Kesimpulan saya setelah nonton ILC episode "Misteri e-KTP", Pak Karni Ilyas sebenarnya sama dengan kebanyakan kita, beliau punya pertanyaan dan keyakinan :
👉 Kenapa e-KTP yang rusak sejak 2010 itu tidak langsung digunting sejak dulu, setiap waktu, sehingga tidak menumpuk sebanyak sekarang. Pertanyaan ini tidak pernah dijawab secara eksplisit oleh pak Dirjen Disdukcapil. Selalu jawabannya kemana-mana, sampai lupa esensi inti pertanyaannya yang sebenarnya sederhana. Cukup dijawab kenapa kok gak digunting dari dulu, itu saja.
👉 Terungkapnya hal ini sudah kehendak Allah. Sampai-sampai quote-nya yang biasanya dari ucapan para tokoh dunia, kali ini dari Al Qur'an. Tidak ada satu helai pun daun jatuh tanpa kehendak Allah.
Keyakinan pak Karni ini jelas terlihat ketika beliau berulang kali menanyakan kok bisa kardus itu jatuh dari truk, padahal sudah ditutup pakai terpal dan diikat pula.
Subhanallah...
Kalau sudah kehendak Allah, maka penjelasan apapun dari manusia gak akan bisa menjawab serangkaian tanya lainnya yang menyusul muncul setiap kali satu argumen disampaikan.
Entah kenapa pak Dirjen Disdukcapil keburu berharap malam Lailatul Qadar. Apakah beliau berharap ampunan Allah, sehingga prahara ini cepat berakhir?!
Dari dulu saya selalu percaya, tugas kita sebagai manusia hanyalah memaksimalkan ikhtiar. Setelah itu serahkan pada Allah. Karena Allah tak pernah luput melihat upaya kita. DIA akan "turun tangan" pada waktunya, mengambil bagian yang manusia tidak sanggup melakukannya.
Seperti ketika Pilgub DKI.
Ketika kita sudah memaksimalkan ikhtiar, eeeh yang disana juga memaksimalkan taktik merayu pemilih dengan bagi-bagi sembako secara luar biasa masif.
Sebagian kita mungkin putus asa, membayangkan rakyat kecil akan terbujuk.
Ternyata..., hasilnya malah sebaliknya.
Bahkan dampaknya, swinging voters (pemilih mengambang) yang tadinya netral, jadi muak melihat hujan sembako ugal-ugalan sampai di hari tenang.
Akhirnya, swinging voters pun ogah pilih yang bagi-bagi sembako.
Saya yakin, peristiwa akhir-akhir ini sedikit banyak akan berpengaruh juga pada swinging voters yang belum menentukan sikap untuk 2019 nanti.
Setidaknya ada 2 hal yang membuat publik curiga dan juga muak, karena anomali dengan yang dialami masyarakat.
Yaitu :
✔ Ribuan blanko e-KTP yang katanya rusak, sementara masih ribuan orang yang sampai saat ini masih belum mendapatkan e-KTP meski telah bertahun-tahun mengurus.
✔ Fantastisnya gaji bulanan orang-orang yang duduk di BPIP plus dirapel setahun pula, sementara negara sedang dililit hutang dan rakyat sedang prihatin karena makin beratnya beban hidup akibat kondisi ekonomi yang tidak bagus.
*****
Seorang pakar hukum pidana yang dapat giliran belakangan, juga menyatakan bahwa tercecernya e-KTP ini adalah PERINGATAN dari ALLAH.
Wah lebih tegas lagi ini.
"Peringatan", artinya ada yang salah, ada yang dilanggar, sehingga turunlah peringatan.
Astaghfirullah hal 'adzhiim...
Pak Karni menutup acara dengan kalimat : publik sangat sulit percaya karena seumur hidup sudah terlalu sering DIBOHONGI.
Wamakaru, wamakarallah.
InnaLlaha khoirul maakiriin. (dibacakan artinya oleh Pak Karni).
Saya teringat lirik lagu tahun '80an, penyanyinya Nicky Astria, rocker top saat itu.
🎼 "Pada setiap perlombaan, mencari kemenangan yang tertinggi, sering kita terlupa akan kodrat Sang Pencipta. Lalu terus berlari, tanpa arah yang pasti" 🎵
Bagian reffrain :
"Kemenangan yang tercapai menjadi sia-sia, bila hanya melahirkan penderitaan semata. 🎶
Kemenangan sang juara menjadi tak bermakna, bila meninggalkan ribuan hati yang terluka." 🎶
Seperti kata Bang Karni saat menutup ILC malam ini : "sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak akan percaya".
Meninggalkan ribuan hati yang terluka, ya karena merasa dibohongi, merasa dicurangi.
Meski mungkin secara hukum formal kecurangan itu tidak bisa dibuktikan, tapi publik punya opininya sendiri.
Meski seakan tidak ada hubungannya secara langsung, tapi penderitaan yang tercipta kemudian adalah buntut dari kemenangan yang menabrak qodrat Sang Pencipta.
Karena terganggunya kesetimbangan hukum alam, maka semesta pun tak akan berpihak.
Orang-orang beriman pasti percaya ini.
Orang-orang yang yakin bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja, pasti takut berbuat curang.
Yang tidak percaya, yang beranggapan bahwa kehidupan hari akhir hanyalah dongeng ramalan belaka, boleh saja menyangkal. Seperti halnya Fir'aun dahulu terus saja menyangkal eksistensi Allah, Tuhan semesta alam.
Ya Allah, berilah kami pemimpin yang TAKUT hanya kepadaMU.
Berikan kami pemimpin yang menghamba kepadaMU, bukan menjadi kacung pemodal yang hanya berpikir duniawi semata.
Anugerahilah kami pemimpin yang paham makna AMANAH, bahwa kelak itu akan ditagih dan dibebankan kepadanya, disaat tidak ada lagi pembelaan dari siapapun dihadapan pengadilanMU.
Aamiin Yaa Robbal 'aalamiin...
(Iramawati Oemar)
👉 Kenapa e-KTP yang rusak sejak 2010 itu tidak langsung digunting sejak dulu, setiap waktu, sehingga tidak menumpuk sebanyak sekarang. Pertanyaan ini tidak pernah dijawab secara eksplisit oleh pak Dirjen Disdukcapil. Selalu jawabannya kemana-mana, sampai lupa esensi inti pertanyaannya yang sebenarnya sederhana. Cukup dijawab kenapa kok gak digunting dari dulu, itu saja.
👉 Terungkapnya hal ini sudah kehendak Allah. Sampai-sampai quote-nya yang biasanya dari ucapan para tokoh dunia, kali ini dari Al Qur'an. Tidak ada satu helai pun daun jatuh tanpa kehendak Allah.
Keyakinan pak Karni ini jelas terlihat ketika beliau berulang kali menanyakan kok bisa kardus itu jatuh dari truk, padahal sudah ditutup pakai terpal dan diikat pula.
Subhanallah...
Kalau sudah kehendak Allah, maka penjelasan apapun dari manusia gak akan bisa menjawab serangkaian tanya lainnya yang menyusul muncul setiap kali satu argumen disampaikan.
Entah kenapa pak Dirjen Disdukcapil keburu berharap malam Lailatul Qadar. Apakah beliau berharap ampunan Allah, sehingga prahara ini cepat berakhir?!
Dari dulu saya selalu percaya, tugas kita sebagai manusia hanyalah memaksimalkan ikhtiar. Setelah itu serahkan pada Allah. Karena Allah tak pernah luput melihat upaya kita. DIA akan "turun tangan" pada waktunya, mengambil bagian yang manusia tidak sanggup melakukannya.
Seperti ketika Pilgub DKI.
Ketika kita sudah memaksimalkan ikhtiar, eeeh yang disana juga memaksimalkan taktik merayu pemilih dengan bagi-bagi sembako secara luar biasa masif.
Sebagian kita mungkin putus asa, membayangkan rakyat kecil akan terbujuk.
Ternyata..., hasilnya malah sebaliknya.
Bahkan dampaknya, swinging voters (pemilih mengambang) yang tadinya netral, jadi muak melihat hujan sembako ugal-ugalan sampai di hari tenang.
Akhirnya, swinging voters pun ogah pilih yang bagi-bagi sembako.
Saya yakin, peristiwa akhir-akhir ini sedikit banyak akan berpengaruh juga pada swinging voters yang belum menentukan sikap untuk 2019 nanti.
Setidaknya ada 2 hal yang membuat publik curiga dan juga muak, karena anomali dengan yang dialami masyarakat.
Yaitu :
✔ Ribuan blanko e-KTP yang katanya rusak, sementara masih ribuan orang yang sampai saat ini masih belum mendapatkan e-KTP meski telah bertahun-tahun mengurus.
✔ Fantastisnya gaji bulanan orang-orang yang duduk di BPIP plus dirapel setahun pula, sementara negara sedang dililit hutang dan rakyat sedang prihatin karena makin beratnya beban hidup akibat kondisi ekonomi yang tidak bagus.
*****
Seorang pakar hukum pidana yang dapat giliran belakangan, juga menyatakan bahwa tercecernya e-KTP ini adalah PERINGATAN dari ALLAH.
Wah lebih tegas lagi ini.
"Peringatan", artinya ada yang salah, ada yang dilanggar, sehingga turunlah peringatan.
Astaghfirullah hal 'adzhiim...
Pak Karni menutup acara dengan kalimat : publik sangat sulit percaya karena seumur hidup sudah terlalu sering DIBOHONGI.
Wamakaru, wamakarallah.
InnaLlaha khoirul maakiriin. (dibacakan artinya oleh Pak Karni).
Saya teringat lirik lagu tahun '80an, penyanyinya Nicky Astria, rocker top saat itu.
🎼 "Pada setiap perlombaan, mencari kemenangan yang tertinggi, sering kita terlupa akan kodrat Sang Pencipta. Lalu terus berlari, tanpa arah yang pasti" 🎵
Bagian reffrain :
"Kemenangan yang tercapai menjadi sia-sia, bila hanya melahirkan penderitaan semata. 🎶
Kemenangan sang juara menjadi tak bermakna, bila meninggalkan ribuan hati yang terluka." 🎶
Seperti kata Bang Karni saat menutup ILC malam ini : "sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak akan percaya".
Meninggalkan ribuan hati yang terluka, ya karena merasa dibohongi, merasa dicurangi.
Meski mungkin secara hukum formal kecurangan itu tidak bisa dibuktikan, tapi publik punya opininya sendiri.
Meski seakan tidak ada hubungannya secara langsung, tapi penderitaan yang tercipta kemudian adalah buntut dari kemenangan yang menabrak qodrat Sang Pencipta.
Karena terganggunya kesetimbangan hukum alam, maka semesta pun tak akan berpihak.
Orang-orang beriman pasti percaya ini.
Orang-orang yang yakin bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja, pasti takut berbuat curang.
Yang tidak percaya, yang beranggapan bahwa kehidupan hari akhir hanyalah dongeng ramalan belaka, boleh saja menyangkal. Seperti halnya Fir'aun dahulu terus saja menyangkal eksistensi Allah, Tuhan semesta alam.
Ya Allah, berilah kami pemimpin yang TAKUT hanya kepadaMU.
Berikan kami pemimpin yang menghamba kepadaMU, bukan menjadi kacung pemodal yang hanya berpikir duniawi semata.
Anugerahilah kami pemimpin yang paham makna AMANAH, bahwa kelak itu akan ditagih dan dibebankan kepadanya, disaat tidak ada lagi pembelaan dari siapapun dihadapan pengadilanMU.
Aamiin Yaa Robbal 'aalamiin...
(Iramawati Oemar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda