06 April 2011

Resensi - Lagu Opick Inspirasiku


oleh Setia Wati pada 06 April 2011 jam 16:11
SENANDUNG HIDAYAH
By : Khalilaty Hime

JUDUL BUKU : "Lagu Opick Inspirasiku" 30 Kisah Menggugah di Balik Lagu Opick
PENULIS : Arien Ratih dkk
PENERBIT : Leutika, Yogyakarta
TEBAL HALAMAN : vi + 192 hlm. ; 13x19 cm
CETAKAN PERTAMA : Januari 2011
ISBN : 978-602-8597-62-3

“Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).”
 [Al Baqoroh ayat 269]

          Begitu indah cara Allah dalam ‘menegur’ kelalaian hamba-hambaNya. Siapa sangka bila sebuah lagu dapat ‘menuntun’ kita dalam menemukan hidayah.

          Membaca buku ini membuat saya teringat akan kata-kata mutiara yang pernah dikirim oleh salah seorang teman : "Tuliskan rencanamu dengan pensil, tapi berikan penghapusnya kepada Allah. Izinkan Dia menghapus bagian-bagian yang salah, dan menggantinya dengan rencanaNya yang lebih indah".


          Ada banyak hikmah tercecer dalam setiap aspek kehidupan. Tak banyak dari kita yang mau tergerak untuk menemukannya, namun tak sedikit pula yang telah berhasil mereguk nikmatnya bercinta bersama Robb-nya.  Laksana air dingin yang menyejukkan dahaga di hari terik, seperti itulah cinta Allah sejatinya.

          Buku yang merangkum “30 kisah menggugah di balik lagu Opick” ini didesain dengan cover yang―menurut saya―sama ‘filosofis’nya. Didominasi oleh warna hitam, hijau dan putih―seolah mewakili sisi kelam kehidupan manusia yang kemudian menemukan pencerahan hingga kembali putih bersih seperti kertas yang siap diisi oleh catatan kebaikan demi kebaikan.

          Menelusuri tiap detil kisahnya, ada beberapa yang telah meninggalkan kesan dalam di hati saya. Pedihnya luka atas kehilangan pendamping hidup yang sangat dicintai bisa kita temukan dalam tutur kisah Dian Nafi. Kengerian sebuah penampakan ‘sakarotul maut’ yang diceritakan dengan sangat apik oleh Lonyenk. Dan lagi, ada doa indah terlantun oleh Premasita saat ia ‘diharuskan’ ikhlas melepas calon suami―saya sempat menangis saat membaca kisah ini.

          Sejauh yang saya dapati juga, lagu Opick―Tombo Ati, Sedekah dan Bila Waktu Telah Memanggil―menjadi lagu yang paling banyak ‘menginspirasi’ dalam buku ini.

          Hidayah … dalam penemuannya selalu bertebar tanya. Dipilih … atau memilih. Tapi apapun itu, saya meyakini bahwa hidayah  selalu dicari oleh jiwa-jiwa yang tak lagi kuasa menahan rindu ….

          Mari belajar kepada mereka yang kisahnya terekam dalam buku ini, agar kita bisa menjadi lebih bijak dalam menjalani hidup. Karena―seperti salah satu lirik lagu Opick―bila waktu telah terhenti, teman sejati tinggallah sepi ….



***

Bumi Allah, sore hari kala langit mendung tengah menggelayuti kotaku.
Semoga hidayah ini takkan hilang ditelah zaman.
Aamiin. 


**Khalilaty Hime adalah nama pena dari Setia Wati―salah seorang anggota Leutika Reading Society (LRS) Cabang Medan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda