29 Oktober 2025

Cinta di Bawah Langit Baobab

 


Cinta di Bawah Langit Baobab

Di antara raksasa sunyi yang menatap langit,
aku dan kamu berdiri, berdua saja—
menjadi sepasang kisah kecil
di bawah pepohonan baobab yang menyimpan rahasia waktu.

Batangnya menjulang, kokoh seperti janji,
daunnya menari lembut bersama angin sore,
dan aku mendengar bisikan alam yang lirih berkata,
bahwa cinta tak perlu tergesa.

Langit biru, sejernih tatapanmu,
menyapa lembut seolah tahu
betapa lama aku menunggu musim terbaik
untuk mengatakan: aku ingin selamanya bersamamu.

Kau lihat pepohonan itu?
Akar mereka tertanam dalam,
seperti harapanku yang tak pernah goyah
meski diterpa badai waktu.

Kita adalah kisah sederhana di tanah luas ini,
tapi hatiku tahu, tak ada yang sederhana
ketika cinta tumbuh seperti baobab—
perlahan, kuat, dan abadi.

Sore merangkak, cahaya keemasan menyapu batang pohon,
dan aku menatap siluetmu dalam lembayung senja,
seindah doa yang tak pernah usai kupanjatkan
agar Tuhan menjagamu, dalam tiap langkah dan detak.

Jika kelak dunia berputar terlalu cepat,
dan kita terpisah oleh jarak yang tak terukur,
ingatlah pepohonan ini—
tempat pertama di mana hatiku tahu
bahwa mencintaimu bukan kebetulan,
melainkan takdir yang ditulis
di antara daun, debu, dan langit sore yang tak pernah usai.

Dan bila suatu hari kita tua,
duduk di bangku kayu, menatap matahari tenggelam,
aku ingin tanganmu masih di genggamanku—
seperti kini,
sederhana, tapi penuh makna.

Karena cinta, seperti baobab,
tak tumbuh dalam sehari.
Ia butuh waktu, akar, dan keyakinan,
untuk berdiri tegak melawan musim—
dan tetap indah, bahkan dalam diam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda