku sangat rindu dengan langkah-langkahmu, saudaraku....
Aku sangat rindu dengan nasehat-nasehatmu, saudaraku ...
jangan kau biarkan aku kehilangan jejak langkahmu, saudaraku ....
jangan pernah kau biarkan aku kehilangan pengobar semangat di wajahmu, saudaraku ...

Sesungguhnya roda dakwah ini, akan tetap dan terus berputar, dengan atau tanpa kita...
so, pastikan kita selalu berada dalam putaran roda dakwah ini...

Semoga kita setia di jalan ini sampai akhir nanti....

http://www.facebook.com/notes.php?id=100000018758385

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda