05 Mei 2018

Asiknya Membaca Buku Totto Chan



Saya ingin nge-share tulisan Yustia Hapsari tentang resensi buku Totto Chan yang menurutku sangat menarik, sebab bisa menginspirasi dan memotivasi para guru dan orangtua untuk bisa mendidik anak menjadi lebih baik lagi. Berikut resensinya:

Buku Totto Chan, karangan Tetsuko Kuronayagi, yang ternyata terjemahan dari Bahasa Jepang ini (barusan tahu setelah baca versi pdf), menceritakan bagaimana seorang kepala sekolah di Tomo Gakuen mendidik dengan hati.

Pak Kepala Sekolah Sosaku Kobayashi yang ternyata memang tokoh nyata, bukan orang sembarangan, di akhir buku Totto Chan diceritakan beliau juga pernah menjadi staf menteri pendidikan Jepang.

Nah, poin menariknya dari keseluruhan Buku Totto Chan, ya Pak Sosaku tadi. Kalau saya rangkum ini poinnya:

1. Beliau hampir tidak pernah memarahi anak-anak di depan teman-temannya. Kalaupun terpaksa beliau seperti mengajak diskusi.

2. Beliau menghormati semua anak, layaknya sesama orang dewasa. Sehingga timbul kepercayaan diri mereka sebab dianggap.

3. Diskusi dari hati ke hati dengan anak-anak juga dilakukan. Ini disebutkan dalam bagian, saat Totto Chan menggunakan pita impor untuk bajunya. Kemudian anak Pak Sosaku juga sangat menginginkannya. Maka dengan bijak, Pak Kepala sekolah memohon pada Totto Chan untuk tidak mengenakan pita tersebut ke sekolah. Gaya bahasa komunikasinya dengan Totto Chan tidak mendikte, tapi memberikan pengertian.

4. Keseimbangan dalam segala aspek kehidupan sangat diperhatikan. Anak-nak membawa bekal yang berisi makanan dari gunung dan laut, mencoret-coret bagian aula juga boleh-kemudian juga dibersihkan bersama, dan ada saat pelajaran mendengarkan musik ritmis.

5. Kesalahan yang dilakukan anak-anak, dimaafkan dengan cara membuat mereka bertanggung jawab atas kesalahannya. Ini ada di bagian Totto Chan menjatuhkan dompet cantiknya ke toilet tradisional. Kemudian Totto, memaksa untuk mengambilnya dengan membersihkan toilet. Pak Kepala, tahu tersenyum dan kemudian berpesan "kembalikan semua seperti semula ya". Totto melakukannya dan menjadi ingatan yang kuat bahwa melongok-longok ke toilet adalah sangat tidak dibenarkan.

Sedangkan keseluruhan Buku menarik sebab menceritakan kepolosan masa kanak-kanak Totto Chan dan teman-temannya. Ceritanya membuat saya seperti kembali menjadi kanak-kanak. Seperti saat Totto Chan menguburkan logam di dekat stasiun kereta api, dan kemudian ditengoknya di esok hari namun hilang, entah sebab totto chan yang pelupa atau bagaimana. Jelasnya jaman dahulu saya juga sering mengubur sesuatu di tanah, dan kemudian beberapa hari atau bulan kemudian saya cari kembali tidak ada.

Buku ini cocok sekali untuk ibu-ibu dengan anak kecil, pendidik dan tentunya semua orang. Saat mendidik anak terasa melelahkan, buku Totto Chan seperti multivitamin penyemangat. Kembali sebagai orang tua atau pendidik seperti ditegur dengan buku ini. Teguran halus seperti Pak Sosuke terhadap Totto Chan. Jadilah kita makin mencintai anak-anak dan murid kita, serta yakin mereka semua terlahir di muka bumi untuk menjadi orang baik dan sukses, asal orang sekitarnya memiliki harapan yang sama.

Mumpung masih baru aja lewat Hari Pendidikan Nasional.

Bagi yang penasaran ingin membaca isi buku Totto Chan, bisa unduh e-booknya di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda