12 Juni 2010

Bagaimana Supaya Produktif Menulis

Alasan umumnya orang ketika ditanya mengapa belum menulis buku biasanya klasik, “Saya sibuk. Tak ada waktu.” Saya tidak mau terperangkap dalam apologi orang kalah seperti itu. Alasan semacam ini hanya akan membunuh spirit saya. Dalam pengantar ensiklopedi The Encyclopaedia of Modern Muslim World (4 Volume, diterbitkan Oxford University Press), John Esposito, editor ensiklopedi tersebut mengatakan,

The busiest is the most productive one."
Orang paling sibuk adalah orang yang paling produktif.

Itu kata-kata hebat. Sangat lugas dan tepat. Intinya, kalau Anda bilang, “Saya sibuk,” sebagai alasan ketidakproduktifan Anda, pada hakikatnya adalah Anda sama sekali tidak sibuk. Anda pemalas atau minimal Anda tidak bisa mengatur waktu secara efektif dan efisien plus lemah kemauan. Lebih parah lagi, hal itu dibungkus dengan banyak alasan apologetik.

Jadi, tahap pertama menuju produktif adalah merubah paradigma “sibuk” dan mengakui kesalahan. Tidak mau mengakui kelemahan dan kesalahan sendiri adalah kesalahan terbesar.
Kedua, mulai mengoreksi kesalahan yang menjadi penyebab ketidakproduktifan kita.
Ketiga, apabila poin satu dan dua sudah teratasi, mulai fokus menulis. Ok, bagi yang baru di dunia tulis menulis, Anda dapat memulainya dengan rajin menulis setiap hari di blog masing-masing–bahasa Indonesia atau Inggris sama saja; bagi yang sudah sampai tahap ini, mulailah rajin mengirim tulisan ke media cetak atau online; dan yang sudah merasa “lulus” tahap ini, mulailah memikirkan untuk menulis buku.

Saat ini saya sedang mengoreksi sejumlah kesalahan saya yang membuat saya belum berhasil menulis buku. Bagaimana dengan Anda?

Intinya, kalau kita ingin produktif, jangan pernah merasa puas. Sebab, kata guru SD saya dulu, “barang siapa merasa puas, maka sampai di situlah pencapaian kita terbatas.”

http://afatih.wordpress.com/2007/09/17/tips-produktif-menulis/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda