Azka si Anak TK yang Super Aktif
Hari Pertama yang Ribut
Suatu pagi, guru TK, Bu Rani, sedang mengajak anak-anak menyusun balok.
“Anak-anak, ayo kita bangun menara tinggi!” kata Bu Rani ceria.
“Yaaay!” semua anak bersorak.
Azka pun semangat. Tapi bukannya membantu, ia malah tiba-tiba mengambil balok dari tangan temannya, Dafa.
“Eh, itu punyaku!” protes Dafa.
“Hehe, sebentar aja ya, aku mau bikin roket!” jawab Azka sambil berlari kecil.
Dafa pun menangis, “Huwaa… Bu Guru, Azka usil!”
Bu Rani mendekat. “Azka, tidak boleh merebut mainan teman. Kalau mau, harus bilang dulu dan gantian.”
Azka mengerucutkan bibirnya, “Tapi aku cuma sebentar…”
“Tetap tidak boleh, Nak. Yuk, kembalikan dulu, lalu minta maaf.”
Dafa mengusap matanya, “Iya, aku maafin.”
Saat Azka Marah
Beberapa hari kemudian, Azka sedang menggambar. Temannya, Naya, tanpa sengaja menyenggol krayonnya.
“Ups, maaf Azka!” kata Naya.
“Waaah, Azka marah!” kata Rafi, mundur ketakutan.
Bu Rani cepat-cepat menenangkan. “Azka, stop! Tenangkan dulu napasmu. Kalau marah, tidak perlu menendang.”
“Maaf, Naya. Aku nggak seharusnya marah begitu. Aku janji nggak ngulangin.”
Naya tersenyum kecil, “Aku maafin, Azka. Yuk, kita gambar bareng lagi.”
Azka Mulai Berubah
Hari-hari berikutnya, Azka berusaha lebih sabar. Memang tidak mudah, kadang ia masih usil.
Bahkan Bu Rani pun tersenyum bangga. “Anak-anak, lihat deh, sekarang Azka makin baik. Kalau salah, dia berani minta maaf. Itu contoh yang bagus.”
Akhir yang Ceria
Semua anak serentak mengangkat tangan. “Akuuu!”
Azka tersipu malu. “Terima kasih, teman-teman. Aku janji akan selalu jadi teman yang baik.”
Dan sejak hari itu, Azka tetap menjadi anak yang aktif, tapi juga semakin baik hati dan menyenangkan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda