“Dengan
Semangat Ukhuwwah Kita Wujudkan Persatuan
di
antara Majlis Ta’lim se-Kabupaten Tegal”
Bersama:
Dr. Hj. Sitaresmi Soekanto
(Dosen
Pasca Sarjana UI Jakarta)
Slawi, 1 September
2013 / 25 Syawal 1434 H
-
Tilawah pembukaan oleh Mbak Puji dan Mbak Sobiroh dari Kec. Tarub
Terimakasih
kepada Bp. Abdullah Fikri Faqih dan istri yang telah menghadiri acara.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, jika telah menjalankan
ibadah puasa Ramadhan, maka setelah Ramadhan bulan-bulan selanjutnya akan
menjadi Ramadhan. Maka untuk kembali fitrah, Forsimata (Forum Komunikasi Majlis
Ta’lim) Kabupaten Tegal menggelar acara yang bertujuan untuk menjalin erat
ukhuwwah/persaudaraan di antara majlis ta’lim sekabupaten Tegal..
Kita
harus bersyukur dalam segala hal. Kalau kita selalu bersholawat, mudah-mudahan
kita dapat syafaat dari Beliau SAW. Setelah Ramadhan, kita berharap kembali
fitrah/bersih. Kita ingin menjadi minal aidin (fitrah) dan wal faizin (menang),
dimana semua urusan kembali kepada Allah SWT. Allah Maha Besar, artinya Allah
Maha Besar, yang lainnya kecil. Kita berharap segala dosa diampuni, dan apa
yang kita lakukan, yang kita doakan semuanya dikabulkan sebagai amal sholeh di
yaumil mizan kelak. Amin.
Semangat
kita sesuai dengan tema “Kita wujudkan persatuan di antara Majlis Ta’lim se-Kabupaten Tegal.” Ibu adalah tiang dari
Negara ini. Negara maju dan tidaknya tergantung dari ibu. Jika kita hanya
sendiri, kekuatan kita akan lemah, tapi jika bersama-sama akan menjadi kuat.
Walaa
tafarroqu, kita jangan berpecah-belah meski berbeda. Kita pupuk kerjasama agar
kita kuat. Kita sebagai perempuan kadang merasa tersingkir, padahal kita semua
selalu butuh perempuan. Penanggung jawab rumah memang bapak-bapak layaknya
kepala sekolah, tapi yang ngurusi adalah ibu-ibu layaknya pegawai TU. Karena
itu, munculkan semangat ukhuwwah di antara ibu-ibu. Tanpa ibu-ibu, Tegal tidak
akan terbangun, karena itu mari kita bangun Tegal bersama-sama.
Pendidikan
jika tidak diperhatikan oleh ibu-ibu Negara tidak akan maju. Perhatikan
tetangga kiri-kanan, terutama dari segi pendidikan, minimal wajib belajar 9
tahun. Jangan saling menyalahkan, saling melempar tanggung jawab. Kedua setelah
pendidikan adalah tentang kesehatan. Fakta berbicara, bahwa angka kematian
tertinggi di Kabupaten Tegal adalah kematian ibu dan anak. Kematian ibu dan anak di
kabupaten Tegal merupakan kematian tertinggi di Jawa Tengah. Jika ibu-ibu tidak
mau bekerjasama, maka kondisi kabupaten Tegal tidak akan menjadi lebih baik. Pendidikan
dan kesehatan menjadi prioritas utama di kabupaten Tegal, dan Bapak Fikri tetap
mengajak masyarakat Tegal untuk bersama-sama membangun Tegal.
***
Selesai
memberi sambutan, Bp. Fikri Faqih memberi kenang-kenangan kepada Ibu Nawangsih
dari Slawi, Ibu Fathonah dari Pacul, Ibu Ani dari Talang, dan juga ibu-ibu dari
Pangkah, Bojong, dan Bumijawa.
Peran majlis ta’lim harus menjadi lebih produktif dan
harus lebih ditingkatkan lagi perannya di masyarakat. Beberapa program dan
kegiatan Forsimata yang sedang digalakkan antara lain:
-
Melaksanakan hari besar bersama seluruh
majlis ta’lim
-
Mengadakan pelatihan majlis ta’lim di
kabupaten Tegal
-
Mengadakan pelatihan pengurusan jenazah
-
Mengadakan pelatihan manajemen pengelolaan
majlis ta’lim kabupaten Tegal
-
Mengadakan pelatihan baca tulis al-Quran di
kabupaten Tegal
***
Pentas Tari Muhammadku dari KB Salimah
Adiwerna
Pentas musik islami dari Grup qasidah
dari Slawi Kulon
Materi
inti
dari Dr. Hj. Sitaresmi Soekanto
(Dosen UI, pengisi acara “Indahnya Pagi” di TVRI, pengisi acara pengajian di Indosat, dan lain-lain)
(Dosen UI, pengisi acara “Indahnya Pagi” di TVRI, pengisi acara pengajian di Indosat, dan lain-lain)
Ayahanda dari Bu
Sitaresmi adalah asli Tegal, sehingga beliau menganggap Tegal sebagai kampung
halamannya.
“Tak kenal maka kenalan yuuk…..!”
Jika semua ibu-ibu segembira mereka yang telah tampil di
panggung, seceria panitia acara dan peserta, tentu semua anak juga akan selalu
merasa happy/bahagia. Kita tidak boleh dalam peristiwa apapun yang membuat kita
sedih, karena kita punya Allah.
Ada
kisah, seorang pemulung yang badannya gemuk dan selalu pakai topi yang selalu
menutupi jidatnya, dan ternyata ia punya kelemahan pada matanya, yang jika
terkena sinar matahari akan terasa sakit. Yang menarik dari dia, ia selalu
bersenanndung saat mencari sampah. Itu menunjukkan bahwa ia tidak peduli dengan
keadaan. Ia selalu bergembira setiap saat. Itu sumber inspirasi buat kita untuk
selalu bergembira. Bahwa kebahagiaan bisa dimunculkan oleh kita sendiri.
Doa
senjatanya orang beriman. Jika sedang merasa susah/sedih, segera bacalah doa,
sebab akan muncul kemudahan-kemudahan. Ada fase di mana teori-teori yang kita
dapatkan menguap begitu saja yang membuat kita lupa, maka dari itu kita harus
bekerjasama untuk saling mengingatkan, dan hal-hal lain di luaran kita menjadi
kepedulian kita. Jika kita punya miliu/lingkungan yang tidak baik, perlu kita
perhatikan.
Bertafakkur
alam itu penting. Kita sudah baik, tapi kita melihat di lingkungan kita yang
tidak bisa dijadikan contoh. Karena itu televise perlu kita kaji baik buruknya.
TV sudah instan, sehingga bisa mengurangi kecerdasan-kecerdasan kita saat
menonton tayangan-tayangan yang tidak baik, padahal anak harus menyerap hal
baik-baik saja, tidak boleh melihat tayangan-tayangan kriminal, pornografi,
infotainment, dan lain-lain yang tidak mendidik. Maka dari itu, ibu harus
hati-hati dalam menyuguhkan tontonan kepada anak. Nyuapin anak sambil nonton TV
yang adegannya tidak baik, akibatnya anak akan ikut menonton.
Semua
yang sudah kita capai berawal dari sebuah impian. Didiklah anakmu, karena zaman
akan selalu berubah. Anak sekarang zaman teknologi, jadi ibu juga harus tahu
perkembangan teknologi, tidak bisa mendidik anak sesuai dengan keinginan kita.
Maka dari itu, tanyakan kepada anak: punya hobby apa? Setelah itu, kembangkan
anak dengan hobby-nya, sibukkan anak dengan hobby-nya itu, sibukkan anak dengan
hal-hal yang positif, sehingga tidak ada celah untuk berbuat yang negatif.
Jangan
paksakan anak dalam bercita-cita, seperti ingin jadi dokter, polisi, dan
lain-lain. Jika anak ingin jadi pemain bola, atau ingin jadi pemadam kebakaran,
jangan diketawakan.
Salah
satu kunci agar anak bisa tumbuh jadi harapan bangsa dan agama:
1.
Ibu harus jadi dinamisator, penggerak yang
hebat, karena itu ibu harus sehat. Sebab jika tidak, penghuni rumah jadi ikut
sakit semua.
2.
Ibu harus jadi stabilisator. Saat ada
kesulitan ekonomi, ibu harus tetap cool, tidak panic/resah, sebab jika resah,
keluarga pun akan ikut resah. Jika keluarga oke, maka seluruh penghuni keluarga
pun akan oke.
Emosi dan suasana hati
Jika
anak suka tampil, itu tanda anak punya keberanian berekspresi.
Kita
dapat secara aktif mengendalikan emosi yang kita ingin. Anak memiliki fleksibilitas,
bisa berubah, karena itu ubah ekspresi wajah kita dengan senyum. Kita rubah
sudut pandang menjadi yang positif. Ubah suasana hati kita dengan ekspresi
wajah kita dengan senyum.
Jika
kita sedang menghadapi cobaan yang berat, ketika ditanya orang lain jawablah:
“Insya Allah cobaan ini akan segera berlalu.”
Gambar-gambar
emoticon yang kita berikan kepada orang lain, sering munculkan dengan gambar
senyum, karena itu akan mempengaruhi suasana hati orang lain.
Ustadz
Abdullah selalu tenang dan senyum saat tak ada uang. Beliau bilang kepada
istrinya: “Sumur kalau sudah kering, pasti akan ada hujan yang akan segera
menggenangi sumur itu.” Jadi, belajar optimis itu penting. Dorong anak dengan
cita-cita yang baik. Jangan sekali-kali bilang: “Dasar bodoh!” kepada anak.
Semarah-marah kita kepada anak, jangan sampai memberi label negatif, seperti
kata-kata: “Ibu gak suka punya anak yang nakal” atau sifat-sifat negatif
lainnya.
Pupil
mata perempuan akan membesar jika melihat gambar bayi, dan pupil mata laki-laki
akan membesar ketika melihat gambar perempuan.
Bayi
itu punya banyak ekspresi, bukan hanya single ekspretion. Kalau bayi itu jujur
dengan ekspresi wajahnya, cuma satu yang terlihat, yaitu wajah jutek. Kalau stroke,
otot-otot di wajah pun akan lumpuh, ekspresi wajah akan datar rasanya, tanpa
ekspresi. Tapi ada juga yang tidak lumpuh otot, tapi yang ada: dingin ekspresi
wajahnya, seolah ia paling menderita hidupnya.
Kalau
ada anak yang tidak nurut sama nasihat kita, introspeksi! Sudahkah kita menjadi
orang yang menyenangkan bagi anak. Kalau kita suka nyuruh-nyuruh, maka anak pun
akan suka nyuruh-nyuruh. Apa yang kita lakukan akan ditiru oleh anak.
Laki-laki
sejati tidak akan takut untuk berubah. Dan orang bisa berubah asal ada
kata-kata yang menggugah. Ada yang bilang: “Kalau Tuhan mau, Dia juga pasti
akan memberikan peluang untuk itu kepada saya.” Padahal, hidayah itu harus
diupayakan! Berdoalah: “Ya Allah, tunjukkan aku menuju ketaqwaan.” (Q.S. Ali
Imron : 8)
Pernahkah
kita dalam tahajjud kita untuk mendoakan anak-anak kita?
Ada
kisah seorang mahasiswa di UI yang ingin jujur dan berkata: “Saya malas sholat,
suka minum-minum (mabuk), tapi saya ingin berhenti mabuk.” Dengan niat
bismillah, pasti akan berhenti.
Anak
kecil pun bisa menjadi pelopor perubahan, apalagi kita orang dewasa. Ingat
surat Thaha ayat 114.
Hati
dan pikiran kita seperti parasut, dimana dia akan berfungsi hanya saat terbuka.
Pikiran tertutup kita seperti pandangan orang-orang sekarang tentang teroris-teroris
yang dianggap dari orang Islam. Kita jangan ikut terbawa dengan pikiran
masyarakat awam. Ingatlah, semakin sering Islam dijelek-jelekin, maka akan
banyak orang yang berduyun-duyun masuk Islam.
Jumlah
master/ahli tiap 1 juta orang berdasarkan Negara dan agamanya:
-
Israel : Yahudi = 13. 000
-
Eropa : Kristen = 6.500
-
Jepang : Shinto = 6.000
-
Rusia : Ortodhoks = 5.000
-
India : Hindu = 1.300
-
Mesir : Islam = 370
-
Indonesia : Islam = 74
(UNDP 2003)
Kondisi
umat Islam di akhir zaman seperti buih di lautan, banyak jumlahnya tapi
terombang-ambing kesana kemari. Kita lihat fakta di Mesir sekarang, kelompok
muslim membantai sesama muslim. Padahal sesama orang Islam tidak boleh saling
menjelek-jelekkan, tapi harus saling melengkapi dan bekerjasama dalam kebaikan.
Perbedaan-perbedaan jangan membuat kita gontok-gontokkan. Arab Saudi hampir
bangkrut karena pangkalan militernya bermasalah. Yang membuatnya maju karena
banyaknya orang yang pergi haji.
Ditayangkan
film jatuhnya kelompok pendaki tebing satu persatu hingga tersisa 3 orang yang
terdiri ayah dan kedua anaknya (laki-laki dan perempuan) yang masih
bergelantungan hampir jatuh. Sang kakak di atas, sang adik perempuan di
bawahnya, dan yang paling bawah adalah ayahnya. Tali untuk bergantung tidak
akan kuat menyangga 3 orang, sehingga sang ayah menyuruh anak perempuannya untuk
memotong tali dengan pisau agar putus, sehingga tali bisa tetap kuat menyangga
2 orang anaknya. Namun kedua anaknya tidak setuju melakukannya, karena hal itu
sama saja merelakan ayahnya jatuh dan mati. Tapi karena sang ayah mengharap
keselamatan kedua anaknya, sang ayah memaksa anak perempuannya cepat-cepat
memotong talinya. Sambil menangis dan karena dipaksa oleh sang ayah, akhirnya
anak patuh dan memotong tali itu hingga tali pun putus dan sang ayah pun
terjatuh.
Dari
fenomena di atas, dalam kaidah fiqih: jika ada 3 pilihan sulit, pilihlah yang
mendatangkan mashlahat meski ada satu yang harus dikorbankan. Jangan merasa
bersalah jika sudah mengambil keputusan yang terbaik, sebab ada hikmah di balik semua itu.
Semua
orang akan mati, yang terpenting adalah amalan baik kita selama hidup.
Kesadaran kita dengan mayoritas muslim yang baik harus tetap kita jaga.
Anak
yang steril harus dilindungi. Anak yang imun masih bisa menyeleksi. Ajarkan
anak untuk asertif.
Operasi
kelopak mata di Korea Selatan sudah biasa, sebab mereka tidak punya kelopak
mata.
Kalau
kita mau merubah nasib, maka rubahlah karakter orang. Yang suka curiga, negative thinking, tidak mau diajak
kerjasama dengan orang lain, harus kita rubah. Manusia di usia 40 tahun ke atas
harus bisa berubah, agar menjadi lebih bersyukur, lebih bertaubat, karena usia
40 tahun adalah usia untuk berubah. Dan orang masih bisa berubah jika ada
hidayah. Bagaimana cara merubahnya? Jangan mengeluh sebelum ada usaha. Ikhlas
itu ada ukuran batas untuk ikhlas.
Edukasi
pada anak terapkan. Contoh: “Matikan TV, Ibu sedang pegang sapu!” itu cara agar
anak bisa segera mematikan TV-nya.
Soal
kinestetik pada anak, ada 3 model/tipe anak:
1.
Tipe audiovisual
2.
Tipe visual
3.
Tipe auditorivisual dan kinestetik
Anak kinestetik
penuhi keinginannya/kebutuhannya.
Langkah
terapis pada orang dewasa yang tidak mau berubah: cuekin, dan berdoa yang
kenceng/continue
Acara
ditutup dengan pembacaan doa oleh Ibu Ike Amalia.
~*~*
SELESAI ~*~*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda