11 Mei 2010

Surat Cinta untuk Penulis dan Penerbit

Kisah Nyataku--Aku Seorang Penulis 2

oleh Dwi Suwiknyo (catatan) 30 April 2010 jam 3:02
--Surat Cinta untuk Penulis dan Penerbit--


Ku tetap mencintaimu masih
Meski kau tak cinta aku
Ku tetap merindukan
Meski kau tak pernah merasa
Sedikit pun untuk merindukan aku

--Bukan Cinta Manusia Biasa - Dewa--

-----

Tak ada yang lebih berharga bagi seorang penulis --terlebih pemula-- selain karyanya terbit. Itu yang ku rangkum dalam rangkaian doa ku. Tak ada kesempurnaan ikhtiar bila doa mandul. Karenanya, --percaya atau tidak-- aku punya ritual khusus untuk naskah bukuku. Yang menurutku, ritual ini menjadi spontanitas tanpa rencana. Selesai file naskah buku diprint, ku taruh naskah bukuku di samping kanan atas gelaran sajadahku. Ku pikir, ingin sekali aku sholat hajat bersama naskah itu. Cukup dua rokaat saja. Tak ada waktu ku tentukan. Kapan pun naskah selesai diprint, aku sholat dua rokaat. Agak aneh memang. Jika para ulama terdahulu sholat sunah dua rokaat sebelum menulis, aku justru sholat hajat setelah naskah diprint.

Jangan anggap itu bagian dari ritual mistis. Itu bukan upacara khusus supaya naskah buku bisa diterima penerbit. Tak lebih, tak kurang. Sholat dua rokaat itu menjadi sujud syukurku. Syukur yang tak terbendung disaat naskah sudah jadi. Lalu ku sebut itu sholat hajat karena ada doa yang kuselipkan, "Ya Alloh, tenangkanlah hatiku. Berilah kefasihan lisanku saat bertemu mereka." Yang kumaksud 'mereka' yaitu penerbit. Lagi-lagi, aku teringat pada seorang guru yang berwasiat, "Pandai-pandailah kamu dalam menjaga lisan." Juga terlebih pada pesan Rosul Saw, "Berkata baik atau diam."

Kenapa kefasihan lisan penting bagi ku. Begini --bagi aku yang seorang penulis-- ada kekuatan selain naskah buku yang bagus, yakni kemampuanku untuk menjelaskan kepada penerbit secara lisan bahwa naskahku layak terbit. Namun lebih dari itu, aku sadar penuh bahwa sebagus apapun aku bicara kepada penerbit, tapi bila naskah tidak tepat dengan 'kemauan' penerbitnya ya jadinya tidak ada titik temu. Karena itu aku menjadi paham. Bahwa aku memiliki dua telinga, yang berarti aku mesti bin harus alias wajib mendengar opini mereka. Ku pahami opini penerbit bukanlah tekanan atas naskahku. Itu semata-mata karena mereka 'mencintai' naskahku. Buktinya, mereka juga ikut memikirkan naskahku. Mereka berkata, "Bagaimana kalo isi naskahnya begini aja, kan bisa jadi begitu, supaya ini itu..begini dan begitu..." Nah, kefasihan bicaraku mesti nampak supaya mereka nyaman untuk menyampaikan opini atas naskahku.

Tentu hal itu menjadikanku --seakan-akan-- wajib bertemu langsung dengan redaksi penerbit. Betul, mulai tahun 2006 hingga detik ini, aku selalu datang berkunjung. Yang kuharapkan adalah keabadian hubungan hingga akhir hayat. Bukan sekedar hubungan yang habis dimakan waktu. Ini sangat penting bagiku. Meski mereka mempersilakan naskah dikirim via pos atau file via email, namun bila ada waktu, tenaga dan sedikit rezki, aku akan bertemu mereka. Dan kini kupertegas, "Ngobrol dengan mereka adalah rezkiku."

Satu dua kali naskahku selalu direvisi sebelum terbit. Ya itu, editor begitu sayang pada naskahku, dan tentunya menjadi guruku. Dari derap langkah yang tak goyah termakan opini pedas. Ku belajar dari mereka. Ya menyajikan gizi dari setiap opini. Tak kurang dari lima penerbit yang menghadirkan opini --namun maaf, tanpa solusi-- Tapi tetap kuserap 100% opini mereka. Kukemas naskahku --yang dimata mereka hanya segepok sampah!-- menjadi permata berharga. Itu nyata, jika saja mereka tak pernah bicara, aku tak tahu harus bagaimana 'memperlakukan' naskahku. Kepada lima penerbit itu, kini kusampaikan terima kasih --yang juga sudah sempat terucap ketika beranjak dari kursi empukmu. Juga karena opini pedasmu, ku hanya ingin mengatakan, "Naskah bukuku kini telah terbit."


-----

Tak ada yang jatuh dari langit dengan cuma-cuma
Semua usaha dan doa

Kemenangan hari ini, bukanlah kemenangan esok hari
Kegagalan hari ini, bukanlah berarti kegagalan esok hari

Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti
Usah kau menangisi hari kemarin!

--Hidup adalah Perjuangan - Dewa--

-----

--Salam Kreatif!
http://dwiSuwiknyo.com/
http://CaraKreatifMenjadiPenulisProduktif.co.cc/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda