06 Maret 2011

BEBERAPA HAMBATAN DALAM MENULIS BAGI PEMULA


oleh Ida Mulyani Robit pada 07 Maret 2011 jam 12:33
Assalamu'alaikum Wr.Wb. bagi saudara/i seiman & Salam Sejahtera bagi saudara/i non muslim ...

Sekitar 2-3 bulan terakhir ini, Grup BTM (dalam format Grup FB yg lama) memang kurang aktif. Sebenarnya Grup ini adalah bersifat agak subjektif yaitu hanya dikelola oleh seorang Ibu muda beranak 3, yang belum sukses menjadi penulis buku. Supaya lebih akrab, di sini utk menyebut diri sendiri akan digunakan "aku".

Aku, founder Grup BTM ini merasa sendirian sekali mengelola Grup ini. Pada saat-saat "genting" menyelenggarakan acara pun harus meminta tolong beberapa orang yang kukenal baik untuk menjadi tim sukses, sampai saudara perempuanku ikut terlibat. Bahkan aku didukung penuh oleh suami, yang dengan senang hati menjaga ketiga anak kami ketika aku sedang sibuk dan harus keluar rumah.

Pada kesempatan kali ini, aku ingin menyampaikan bahwa Grup ini bukanlah suatu organisasi resmi yang mengikat anggotanya dgn berbagai peraturan dan kewajiban. Yang santai-santai saja ... kita saling berkenalan dan sharing pengalaman. Banyak yg kuundang memang sudah menjadi penulis sukses, dan eksis sebagai editor professional. Bagiku yang utama adalah saling mengenal dan bisa mendapat jaringan orang-orang yang mencintai dunia menulis.

Dalam Grup BTM ini sama sekali tidak ada unsur menggurui atau merasa berjasa kepada anggota yang bergabung. Kita semua hanya berteman dan saling memberi informasi. Namun kurasakan saat ini, kenapa Grup BTM ini "hening" ya? Mungkin banyak yg menyimpan pertanyaan, tetapi kalau ada pertanyaan tak mungkin juga kalau hanya aku yg menjawab. Semestinya memang ada yg bersedia menjawab berbagai uneg-uneg di bidang kepenulisan. Aku juga ragu utk membuat Grup ini dalam format baru yg sangat interaktif, karena khawatir tidak sanggup mengelolanya dgn baik.

Setelah cukup lama aku belajar menjadi seorang penulis. Ternyata memang tidak mudah, untuk menghasilkan karya buku yg cukup berkualitas dari segala aspek : isi, fisik, dsb. Selama ini banyak hal yg membuat aku "tarik-ulur" menghasilkan karya, karena beberapa hal yang menjadi HAMBATAN sbb :

1. TIDAK TAHU ARAH, KEBINGUNGAN.
Mungkin kita pernah merasa bingung, ingin menulis tetapi tidak tahu arahnya ... mau dibawa ke mana tulisan kita? Bagaimana utk memperbaiki kualitas tulisan kita? Sampai saat ini aku pun masih mengalaminya. Cara mengatasinya adalah : di saat kita membaca berbagai jenis tulisan, cermati saja mana yg paling cocok dengan kepribadian kita dan minat kita. Setelah itu ikuti gaya penulisannya dan mulailah menulis dengan hati! Jika keluar dari lubuk hati yang paling dalam, akan sangat menyenangkan dan mengalir begitu saja.

2. TIDAK PUNYA PRESTASI DALAM KEPENULISAN.
Aku belum punya prestasi di bidang menulis, baru satu kali yaitu menang lomba menulis resensi sebuah buku bergenre komedi. Hanya satu! Itu pun tidak diumumkan secara nasional, banyak yg tidak tahu. Setiap membaca deretan daftar prestasi para penulis atau juga "Rekam Jejak" karyanya, aku merasa "ciut" atau minder. Cara mengatasinya adalah : lupakan rasa minder! Prestasi orang boleh membanggakan, namun kita jg punya kesempatan utk menulis buku yg baik dan bermanfa'at bagi pembaca. Siapa pun bisa menjadi penulis buku. Kerahkan segala kemampuan kita!

3. TIDAK MENGUASAI EYD atau TATA BAHASA, dll.
Ma'af kalau aku sendiri belum menguasainya! Sejak dulu membuat ragu untuk menulis, dan khawatir membuat karya yg tidak bermutu. Cara mengatasinya : "Cuek" saja! Bukan berarti tidak menghargai karya yg bermutu dgn penulisan yg luar biasa bagus tata bahasa & embel2nya (berstandar tinggi). Ada beberapa penerbit yg menerima naskah dgn bahasa yg populer dan kadang bisa dibilang amburadul tapi asyik dibaca. Pembacanya banyak! Jika kita ingin menulis yg berstandar bahasa Indonesia yg baku, mungkin bisa belajar dulu dasar2 EYD, lalu minta bantuan jasa editor untuk mengedit naskah kita. Jangan stop menulis!

4. TIDAK BISA MEMBUAT OUTLINE.
Hahaha ... sama dong? Saat ini aku sedang kebingungan untuk membuat outline satu buku. Mungkin harus lebih cermat lagi dlm mengamati bentuk2 (susunan) judul2 Bab dalam sebuah buku. Cara mengatasinya : banyak bertanya kepada yg sudah pernah menulis buku nonfiksi, atau kenalan dengan editor (asal jangan terlalu mengganggu aktifitasnya yg padat) dan berkonsultasi. Melihat contoh2 buku yg sudah ada jg bisa dilakukan, selain dgn membaca buku2 teori ttg menyusun Bab, Sub Bab, paragraf. dsb.

5. TIDAK PERNAH IKUT WORKSHOP, TRAINING, dll.
Meskipun sudah pernah ikut workshop kepenulisan, tetap ada kemungkinan sebagai penulis pemula kita masih bingung. Saat berlangsungnya acara workshop dan sejenisnya, kita semangat utk berkarya. Tetapi setelah bubar, kembali "melempem". Cara mengatasinya : tidak ada salahnya secara berkala kita menyediakan budget utk investasi acara2 pelatihan menulis. Bagi yg blm pernah ikut workshop dsb. disarankan utk berusaha bisa mengikutinya, apalagi saat ini banyak diselenggarakan acara spt ini. Keuntungannya tidak hanya dari segi ilmu yg didapat, tapi juga teman2 atau kenalan baru di acara tsb. Jika kita aktif dan "keep in touch" dgn sesama alumni peserta, tidak mustahil di antara mereka ada yg menjadi akrab dan intens menjadi teman berjuang dalam berkarya. Itulah pentingnya mengikuti acara pelatihan.

6. TIDAK MAU MENERBITKAN BUKU INDIE.
Saat ini Jasa Penerbitan indie sudah mulai unjuk gigi untuk membantu penulis menerbitkan karyanya sendiri. Tentu saja menggembirakan, meskipun ada pendapat dari editor senior dan rekan seprofesinya yg menganggap dapat mengurangi kualitas buku-buku yg terbit. Cara mengatasinya : Tak usah diambil pusing! Kalau terlalu memikirkan kualitas dan standar yg tinggi, nanti penulis pemula tidak akan bergerak? Siapkan saja karya, hubungi editor (jika memiliki budget) dan setelah yakin karya sdh layak terbit, hubungi Jasa Penerbit Indie yg kita kenal baik. Ayo, telurkan karya-karya kita, meskipun dari sebuah cerita personil atau bisa serupa dengan autobiografi. Jika sudah dimulai, tentu akan memicu kita utk menelurkan karya-karya selanjutnya. Kalau terlalu mengharap Penerbit terkenal akan menerbitkan buku kita, khawatir akan membuat kita kecewa atau patah semangat.

Dari enam poin yang aku uraikan di atas adalah pengalamanku sendiri. Sejak tahun 2009 aku sudah pernah mengikuti berbagai workshop, di antaranya yg diadakah oleh Bang Jonru, mBak Asma Nadia dkk, dan juga Bang Isa (suami mBak Asma). Setiap acara yg terselenggara selalu memiliki keunikan tersendiri dan bermanfa'at. Jadi, tidak benar kalau mengikuti acara Workshop dan sejenisnya hanya buang-buang uang dan tidak begitu terasa dampaknya dalam keterampilan menulis kita. Itu berarti kita kurang jeli dalam melihat prospek-prospek yg ada, yg bisa diambil dari acara tsb. Coba pikirkan lagi ... sediakan waktu dan dana utk hal satu ini. Selebihnya, tergantung usaha dan keberuntungan kita utk dpt meghasilkan karya yg bisa dibaca oleh banyak orang.

Demikianlah beberapa hambatan yang membuat para penulis pemula menjadi "maju-mundur" atau "tarik-ulur" dalam berkarya. Semoga tulisan ini bermanfa'at, meskipun tidak memiliki standar yg baik dalam teknik menulis dan masih banyak kekurangannya. Yg aku utamakan adalah, sesama penulis pemula yg sedang berjuang. Mungkin setelah enam poin tersebut, masih ada yg termasuk dalam hambatan menulis namun tidak disebutkan. Semoga semuanya dapat kita lewati dan kita "terjang" semua rintangan yg ada! Amiiin YRA.

Wassalam,
~Ida M. Robit~
Depok, 7 Maret 2011.

P.S : Join yuk di Grup BTM, bagi yang belum? ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda