11 Mei 2010

Bagaimana Menyentuh Hati

Bagaimana Menyentuh Hati


Senin, 10 Mei, 2010 18:03
Dari:
"Hasan Abdurrahim"

Kepada:
partai-keadilan-sejahtera@yahoogroups.com


http://www.dakwatun a.com

Bagaimana Menyentuh Hati

Oleh: Tim dakwatuna.com
____________ _________ _________ __

dakwatuna.com – Betapa senang jika kita punya banyak teman. Betapa
gembira jika perkataan dan perintah kita diikuti orang lain. Ternyata
kuncinya ada pada suasana qalbu kita. Sehingga Rasulullah saw.
mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hati yang bersih.
Sebagaimana sabda beliau;

“Ketahuilah bahwa sesunggunhynya dalam jasad itu terdapat segumpal
daging, apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan apabila ia
rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya, ketahuilah bahwa ia adalah hati
(qalbu).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sungguh beruntung bagi siapapun wabilkhusus aktifis dakwah , yang
mampu menata qolbunya menjadi hati yang baik, bening, jernih, bersih,
dan selamat (صَلَحَتْ ).

Sungguh berbahagia dan mengesankan bagi siapapun sekiranya memiliki
qolbu yang tertata, terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya.
Karena selain senantiasa merasakan kelapangan, ketenangan,
ketenteraman, kesejukan, dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran
kebeningan hati pun akan tersemburat pula dari indahnya setiap
aktivitas yang dilakukan (صَلَحَ الجَسَدُ كُلُهُ) .

Betapa tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan
jauh lebih jernih, bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi
hari yang cerah, lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih,
bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang
akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, penuh
sungging senyuman tulus seperti ini.

Begitu pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai,
jauh dari kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia
terpelihara dari kata-kata riya. Subhanallah! . Setiap butir kata yang
keluar dari lisannya, yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa
sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan manfaat. Tutur
katanya bernash dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di
lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang
lain.

Hati yang bersih merupakan buah dari amal yang diperbuat seseorang.
Bakr bin Abdullah Al-Muzanni, seorang tabi’in mengungkapan akan hal
ini seperti dalam penuturannya;

Jika kalian mendapati pada saudaramu kekeringan, maka segeralah
bertaubat kepada Allah, karena sesungguhnya itu merupakan akibat dari
dosa yang ia kerjakan. Dan apabila kalian mendapati dari mereka
bertambah kasih sayang, yang demikian itu merupakan buah dari
ketaatan, maka bersyukurlah kepada Allah.

Orang yang bersih hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih.
Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek. Apalagi berpikir untuk
menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu
baginya sangat berharga. Mana mungkin sesuatu yang berharga digunakan
untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu kebodohan yang tidak
terkira. Karenanya dalam menjalani setiap waktu yang dilaluinya ia
pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas
hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang bersih hati seperti ini akan
lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka
ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas
pemikiran. Bersih hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal
dari kemampuan akal pikirannya. Subhanallah!

Kesehatan tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari
kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan
darah terjaga, ketegangan berkurang, dan kondisi diri yang senantiasa
diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih sehat,
lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan segar
seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada
umat.

Tarnyata hati yang bersih, sangat banyak manfaatnya. Apalagi kita
sebagai aktifis dakwah. Aktifis dakwah yang telah tertata hatinya
adalah aktifis yang telah berhasil merintis tapak demi tapak jalan ke
arah kebaikan. Tidak mengherankan ketika ia menjalin hubungan dengan
sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hati yang
bersih akan mampu menaklukan hati orang lain dan itulah wasilah dakwah
kita sebelum kita menaklukan hati orang lain. Abbas As-sisi mengatakan
Abbas:

”Menaklukan hati lebih didahulukan sebelum menaklukan akalnya.”

Hati yang bersih, ibarat magnet yang dapat menarik benda-benda di
sekitarnya. Akan terpancar darinya akhlak yang indah mempesona,
rendah hati, dan penuh dengan kesantunan. Siapapun yang berjumpa
dengannya akan merasakan kesan yang mendalam, siapapun yang bertemu
dengannya akan memperoleh aneka manfaat kebaikan, bahkan ketika
berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak
mudah dilupakan. Dan tentunya bagi seorang aktifis dakwah, hati yang
bersih merupakan modal untuk dapat menaklukan hati-hati manusia untuk
diajak ke jalan yang benar yang kemudian digiring bersama-sama untuk
berjuang di jalan Allah swt.

Penting bagi setiap aktifis dakwah untuk mentadabburi hadits Rasul
saw. berikut ini;

”Ruh-ruh itu bagaikan prajurit yang selalu bersiap siaga. Maka siapa
yang mengenalnya ia akan bersatu dan jika tidak mengenalnya akan
berpecah.” (HR. Bukhori Muslim)

Subhanallah! , lebih dari semua itu, kebersihan hati pun ternyata
dapat membuat hubungan dengan Allah swt. menjadi luar biasa membawa
manfaat. Dengan berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan
menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya,
membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun
menjadi lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan
lezat. Begitu pula doa-doanya menjadi luar biasa mustajab. Mustajabnya
doa tentu akan menjadi solusi bagi persoalan-persoalan hidup yang
dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan
dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak, Allahu Akbar. Allahu
a’lam

http://www.dakwatun a.com/2009/ bagaimana- menggait- hati/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda