16 Februari 2010

DOSENKU YANG ANEH

Aku telah bersiap
Dengan setumpuk kertas di tangan
Skripsiku ini harus segera ditandatangani !, batinku……

Jantungku berdetak kencang sekali
Dag dig dug !!
Dag dig dug !!
Tiada henti………

Tanganku berkeringat
Peluhku membanjir……….
Aku terduduk terpaku
Menanti giliranku,
‘tuk menghadap dosen pembimbing

Batinku berdo’a :
“Tuhan, mudahkanlah urusanku,
Lunakkanlah hati dosenku…..
‘tuk mau menandatangani skripsiku ini,
Amin……….”

Kini tiba giliranku…..
Tapi kakiku masih terasa kaku
Dengan gemetaran kubawa kertas-kertas ini
Dan langsung kusodorkan skripsiku,
Padanya……….

Dia mulai mengoceh,
Katanya skripsiku harus begini harus begitu
Tidak boleh ini tidak boleh itu
Jangan begini jangan begitu
Hingga mataku mulai berkaca-kaca
“Tuhan, apa yang harus kulakukan ?
Aku tidak ingin merevisi skripsiku
untuk ketiga kalinya………
Aku lelah, Tuhan……..”,
seruku dalam hati

Tiba-tiba aku jadi teringat amplop di sakuku,
yang telah kusiapkan dari tadi
Kata temanku, “Ini sebagai pelicin,
untuk membungkam mulut dosen yang cerewet”

Tapi aku sempat bimbang……..
Apakah ini jalan terbaik?
Namun, tanpa pikir panjang
kusodorkan amplop itu ke depan dosen

Kubisikkan pelan,
“Ini buat Bapak………
Sebagai tanda terima kasihku
atas kebaikan Bapak,
karena telah membimbingku……..”

Dia bilang, “Apa ini ?”
Kujawab tanpa ragu,
“Sebagai tanda terima kasih”

Tiba-tiba dia tersenyum,dan berkata :
“Ya sudah, saya tanda tangani….
Tapi nanti perbaiki mana yang harus diperbaiki…..”

Deg !! Alhamdulillah………..
“Hore !! Dia akhirnya mau tanda tangan !”
Seruku riang dalam hati………

Keluar ruangan, aku menggumam :
“Dosenku yang aneh !!’
Kulantunkan suara hatiku,
dalam senyum dikulum………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda