07 September 2010

(Lomba Blog 1000 Kisah Tentang Ibu Persembahan Ungu dan Chocolatos) IBU PENGUAT HIDUPKU



IBU PENGUAT HIDUPKU
By : Puput Happy

Kuingin menuliskan kata-kata terindah untuk Ibu, dengan segala kata terindah. Namun, aku bukanlah seorang pujangga, bukan seorang penyair, bukan pula penulis hebat, yang pandai merangkai kata-kata, yang piawai dalam menuliskan kata-kata memukau. Aku hanya ingin menulis tentang Ibuku, itu saja.

Ibu, aku sadar, aku bukanlah anak yang layak kaubanggakan, karena selama ini masih saja menggelayut manja di pundakmu kala duka mendera. Kau selalu melipurku, dan mendamaikan hatiku di setiap waktu. Meski ku hanya terkena pisau sedikit saja, kau langsung berlari mengambilkan obat untukku, hanya karena kau tak ingin mendengar aku mengaduh. Cintamu begitu tulus dan sangat perhatian terhadap kami, anak-anakmu. Sedangkan aku? Aku tak bisa membahagiakanmu, pun di saat kau sedang membutuhkan itu….

Ibu, kau sangat baik…dan aku sangat mengagumimu. Kau layaknya malaikat bagiku, yang selalu berusaha membahagiakan aku. Di saat aku sedang membutuhkan banyak uang untuk kuliahku, kau kesana kemari mencari pinjaman. Pun di saat aku sedang butuh nasihat dan tempat berlabuh, tanganmu selalu terbuka untukku. Kaulakukan itu demi menenangkan hatiku yang senantiasa resah, gelisah tak menentu.

Kata-katamu yang selalu kauucapkan di saat aku sedang gelisah karena tak memiliki uang sepeserpun, masih saja kuingat….

"Jangan pernah menyerah! Apalagi putus asa! Rizki itu pasti datang! Tuhan sudah membagi rizki kepada setiap makhlukNya, jadi jangan takut orang lain akan mengambilnya. Yakinlah! Bersama kesulitan akan ada kemudahan, akan ada jalan keluar, asal kita rajin berdoa kepadaNya!"

Dan, kata-katamu itulah yang selalu menenteramkan hatiku. Kenapa aku harus takut, jika Tuhan itu ada? Terima kasih Ibu, kau sudah mengingatkan aku….

Jika ada yang bertanya, siapa orang terkuat di dunia ini? Tentu akan kujawab, "Ibuku!" Yah, Ibu adalah orang terkuat di dunia ini. Di balik kesabaran dan kelemah-lembutannya, tersimpan kekuatan fisik yang tak ada bandingannya. Kala Ibu sedang sakit pun, masih sanggup bergerak untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Ibu tak pernah menganggur! Ibu selalu bergerak dan bergerak, bekerja dan bekerja, tanpa kenal lelah! Hingga aku sering berpikir, "Kok Ibu nggak ada capeknya ya?"

Seperti tadi pagi, aku bersih-bersih kamar. Biasa, menjelang lebaran, aku sekeluarga selalu membersihkan rumah, agar lebaran nanti semua terlihat serba baru dan bersih. Dan seperti biasa, Ibu pun membantuku membersihkannya. Bahkan dari cara kerja, Ibu terlihat paling giat dan paling capek! Aku malah sempat bingung mau mberesin apa dulu. Ibu justru begitu gesitnya membenahi apa-apa yang mesti dirapikan, disimpan, dan mana yang sudah waktunya dibuang. Sungguh, aku bingung mengerjakan semua itu. Tapi tidak dengan Ibu. Kepalaku pusing, tapi Ibu tidak. Ibu tetap saja merapikan semuanya, sementara aku hanya memijat-mijat kepalaku yang pusing melihat barang-barangku berantakan tak menentu. Ternyata Ibu jauh lebih hebat dari aku! Padahal sangat jelas kalau Ibu lebih tua dari aku, tapi semangat kerja Ibu sangat luar biasa. Aku benar-benar kalah jika harus berlomba dengan Ibu. Wah, Ibuku benar-benar hebat! (Apa aku sendiri memang payah ya? Hehehe....)

Seperti juga kemarin, berulang kali Ibu menyuruhku untuk menjemur kasur. Kasurku sendiri, yang biasa kutiduri. Tapi selalu kujawab, "Iya Bu, nanti…." Saat aku ke belakang sebentar, dan kembali lagi ke kamar, tiba-tiba kasurku sudah nggak ada. Rupanya Ibu sudah membawanya keluar, ke depan rumah, dan menjemurnya….

"Duh, Ibu…. Aku kan bilang nanti, kenapa Ibu yang mengangkat kasur?", tanyaku pada Ibu.

"Kelamaan…. Kamu kalau disuruh selalu bilangnya nanti….", jawab Ibu.

Maafkan aku, Ibu… Kemalasanku pasti sangat merisaukanmu…Aku sering mengecewakanmu, sering membuatmu kesal… Tapi pintu maafmu seluas samudera, tak pernah sekalipun kau menuntut dariku. Jika mengingat kebaikanmu itu, ingin rasanya ku menangis….

Meski kini aku sudah dewasa, kau tetap saja menganggapku sebagai "anak kecilmu". Kau masih saja membelikan aku jajanan kesukaanku. Setiap kau pulang belanja dari warung dekat rumah, selalu saja kaubawakan aku permen, kacang kulit, pilus, wafer…..dan satu lagi yang paling aku suka, gery chocolatos! Wuiiih, aku suka banget! Coklatnya itu loh! Yang bikin aku ketagihan dan ingin berlama-lama meikmatinya! Nyam nyam nyam nyam….. Hmmmm, ueenak tenan! Satu saja aku bisa menikmatinya hingga berjam-jam… Sambil makan gery chocolatos, kubaca buku kesukaanku….. Benar-benar seperti hidup di surga…Hehehe.... ^_^

Kembali ke Ibu ya? Bagiku, Ibuku adalah orang nomor satu di dunia. Kebaikannya, perhatiannya, kekuatannya, dan kasih sayangnya…tak seorang pun yang mampu menandinginya. Di sisinya, membuatku teduh dan kuat. Dengannya, menjalani hidup jadi lebih mudah dan bergairah, tanpa gelisah. Kuingin selalu bersamanya, selamanya….

Jika ada ungkapan, "Surga itu ada di bawah telapak kaki Ibu", itu memang tak bisa disangkal lagi. Benar, Ibu adalah surga bagiku. Jika Ibu marah, surga seakan lenyap dari pandanganku. Makanya aku paling nggak betah jika melihat Ibu marah. Rasanya bumi sedang menindihku, sakit sekali! Biarlah semua penduduk bumi marah padaku, asal bukan Ibuku!

Saat aku ragu dalam mengambil keputusan, yang kuingat adalah wajah Ibu. Ibulah yang selalu mengingatkan aku, menguatkan aku, dan meyakinkan aku tentang keputusan terbaik yang harus aku pilih. Keputusan yang kauambilkan untukku, selalu berpijak pada kebaikan, yang membuat hidupku menjadi lebih tenang dan tidak takut dengan apapun. Ibu, andai kau tak ada di sampingku, aku tidak tahu apa yang akan terjadi denganku. Rasanya aku tak ingin berpisah dengan Ibu, selama hayat masih dikandung badan. Dan, saat ini aku tak ingin berandai-andai tentang itu, karena aku hanya ingin tetap bersama Ibu, orang yang paling aku sayangi, selamanya…

Kala Ibu bicara
Ada cinta. Ada air mata
Bagai kelambu nestapa diriku dalamnya

Kugenggam jemari Ibu
Dan, berlabuhlah diriku
dalam hangatnya

Di matanya aku bertanya
Di matanya aku berkaca
lalu kutuliskan sajak

Sekarang, aku tidak mau menyerah
Seperti kata Ibu,
“Tak lapuk oleh hujan,
tak lekang oleh panas”

Dari tangis kecil manja berlalu
Aku ingin matahari,
dan Ibu pasti 'kan mengerti

2 komentar:

  1. ibu i love u too,
    http://azgi.blogspot.com/2010/08/lomba-blog-1000-kisah-tentang-ibu.html

    BalasHapus
  2. Hehehe.... Thanx ya, 'dah berkunjung...

    BalasHapus

Komentar Anda