12 September 2025

Azka Si Hiperaktif


 

Azka si Anak TK yang Super Aktif

By: Puput Happy


Di sebuah TK bernama Pelangi Ceria, ada seorang anak laki-laki bernama Azka.
Azka punya wajah ganteng, rambutnya hitam rapi, dan matanya selalu berbinar. Ia juga sangat pandai bergaul.

Tapi… Azka punya satu sifat yang bikin guru sering geleng-geleng kepala: dia hiperaktif sekali!
Ia suka lari-larian, usil, dan kadang kalau marah bisa menendang apa saja.


Hari Pertama yang Ribut

Suatu pagi, guru TK, Bu Rani, sedang mengajak anak-anak menyusun balok.

“Anak-anak, ayo kita bangun menara tinggi!” kata Bu Rani ceria.

“Yaaay!” semua anak bersorak.

Azka pun semangat. Tapi bukannya membantu, ia malah tiba-tiba mengambil balok dari tangan temannya, Dafa.

“Eh, itu punyaku!” protes Dafa.

“Hehe, sebentar aja ya, aku mau bikin roket!” jawab Azka sambil berlari kecil.

Dafa pun menangis, “Huwaa… Bu Guru, Azka usil!”

Bu Rani mendekat. “Azka, tidak boleh merebut mainan teman. Kalau mau, harus bilang dulu dan gantian.”

Azka mengerucutkan bibirnya, “Tapi aku cuma sebentar…”

“Tetap tidak boleh, Nak. Yuk, kembalikan dulu, lalu minta maaf.”

Azka diam sebentar. Ia menunduk, lalu berjalan ke Dafa.
“Maaf ya, Dafa. Aku nggak akan rebut lagi.”

Dafa mengusap matanya, “Iya, aku maafin.”


Saat Azka Marah

Beberapa hari kemudian, Azka sedang menggambar. Temannya, Naya, tanpa sengaja menyenggol krayonnya.

“Ups, maaf Azka!” kata Naya.

Tapi Azka malah cemberut. “Kenapa sih kamu gangguin aku terus!”
Lalu… BRAAAK! Azka menendang pintu kelas. Suaranya keras sekali sampai semua anak kaget.

“Waaah, Azka marah!” kata Rafi, mundur ketakutan.

Bu Rani cepat-cepat menenangkan. “Azka, stop! Tenangkan dulu napasmu. Kalau marah, tidak perlu menendang.”

Azka terdiam, dadanya masih naik turun. Ia menatap teman-temannya yang tampak takut.
Hatinya terasa tidak enak. Setelah agak tenang, ia mendekat ke Naya.

“Maaf, Naya. Aku nggak seharusnya marah begitu. Aku janji nggak ngulangin.”

Naya tersenyum kecil, “Aku maafin, Azka. Yuk, kita gambar bareng lagi.”


Azka Mulai Berubah

Hari-hari berikutnya, Azka berusaha lebih sabar. Memang tidak mudah, kadang ia masih usil.

“Azka, jangan cubit aku!” protes Rafi.
“Hehe, bercanda kok. Maaf ya!” jawab Azka sambil tersenyum.

Lama-lama, teman-teman sadar kalau Azka selalu berani minta maaf setiap kali salah.
Mereka pun jadi senang main bersama Azka, karena ia juga pandai membuat permainan seru.

“Azka, ajarin aku main mobil-mobilan, dong!” kata Dafa.
“Azka, aku mau ikut kejar-kejaran!” kata Naya.

Bahkan Bu Rani pun tersenyum bangga. “Anak-anak, lihat deh, sekarang Azka makin baik. Kalau salah, dia berani minta maaf. Itu contoh yang bagus.”


Akhir yang Ceria

Suatu sore, sebelum pulang, Bu Rani bertanya pada anak-anak:
“Siapa yang suka bermain dengan Azka?”

Semua anak serentak mengangkat tangan. “Akuuu!”

Azka tersipu malu. “Terima kasih, teman-teman. Aku janji akan selalu jadi teman yang baik.”

Dan sejak hari itu, Azka tetap menjadi anak yang aktif, tapi juga semakin baik hati dan menyenangkan.


Pesan Moral:
Aktif dan ceria itu bagus, tapi harus disertai sikap baik, sabar, dan mau meminta maaf. Itulah yang membuat banyak teman menyayangimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda