27 Oktober 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEMBACAKAN BUKU CERITA ANAK KELOMPOK B DI TK ISLAM MIFTAHUL ULUM GUMAYUN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK
MELALUI METODE BERCERITA
DENGAN MEMBACAKAN BUKU CERITA ANAK
KELOMPOK B DI TK ISLAM MIFTAHUL ULUM GUMAYUN
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Disusun Untuk Memenuhi Seleksi Guru Berprestasi


Oleh : FUTICHA TURISQOH, S. PdI
TK  ISLAM MIFTAHUL ULUM GUMAYUN


UPTD DIKPORA KECAMATAN DUKUHWARU
KABUPATEN TEGAL
JAWA TENGAH
TAHUN 2012
PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEMBACAKAN BUKU CERITA ANAK KELOMPOK B DI TK ISLAM MIFTAHUL ULUM GUMAYUN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012” telah disahkan dalam penyeleksian Guru Berprestasi Tingkat Kecamatan Dukuhwaru di UPTD Dikpora Kecamatan Dukuhwaru pada hari Senin, tanggal 21 Mei 2012 M.
Karya Tulis ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memenuhi seleksi Guru Berprestasi tahun 2012.

                                                                                   Gumayun, 29 Mei 2012
Oleh:
                    Kepala TK                                                                       Penulis


       Dra. SITI CHAFIDZOH                                     FUTICHA TURISQOH, S. PdI

       Kepala UPTD DIKPORA                                           Kepala UPTD DIKPORA
                    Kab. tegal                                                               Kec. Dukuhwaru    



Text Box: iiDrs. EDY PRAMONO                                 TAUFIK HIDAYAT, S. Pd, M. Pd NIP. 19580125 199003 1 002 NIP. 19611016 198201 1 003

KATA PENGANTAR

Puji syukur, alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Sholawat serta salam terjunjung kepada Nabi Besar Muhammad saw. Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
Karya tulis ini disusun guna memenuhi Lomba Guru Berprestasi 2012. Penulis menyadari tanpa bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak tidak dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1.      Drs. Edy Pramono, Kepala UPTD Dikpora Kab. Tegal
2.      Taufik Hidayat, S. Pd, Kepala UPTD Dikpora Kec. Dukuhwaru
3.      Setyaningsih, S. Pd, Pengawas TK/SD/SDLB Kec. Dukuhwaru
4.      Sutrisno, S. Pd, Pengawas TK/SD/SDLB Kec. Dukuhwaru
5.      Sri Murni, S. Pd. M. Pd, Sie Lomba Guru Berprestasi 2012
6.      Dra. Siti Chafidzoh, Kepala TK Islam Miftahul Ulum Gumayun yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penyusun  dalam membantu pembuatan karya tulis ini.
7.      Keluarga dan rekan kerja serta pihak-pihak yang telah ikut mendukung penyusun dalam penyusunan karya tulis ini.
8.      Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan yang telah diperbuat Bapak/Ibu/Saudara. Amin. Kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyusun.
9.      Akhirnya penyusun berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan sumbangsih terhadap dunia pendidikan dan bermanfaat bagi penyusun khususnya serta pembaca pada umumnya.


                                                                                     Gumayun, 29 Mei 2012
                                                                                               Penulis


iii
 
 


DAFTAR ISI                                                                    

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………    i
PENGESAHAN……………………………………………………… ………         ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………..  iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………  iv
ABSTRAK……………………………………………………………………   v
BAB I  PENDAHULUAN…………………………………………………… 1    
  1. Latar Belakang Masalah………………………………………………   1
  2. Identifikasi Masalah…………………………………………………..   2
  3. Analisis Masalah………………………………………………………   2    
  4. Rumusan Masalah…………………………………………………….   3
  5. Tujuan Penelitian……………………………………………..............    3
  6. Manfaat Penelitian……………………………………………………   3
BAB II  KAJIAN PUSTAKA………………………………………..............  4
  1. Pengertian Berbahasa…………………………………………………   4
  2. Tujuan Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak………….    4
  3. Karakteristik Perkembangan Berbahasa Anak Prasekolah……………   5
  4. Empat Keterampilan Berbahasa………………………………………   6
  5. Mendengar, Berbicara, dan Awal Membaca
dalam Pengembangan Berbahasa…………………………………….    9
  1. Hipotesis………………………………………………………….......  10
BAB III  METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN…….................. 11
  1. Metode Penelitian……………………………………………………. 11
  2. Deskripsi Penelitian…………………………………………………..  14
1.      Perencanaan……………………………………………………….`14
2.      Pelaksanaan Penelitian…………………………………………… 15
BAB IV  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………… 21
  1. Hasil Penelitian………………………………………………………   21
  2. Dampak Penelitian…………………………………………………..   21
  3. Kendala Penelitian…………………………………………………..   22
  4. Faktor-faktor Pendukung……………………………………………   22
  5. Alternatif Pengembangan……………………………………………   23
  6. Pembahasan………………………………………………………….   23
BAB V  PENUTUP………………………………………………………….  25
  1. Kesimpulan…………………………………………………………..   25
  2. Saran dan Tindak Lanjut…………………………………………….   25
  3. Rekomendasi Operasional……………………………………………  26

iv
 
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..  27
ABSTRAK


PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEMBACAKAN BUKU CERITA ANAK KELOMPOK B DI TK ISLAM MIFTAHUL ULUM GUMAYUN TAHUN AJARAN 2011/2012

Futicha Turisqoh, S. PdI, Guru Kelas B TK Islam Miftahul Ulum Gumayun

Penelitian ini bertujuan : Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak khususnya pada kemampuan menyimak, menceritakan kembali, tanya/jawab dan memahami kosa kata dengan metode bercerita dengan membacakan buku cerita anak di TK Islam Miftahul Ulum Gumayun tahun pelajaran 2011/2012 .

Subyek penelitian ini adalah guru dan anak pada anak kelompok B TK Islam Miftahul Ulum Gumayun yang berjumlah 21 anak yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 15 anak perempuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan subjek dan dokumentasi. Dari hasil analisi Bab IV disimpulkan bahwa “Metode bercerita dengan  membacakan buku cerita anak dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak pada anak kelompok B di TK Islam Miftahul Ulum Gumayun tahun pelajaran 2011/2012. Rancangan penelitian tindakan kelas (Class/Room Action) berbentuk siklus-siklus seolah-olah merupakan proses daur ulang, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Dari siklus-siklus kegiatan yang telah dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut : Siklus I prosentasi siswa yang dapat menyimak, menceritakan kembali, tanya jawab dan menguasai kosa kata sebanyak 13 anak (64.71%), pada siklus II disajikan dengan membacakan buku cerita anak dengan cerita yang lebih menarik, diselingi beberapa lagu yang ada dalam cerita dan prosentase keberhasilan menjadi 18 anak (84.50%), sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini telah berhasil.


v
 
Kata kunci: Metode bercerita dengan membacakan buku cerita anak
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo. Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis.
Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu perkembangannya ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak.

1
 
Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang’diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orangtua sebaiknya selalu memperhatikan perkembangan tersebut, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan scbagainya.
Mengacu pada persoalan tersebut dan dalam rangka menghadapi era globalisasi, program pendidikan harus mampu memberikan bekal kepada peserta didik untuk memiliki daya saing yang tinggi dan tangguh, sehingga dapat menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi di berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama kemampuan membaca.
Sebelum melaksanakan penelitian, penggunaan metode maupun model pembelajarannya kurang menarik, sehingga proses pembelajaran yang terjadi mengalami ketidakberhasilan dengan hasil belajar yang dicapai oleh siswa kurang maksimal, anak cenderung bermain sendiri dan tidak memperhatikan. Karena itu penulis ingin menemukan jalan keluarnya dengan cara melaksanakan penelitian agar dapat diidentifikasikan permasalahan yang melatarbelakangi tidak berhasilnya proses kegiatan belajar tersebut.


2
 
 


B.     Identifikasi Masalah
Dari latar belakang tersebut, dalam makalah ini penulis dapat merumuskannya menjadi beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.      Proses pembelajaran tidak berjalan lancar, anak-anak sibuk bermain sendiri-sendiri, sehingga situasinya tidak kondusif.
2.      Anak-anak kurang tertarik dengan pembelajaran yang disajikan oleh guru.
3.      Keterlambatan dalam perkembangan berbahasa pada anak.

C.    Analisis Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, masalah yang akan dipecahkan adalah kemampuan sebagian anak dalam berbahasa kurang berkembang/meningkat.
Masalah kurangnya hasil belajar anak pada indikator tersebut disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat dan media yang digunakan kurang menarik. Masalah tersebut akan dicoba dipecahkan melalui penggunaan media buku cerita anak dengan metode bercerita.

D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis di atas, Rumusan Masalah yang ada adalah "Apakah dengan metode bercerita serta penggunaan media buku cerita anak dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak di TK Islam Miftahul Ulum Gumayun Kelompok B?”.

E.     Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.      Meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini di TK Islam Miftahul Ulum Gumayun melalui metode bercerita dengan menggunakan buku cerita anak.
2.     

3
 
Meningkatkan keberanian anak dalam mengungkapkan kata-kata.
3.      Meningkatkan minat anak untuk membaca buku cerita, mengamati dan menyimak

F.     Manfaat Penelitian
1.      Manfaat bagi anak
Meningkatkan hasil belajar anak pada kegiatan bercerita dengan media buku cerita anak.
2.      Manfaat bagi guru
a.       Meningkatkan kemampuan Guru sebagai fasilitator dan motivator
b.      Memberi gambaran pada Guru tentang cara pembelajaran metode bercerita yang disukai anak
3.      Manfaat bagi sekolah
Meningkatkan kualitas/mutu TK yang bersangkutan, sehingga diminati oleh para orangtua peserta didik dan masyarakat sekitarnya untuk memasukkan putra-putrinya ke sekolah tersebut.












BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Berbahasa
Menurut kamus artikata.com, definisi “berbahasa” yaitu menggunakan bahasa. Bahasa artinya: kata yang digunakan untuk menghubungkan bagian ujaran, dan berbahasa adalah proses penyampaian kata-kata.
Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya. Anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa yang baik pada umumnya memiliki kemampuan yang baik pula pada pengungkapan pemikiran dan perasaan serta tindakan untuk aktif dengan lingkungannya. Kemampuan berbahasa ini tidak selalu didominasi oleh kemampuan membaca saja, tetapi juga terdapat sub potensi lainnya yang memiliki pemahaman yang lebih besar seperti penguasaan kosa kata, pemahaman (mendengarkan, menyimak) dan kemampuan berkomunikasi.

B.     Tujuan Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak

4
 
Masa perkembangan bicara dan bahasa yang paling intensif pada manusia terletak pada masa usia dini, tepatnya pada tiga tahun dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang dalam proses mencapai kematangan (Siti Aisyah et el, 2007: 6). Masa usia dini merupakan  masa keemasan (golden age) di sepanjang rentang usia perkembangan manusia. Montessori (Sujiono, 2009: 54) menyatakan bahwa masa tersebut merupakan periode sensitif (sensitive period), di mana anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya.
Berdasarkan fakta sebagaimana dikemukakan oleh para ahli di atas maka harus ada lingkungan yang kondusif, yang mengupayakan pengembangan berbahasa anak, termasuk anak usia pra sekolah secara intensif.  Pengembangan kemampuan berbahasa anak (Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2007: 3) dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1.      Agar anak dapat mengolah kata secara komprehensif
2.      Agar anak dapat mengekspresikan kata-kata dalam bahasa tubuh yang dapat dipahami oleh orang lain.
3.      Agar anak mengerti setiap kata yang didengar dan diucapkan, mengartikan dan menyampaikan secara utuh kepada orang lain.
4.      Agar anak dapat berargumentasi, meyakinkan orang melalui kata-kata yang diucapkannya.

C.    Karakteristik Perkembangan Berbahasa Anak Prasekolah
Karakteristik perkembangan kemampuan berbahasa anak TK atau anak usia prasekolah menurut Allen dan Marot (2010: 132 – 133)  adalah sebagai berikut:
1.      Berbicara tentang benda, kejadian, dan seseorang yang tak ada di sekitarnya : “Rudi punya mobil-mobilan”
2.      Berbicara tentang apa yang dilakukan orang lain: “Mama sedang memasak di dapur’
3.      Menambah informasi mengenai apa yang baru dikatakan: “Iya, lalu ia rebut lagi mainanku”
4.     

5
 
Menjawab pertanyaan sederhana dengan tepat
5.      Semakin banyak mengajukan pertanyaan, terutama tentang lokasi dan identitas benda atau orang
6.      Menggunakan bentuk percakapan yang semakin banyak yang membuat percakapan terus berlanjut: “Lalu apa yang ia lakkan? “Bagaimana dia bias bersembunyi?”
7.      Menarik perhatian orang terhadap dirinya, benda, atau kejadian di sekitarnya: “Lihat, helikopterku datang”
8.      Menyuruh orang lain melakukan sesuatu terlebih dahulu: “Ayo melompat ke dalam air. Kamu dulu.”
9.      Bisa melakukan interaksi sosial yang menjadi kebiasaan: “Hai,” “Tolong”
10.  Berkomentar terhadap benda dan kejadian yang sedang berlangsung: “Ada kambing”
11.  Kosakatanya meningkat, anak sudah mampu menggunakan 300 sampai 1000 kata
12.  Mengucapkan sajak sederhana dan menyanyikan lagu
13.  Mengucapkan perkataan yang jelas hamper setiap waktu
14.  Mengucapkan frasa kata benda yang dikembangkan: “Anjing besar berwarna coklat”
15.  Mengucapkan kata kerja dengan kata “sedang”, menggunakan pengulangan kata untuk bentuk jamak
16.  Mengungkpkan kalimat negatif dengan menyelipkan kata “bukan” atau “tidak” sebelum kata benda atau kata kerja sederhana: “Bukan bajuku”
17. 

6
 
Menjawab pertanyaan mengenai benda atau kejadian yang dikenal anak: “Apa yang sedang kamu lakukan?”  “Apa ini” dan “Di mana?”
D.    Empat Keterampilan Berbahasa
Perkembangan kemampuan berbahasa anak merupakan suatu proses yang secara berturut-turut dimulai dari mendengar, selanjutnya, berbicara, membaca dan menulis. Adapun perkembangan dari setiap kemampuan pada anak usia TK (4 – 6 tahun) adalah sebagai berikut:
1.      Kemampuan Mendengar
Kemampuan mendengar anak-anak harus dikembangkan karena berkenaan dengan upaya memahami lingkungan mereka. Agar mereka belajar untuk mengembangkan kemampuan tersebut, mereka harus menerima masukan informasi dan mengolahnya. Menurut Cassel dan Jalongo (Seefeldt dan Wasik 2008: 353), mendengarkan dan memahami informasi adalah langkah inti dalam memperoleh pengetahuan.
Anak usia TK  mengembangan kemampuan mengingat untuk sesuatu yang didengar.  Anak mungkin tidak selalu menjadi pendengar yang baik. Hal itu bisa terjadi karena sebagian besar waktu yang dimiliki dipergunakan untuk kegiatan bermain sehingga dirinya tidak sungguh-sungguh dalam mendengar sesuatu, misalnya apa yang disampaikan oleh orang tuanya. Pada umumnya anak mendengarkan cerita yang panjang, dengan alur yang menarik dan dalam cerita tersebut terdapat tokoh dengan bermacam-macam karakter. Stimulus  seperti itu berguna untuk membangkitkan daya imajinasi anak.
2.      Perkembangan Berbicara

7

 
Untuk belajar bahasa, menurut Dickinson dan Snow (Seefeldt dan Wasik 2008: 354),  anak-anak memerlukan kesempatan untuk bicara dan didengarkan. Pengalaman menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat pembicaraan dengan anggota keluarga merupakan pengalaman yang sangat berharga karena anak dapat belajar bahwa situasi yang mereka hadapi menjadi factor yang dipertimbangkan dalam berbicara.
Pada usia 4 – 6 tahun anak sudah mulai mampu berperan serta dalam percakapan yang panjang. Sebagain dari anak-anak ada yang bisa mendominasi pembicaraan. Pada usia ini anak belajar menjadi pengguna bahasa yang kreatif. Anak dapat membuat atau menamakan sesuatu dengan bahasanya sendiri, khususnya untuk hewan atau mainan kesayangannya.
3.      Perkembangan Membaca
Pembelajaran membaca secara formal belum dilaksanakan pada pendidikan di Taman Kanak-kanak. Apa yang dilakukan di lembaga pendidikan tersebut adalah pengembangan keterampilan agar anak siap untuk belajar membaca. Gambar-gambar binatang yang ditempel di dinding kelas yang disertai tulisan yang menerangkan tentang binatang apa merupakan stimulus untuk perkembangan kemampuan membaca.
Anak semakin mengenal kata yang sering dia dengar dan mengenal tulisan untuk kata itu, misalnya kata toko, tv dst. Setiap saat anak melihat huruf dan rangkaian huruf yang kemudian menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana mengucapkannya.
4.      Perkembangan Menulis

8
 
. Sama halnya dengan membaca formal, pembelajaran menulis formal tidak dilaksanakan di TK. Yang dilakukan di TK berkenaan dengan kemampuan menulis adalah pengembangan kemampuan agar anak siap untuk belajar menulis. Dan untuk itulah maka upaya pengembangan motorik halus dilakukan secara intensif. Perkembangan anak pada motorik halusnya yang semakin meningkat membuat anak mampu menggambar garis  lurus, garis tegak, garis lengkung, lingkaran dan sebainya, yang merupakan dasar untuk menggembangkan kemampuan menulis.
.
E.     Mendengar, Berbicara, dan Awal Membaca dalam Pengembangan Berbahasa
Direktorat Pembinaan TK dan SD (2007: 3 – 4) memberikan pedoman berkenaan dengan upaya pengembangan berbahasa pada anak TK berupa penakanan pada kemampuan mendengar, berbicara, dan awal membaca:
1.      Kemampuan Mendengar dan Berbicara
2.      Kemampuan Awal Membaca
Pengembangan kemampuan mendengar dan berbicara dilakukan agar anak dapat:
a. mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan merespon dengan tepat
b. berbicara penuh percaya diri
c. menggunakan bahasa untuk mendapatkan informasi dan untuk komunikasi yang efektif dan interaksi social dengan orang lain
d. menikmati buku, cerita dan irama
e. mengembangkan kesadaran bunyi

9
 
Sehubungan dengan tujuan tersebut maka perilaku yang dapat dilakukan anak adalah menurut Direktorat Pembinaan TK dan SD (2007: 4) adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kontak mata ketika mendengar atau mulai berbicara
b. Memberi perhatian ketika mendengarkan sebuah cerita
c. Merespon sumber bunyi atau suara
d. Menggunakan kata-kata yang sopan ketika berbicara dengan orang lain
e. Menyampaikan pesan sederhana dengan akurat
f. Membuat permintaan sederhana
g. Merespon ketika diajak berbicara atau ditanya
h. Memulai pembicaraan dengan teman sebaya dan orang dewasa
i. Berkomunikasi secara efektif dalam situasi tertentu
j. Menggunakan bahasa untuk menjelaskan tujuan sederhana
k. Berbicara tentang pengalaman pribadi, perasaan, dan ide
l. Berpartisipasi dalam cerita, lagu, dan irama
m. Berpartisipasi dalam dramatisasi dari cerita yang terkenal
n. Menceritakan kembali cerita dan peristiwa tertentu secara sederhana
o. Membuat cerita sendiri dan memerankannya
p. Menggabungkan suara dengan pola irama tertentu

F.     Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : Melalui penggunaan media buku cerita anak dengan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak TK Islam Miftahul Ulum Gumayun pada Kelompok B.



10
 
 


BAB III
METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

A.    Metode Penelitian
Pendidik yang kurang menguasai materi akan sulit mengajarkan pembelajaran bahasa. Pendidik harus bisa mencari metode yang tepat yang akan digunakan pada proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran bahasa memerlukan kesabaran, keterampilan berbicara, kreatif dan santun. Jadi seorang pendidik harus kreatif dalam proses pembelajaran agar anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Metode bercerita adalah metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa karena pendidik tidak cukup hanya menjelaskan secara lisan saja, tetapi anak TK lebih mudah mempelajarinya dengan cara menyimak dan mendengarkan isi cerita kemudian ikut bercerita  seperti yang dilakukan oleh gurunya. Dengan metode bercerita ini guru dapat memasukkan unsur-unsur edukatif guna membiasakan anak berperilaku baik seperti tokoh dalam cerita, memunculkan ide berupa pertanyaan, pendapat, dan komentar anak, sehingga dapat diketahui kecerdasan anak dalam berbicara/berbahasa.

11
 
Bagi anak kecil, mempelajari literasi tidak cukup hanya dengan melihat tulisan-tulisan atau mendengarkan orang berbicara di sekelilingnya. Mereka perlu mendengarkan dan mempraktekkan apa yang didengar dan diketahui, yaitu bagaimana orang dewasa berperilaku dan berbahasa yang baik. Mereka juga perlu melihat benda-benda dan bagaimana orang dewasa menyebut benda-benda tersebut yang kesemuanya dapat dilihat pada buku cerita yang dibacakan..
Tugas guru adalah memberikan rangsangan dan latihan berbicara di setiap kegiatan bercerita, melibatkan anak dalam setiap kegiatan. Sepanjang jam pelajaran guru berbicara kepada anak dalam kegiatan pembelajaran sebenarnya sudah merupakan metode yang baik asalkan diikuti oleh perilaku atau penunjukkan benda-benda, dengan demikian anak-anak dapat mengamati dan pada akhirnya akan memahami hubungan bahasa dengan perilaku dan benda-benda yang mereka lihat.
Karena anak mempunyai sikap yang senang meniru maka metode bercerita adalah metode yang tepat untuk anak. Dengan metode bercerita anak dapat langsung meniru apa yang diceritakan guru melalui buku cerita, dengan bimbingan guru. Bimbingan guru yang sabar dan kreatif sangat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak terutama pada kegiatan bercerita.

12
 
Kepekaan anak dalam menerima stimulus atau rangsangan dari luar yang harus diserap melalui panca indra setiap anak berbeda-beda. Ada yang kepekaannya tajam, ada yang tidak tajam. Pendidikan bahasa adalah salah satu yang dapat mengembangkan kepekaan. Melalui ketrampilan berbahasa pada anak usia dini diharapkan anak dapat menangkap rangsangan serta dapat dengan cepat dan terampil mengolah cerita yang bermanfaat sebagai sarana, proses untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya. Metode bercerita dengan menggunakan media yang menarik dapat meningkatkan minat anak dalam kegiatan anak. Media yang digunakan yaitu buku cerita anak dengan gambar cover dan isi cerita yang menarik dan penuh warna agar menyenangkan anak dalam melaksanakan kegiatan bercerita.
Kegiatan pra pengembangan merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum memulai kegiatan bercerita. Kegiatan pra pengembangan terdiri atas:
1.      Kegiatan penyiapan bahan cerita yang akan digunakan untuk bercerita sesuai dengan tujuan dan tema yang sudah ditetapkan dan sesuai dengan urutan langkah-langkah bercerita yang sudah ditetapkan.
2.      Kegiatan penyiapan buku cerita untuk merangsang anak berbicara dan berimajinasi
3.      Kegiatan penyiapan anak dalam mengikuti kegiatan bercerita dan diikuti peniruan anak.
4.      Guru bercerita sambil memperagakan cara bercerita yang baik dan menarik layaknya pendongeng profesional
Rancangan metode bercerita diharapkan anak dapat:
a.       mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan merespon dengan tepat.
b.      berbicara penuh percaya diri.
c.       menggunakan bahasa untuk mendapatkan informasi dan untuk komunikasi yang efektif dan interaksi social dengan orang lain.
d.      menikmati buku, cerita dan irama
e.      

13
 
mengembangkan kesadaran bunyi
 Sehubungan dengan tujuan tersebut maka perilaku yang dapat dilakukan anak adalah menurut Direktorat Pembinaan TK dan SD (2007: 4) adalah sebagai berikut:
a.       Melakukan kontak mata ketika mendengar atau mulai berbicara
b.      Memberi perhatian ketika mendengarkan sebuah cerita
c.       Merespon sumber bunyi atau suara
d.      Menggunakan kata-kata yang sopan ketika berbicara dengan orang lain
e.       Menyampaikan pesan sederhana dengan akurat
f.       Membuat permintaan sederhana
g.      Merespon ketika diajak berbicara atau ditanya
h.      Memulai pembicaraan dengan teman sebaya dan orang dewasa
i.        Berkomunikasi secara efektif dalam situasi tertentu
j.        Menggunakan bahasa untuk menjelaskan tujuan sederhana
k.      Berbicara tentang pengalaman pribadi, perasaan, dan ide
l.        Berpartisipasi dalam cerita, lagu, dan irama
m.    Berpartisipasi dalam dramatisasi dari cerita yang terkenal
n.      Menceritakan kembali cerita dan peristiwa tertentu secara sederhana
o.      Membuat cerita sendiri dan memerankannya
p.      Menggabungkan suara dengan pola irama tertentu

B.     Deskripsi Penelitian
Tahapan Operasional Pelaksanaan:
1.     

14
 
Perencanaan
-          Merumuskan tujuan perbaikan pengembangan bahasa dengan menggunakan media buku cerita pada anak TK Islam Miftahul Ulum Gumayun kelompok B
·         Membuat satuan kegiatan harian (SKH)
-          Mengadakan diskusi dengan teman sejawat tentang permasalahan kemampuan berbahasa anak dalam kegiatan pembelajaran bahasa dengan menggunakan buku cerita
-          Merencanakan pengelolaan kelas
-          Merencanakan langkah-langkah kegiatan perbaikan
-          Menyediakan alat dan bahan cerita dengan buku cerita yang akan digunakan untuk bercerita
·         Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan kepada anak seputar isi cerita dan hikmah yang terkandung dalam isi cerita.

2.      Pelaksanaan Tindakan
BERCERITA
a.       Kemampuan yang diharapkan dicapai: anak mampu berbicara, bercerita, dan berbahasa yang baik dan benar, yang pada akhirnya mampu membentuk kepribadian anak.
b.      Tema              : Rekreasi
c.       Kegiatan        : Bahasa
d.      Metode          : Bercerita dengan membacakan buku cerita
e.      

15
 
Sarana/alat     : Buku-buku cerita anak

dongeng.jpg
Buku Cerita Anak Karya Dian Kristina
anti galau.jpg
Buku Cerita Anak Karya Endang Firdaus


16
 
 


putra mahkota.jpg
Buku Cerita Dongeng Karya Sri Wahyuti
fata.jpg
Buku Cerita Dongeng Karya Uda Agus


17
 
 


Langkah-langkah pelaksanaan membacakan buku cerita dalam kegiatan bercerita:
-          Guru menyiapkan media/alat yang akan digunakan untuk bercerita yaitu buku cerita anak dengan gambar yang menarik
-          Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan
-          Guru mengatur posisi tempat duduk anak sesuai yang direncanakan
-          Guru mengawasi anak yang sedang melaksanakan kegiatan
-          Buku dipegang oleh guru di tangan kiri dan posisi buku diatur sedemikian rupa, sehingga gambar dan tulisan dapat dilihat dengan jelas oleh anak
DSCI3058.JPG
-         

18
 
Guru merangsang anak untuk mendengarkan cerita
-          Sebagai pendahuluan, guru memperlihatkan gambar yang ada pada sampul sambil menyebutkan judul cerita dan membicarakan isi gambar
-          Guru membacakan cerita setiap halaman dengan intonasi suara, irama yang menarik dan ucapan yang jelas.
-          Setelah membacakan cerita, guru memberi kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali isi cerita secara bergantian
DSCI3059.JPG







19
 
 


-          Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah bisa dan memberikan motivasi kepada anak yang belum bisa
DSCI3060.JPG
Para siswa menyimak dan mendengarkan isi cerita dengan baik
DSCI3057.JPG



20
 
 


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian
Hasil dari metode bercerita dengan menggunakan buku cerita anak yang diterapkan pada proses pembelajaran bahasa yaitu:
a.       Perhatian anak lebih dipusatkan pada guru
b.      Meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak TK Islam Miftahul Ulum Gumayun kelompok B
c.       Anak lebih mengerti dan paham cara bercerita yang baik dan  benar
d.      Penggunaan media buku cerita yang berwarna cerah dan menarik menambah minat anak pada kegiatan bahasa
e.       Penyampaian cerita yang mendidik akan  memudahkan anak dalam meniru berbuat baik
f.       Koordinasi otak kanan dan otak kiri anak lebih baik dan lebih terlatih
Dari perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan oleh guru pada kegiatan bercerita dengan media buku cerita anak didapatkan hasil: anak mampu berbahasa dengan baik dan benar.

21
 
 


B.     Dampak Penelitian
a.       Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas gambar/benda/peristiwa yang akan dipertunjukkan karena jumlah anak yang banyak dalam satu kelas atau tulisan yang terlalu kecil sehingga metode bercerita  hanya efektif untuk sistem kelompok dan kurang efektif apabila menggunakan sistem klasikal.
b.      Tidak semua buku cerita dapat dibacakan, dilihat dari isi cerita yang kurang mendidik
c.       Sukar dimengerti apabila dibacakan oleh guru yang kurang menguasai isi cerita atau dengan suara yang kurang jelas
d.      Apabila tidak dilanjutkan dengan dialog ada kemungkinan anak akan lupa dan materi cerita tidak akan bermakna karena tidak menjadikan pengalaman belajar bagi anak dari setiap cerita yang disampaikan.

C.    Kendala Penelitian
a.       Membutuhkan waktu yang lama
b.      Media harus besar agar dapat terlihat anak lebih jelas
c.       Membutuhkan guru yang profesional
d.      Membutuhkan kesabaran dan ketelatenan
e.       Anak yang tidak sabar ingin cepat menyelesaikan kegiatan sehingga bercerita kurang maksimal

D.    Faktor-faktor Pendukung
Untuk keberhasilan dalam menerapkan metode bercerita perlu faktor pendukung agar metode yang digunakan dapat terlaksana dengan baik. Faktor pendukung itu antara lain:
a.      

22
 
Seorang guru yang profesional dan menguasai materi pembelajaran
b.      Media yang berwarna cerah dan berwarna-warni sehingga anak merasa senang
c.       Media yang digunakan untuk bercerita harus dengan tulisan yang bias dibaca anak dan dengan gambar yang menarik bagi siswa

E.     Alternatif Pengembangan
Kegiatan bercerita dengan membacakan buku cerita anak merupakan bagian dari pengembangan bahasa yaitu indikator bercerita dengan berbagai media. Alternatif pengembangan bahasa selain meningkatkan ketrampilan bahasa anak juga dapat melatih emosi anak agar lebih sabar dalam melakukan suatu kegiatan. Dapat juga dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak suatu kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan bercerita dengan metode bercerita dengan membacakan buku cerita anak  dapat meningkatkan daya pikir anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, dan berpikir.

F.     Pembahasan

23
 
Salah satu bentuk satuan pendidikan prasekolah di jalur pendidikan sekolah adalah Taman Kanak-kanak. Eksistensi dan esensi lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak ini dalam kerangka pembangunan Pendidikan Nasional secara resmi diakui dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 27 tahun 1990. Menurut PP No. 27 tahun 1990, "Penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak dimaksudkan untuk membantu meletakkan dasar kea rah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.”
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini mampu meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa dengan media buku cerita. Adanya pembelajaran ini, anak dapat melatih kemampuan bahasa anak dan mengembangkan kreativitas anak. Selain itu, guru pun dapat mengetahui apakah anak sudah mampu untuk berlatih bercerita, dan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi cerita dengan media buku cerita anak. Tindakan ini dilakukan setiap hari, agar tujuan yang diinginkan tercapai dan kemampuan anak mengalami peningkatan.













24
 
 


BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam proses pembelajaran interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa. Dalam interaksi tersebut guru berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada pengembangan bahasa kegiatan bercerita dengan menggunakan media buku cerita anak, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Dengan metode yang tepat dapat memudahkan anak untuk memahami pembelajaran bahasa dengan baik
2.      Dengan pemilihan media/alat peraga yang tepat, membantu anak pada saat pembelajaran
3.      Kemampuan berbahasa anak-anak TK Islam Miftahul Ulum Gumayun kelompok B sudah cukup optimal/baik sesuai dengan yang diharapkan.
B.     Saran dan Tindak lanjut
Berdasarkan hasil kesimpulan, ada beberapa hal yang sebaiknya diterapkan oleh guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya, khususnya dalam pengembangan bahasa dengan berbagai media. Adapun saran-saran penulis sebagai berikut:
1.      Gunakanlah alat peraga yang tepat dan menarik sesuai dengan materi kegiatan sehingga pembelajaran dapat menghasilkan hasil belajar yang optimal
2.     

25
 
Dalam memberikan tugas pada anak terlebih dahulu guru harus memperkenalkan media yang akan digunakan, dan gunakanlah media yang menarik bagi anak sehingga anak antusias terhadap kegiatan yang akan dilakukan. Dengan demikian akan membantu kemampuan anak dalam berbahasa lebih meningkat.
3.      Lihatlah emosi dan perasaan anak, jangan biarkan anak ribut dan berebut, tapi untuk mencoba bersama. Buatlah kelompok kecil agar anak maksimal dapat mencoba semua secara bergantian dengan teratur.
4.      Fasilitas dalam pembelajaran sangat diperlukan guna memotivasi anak dalam menumbuhkan kemampuan bahasa anak.
5.      Pemberian nilai itu sangat penting, di samping sebagai hadiah, juga dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan belajar serta sebagai laporan untuk orang tua di rumah.
6.      Segala sesuatu yang diperoleh selama kegiatan PTK yang sekiranya dapat meningkatkan kemampuan anak, sebaiknya disampaikan kepada teman-teman sejawat atau Kelompok Kerja Guru (KKG). Sehingga teman yang lain mendapatkan masukan terhadap strategi mengajarnya.
C.    Rekomendasi Operasional
Penerapan metode bercerita dengan membacakan buku cerita anak dalam kegiatan bercerita perlu direncanakan lebih dulu agar dapat mencapai tujuan dan dapat berjalan dengan baik. Dalam satu rancangan pembelajaran bermetode bercerita dapat dikembangkan satu atau beberapa aspek perkembangan sekaligus, misalnya kognitif, bahasa dan seni. Karena pada dasarnya pengembangan dasar dan perilaku dengan metode bercerita bersifat integral dan tidak parsial.
Itulah beberapa kesimpulan, saran dan rekomendasi opersional yang dapat penulis sampaikan, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri pada khususnya, dan bagi rekan-rekan guru seprofesi pada umumnya.


26
 
 


DAFTAR PUSTAKA

·         http://kunt34.blogspot.com/2011/08/pengembangan-berbahasa-di-taman-kanak.html
·         Allen, K. Eileen. 2010. Profil Perkembangan Anak : Prakelahiran Hingga Usia 12 Tahun. (Penterjemah: Valentino). Jakarta: PT Indeks
·         Direktorat Pembinaan TK dan SD. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa  di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemendiknas
·         Masitoh dkk. (2005) Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: 2005
·         Pane, Eli Tohonan Tua. (2009) “Implementasi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini.” Tersedia pada: http://www..bpplsp-reg-1.go.id/buletin/. Diakses pada tanggal 5 Juni 2011
·         Patmonodewo, Soemiarti. (2003) Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta
·         Seefeldt, Carol dan Wasik Barbara A. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. (Penterjemah: Pius Nasar). Jakarta: PT Indeks
·         Siti Aisyah dkk. (2007) Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks



27
 

23
 
 

3 komentar:

  1. mohon info kalau ada yang "melalui handpuppet"

    BalasHapus
  2. THANKS YAA....SANGAT MEMBANTU

    BalasHapus
  3. boleh buat inspirasi ya...jazakumullah

    BalasHapus

Komentar Anda