19 Maret 2011

DISKUSINYA LRS CHAPTER TEGAL




DISKUSINYA LRS CHAPTER TEGAL
                                                                                    By: Koordinator LRS Tegal

Jumat siang pk. 14.00 di bulan November 2010, tepatnya tanggal 19 November 2010 sekelompok pecinta buku berkumpul di rumah Bapak Supangat yang terletak di jalan Merpati Slawi, yang telah menyediakan ruang baca RBA (Rumah Baca Asma Nadia) yang diketuai Endirah Ekaningrum. Berhubung rumahku cukup jauh dari Slawi, sedangkan rumah anggota LRS Tegal yang juga merupakan anggota RBA Tegal dan FLP Tegal kebanyakan tinggal di sekitar Slawi, maka aku yang mengalah untuk mendatangi tempat yang telah disepakati bersama. Rasanya kasihan juga jika mereka diharuskan datang ke rumahku (markas LRS Tegal). Apalagi kami memang sudah terbiasa kumpul-kumpul di sana jika akan membahas sesuatu. Di sanalah pertama kalinya diadakan pertemuan LRS chapter Tegal, setelah perekreutan anggota LRS Tegal yang terbentuk pada tanggal 1 November 2010.
Kubawa buku “Gara-gara Facebook” dan “Oyako No Hanashi” yang telah dikirimkan oleh Leutika Publisher sebagai kiriman tahap pertama untuk dibahas bersama. Tidak semua anggota LRS Tegal bisa hadir, karena kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Aku pun memakluminya. Acara dihadiri oleh Endirah Ekaningrum, Ditha Pianingtyas, Sutono, Andi Yudha Pradana, Ragil Mustikasari, Siti Waeroh dan aku sendiri. Cukup membingungkan juga cara yang harus diambil agar lebih efektif dan kedua buku tersebut bisa dikupas pada hari itu juga. Karena semua anggota belum membaca semua isi buku-buku tersebut, akhirnya yang dibahas lebih kepada tugas yang harus dilakukan oleh koordinator dan anggota LRS Tegal, terutama pembuatan resensi buku “Gara-gara Facebook” dan “Oyako No Hanashi”. Agar semua anggota bisa membaca buku itu dengan seksama dan bisa menyusun resensi dengan lebih baik, maka koordinator memberi kesempatan kepada masing-masing anggota untuk membawa salah satu dari kedua buku itu dan membacanya di rumah secara bergilir dengan diberi waktu 2-3 hari untuk bisa menyelesaikannya, sehingga tidak terlalu lama anggota yang lain menunggu giliran membaca. Buku berputar sampai semua anggota bisa membacanya dan membuat resensi dari buku-buku tersebut.
Sebelum diskusi, kami membaca sejenak buku “Oyako No Hanashi” dan “Gara-gara Facebook” meski tidak semua bisa dibaca, berhubung waktunya tidak akan cukup. Membaca sekilas dari buku-buku itu, menurut Endirah, membuat resensi buku “Oyako No Hanashi” lebih mudah dibanding membuat resensi “Gara-gara Facebook”, karena buku “Oyako No Hanashi” ditulis oleh satu penulis. Berbeda dengan buku “Gara-gara Facebook” yang ditulis oleh banyak penulis, di mana dibutuhkan pemahaman yang lebih terhadap apa yang ditulis oleh banyaknya penulis dalam satu buku. Begitu juga dengan pendapat Sutono, yang merasa kesulitan dalam membuat resensi dari buku “Gara-gara Facebook”, apalagi di dalamnya tidak hanya ditulis oleh penulis, tapi juga oleh situs-situs berita, seperti detik.com, kilasberita.com, suaramedia.com, dan lain-lain.
Acara diskusi tidak lama, hanya sekitar 1,5 jam saja, sebab kami sedang disibukkan dengan rencana menggelar acara Book Fair di Gedung Korpri Slawi, di mana penyelenggaranya adalah Bapak Supangat, pemilik toko buku Media Ilmu yang tersebar di kota Slawi-Tegal, dan kami ikut membantunya sebagai panitia penyelenggara. Namun begitu, tujuan utama dari acara pertemuan LRS Tegal telah tercapai, tinggal menunggu hasil resensi buku-buku tersebut. Meski belum semuanya membuat resensi, tapi dua resensi buku “Oyako No Hanashi” karya Endirah Ekaningrum dan Sutono sudah cukup memuaskan. Belakangan Ragil juga telah selesai merampungkan resensi “Gara-gara Facebook” yang baru diterima koordinator kemarin. Kami masih menunggu hasil resensi dari anggota LRS Tegal yang lain, termasuk saya sendiri selaku koordinator. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini tugas anggota dan koordinator LRS Tegal bisa segera diselesaikan secepatnya. Amin…^_^
Setelah pertemuan LRS Tegal tahap I pada tanggal 19 November 2010, dilanjutkan dengan pertemuan tahap II pada hari Ahad tanggal 13 Maret 2011 pk. 10.30 – 12.30 di rumahku, tepatnya di jalan Abimanyu RT 07 RW 03 No. 31 Gumayun-Dukuhwaru-Tegal. Kali ini sengaja di rumahku, sebagai markas utama Leutika Reading Society Chapter Tegal. Aku sebagai tuan rumah merasa berterimakasih kepada teman-teman anggota LRS Tegal yang berkenan hadir, padahal cukup jauh untuk bisa menjangkau rumahku. Ini dimaksudkan agar mereka bisa melihat sendiri kondisi LRS Tegal yang masih butuh buku-buku tambahan, sekaligus mengajak mereka untuk singgah di rumahku sesekali, berhubung selama ini mereka belum tahu rumahku. Tapi dengan niat yang ikhlas, mereka bisa hadir untuk membahas buku-buku kiriman Leutika yang kedua, yaitu buku “Lagu Opick Inspirasiku” dan “Curhat Jalan Raya”.
Kali ini pun tak semua anggota bisa hadir, karena disibukkan dengan banyaknya cara. Acara kali ini dihadiri oleh Endirah Ekaningrum, Ragil Mustikasari, Sutono, Novi Najmi, Anna Nabilatun Nisa dan tentunya aku sendiri. Meski yang hadir cuma sedikit, tapi acara berjalan cukup seru karena di antara mereka sudah pernah membaca isi buku “Lagu Opick Inspirasiku”, sehingga kami lebih banyak mengupas isi cerita dari buku itu tinimbang buku Curhat Jalan Raya yang memang belum tahu isi ceritanya. Seperti biasa, sistem membacanya bergilir, masing-masing membaca satu buku selama 2-3 hari. Yang sudah selesai baca buku Lagu Opick Inspirasiku, gantian baca buku Curhat Jalan Raya. Begitu seterusnya sampai semua anggota kebagian membaca. Alhamdulillah, semua setuju dengan cara seperti itu.
Pada awalnya koordinator masih malu-malu untuk mengenalkan taman baca LRS Tegal di lingkungan sekitar, karena buku-buku yang dimiliki koordinator masih sedikit. Namun dalam pertemuan tahap kedua ini ada rencana untuk mengenalkan LRS Tegal di lingkungan sekitar.
Pada pertemuan kedua kali ini sempat membahas rencana akan diadakannya event lomba menulis. Namun itu baru sebatas rencana, karena masih belum ada keberanian dari koordinator untuk merealisasikannya. Doakan saja, mudah-mudahan bisa terealisir di waktu mendatang. Amin…
Niat dan tujuan yang baik insya Alloh akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Semoga apa yang menjadi harapan kami terlaksana dengan lancar dan memuaskan serta mendapat ridho dari Alloh SWT. Tak ada yang bisa kusampaikan selain ucapan terimakasih kepada teman-teman anggota LRS Tegal yang bersedia hadir dan ikut meramaikan acara. Yup! Tetap semangat! ^_^



DEMOKRASI MAYA

Judul         :  Gara-gara Facebook: Kisah-kisah lucu, gokil dan aneh dari para facebooker
Editor        :  M. Solahudin
Penerbit     :  Leutika, Yogyakarta
Cetakan     :  1, 2009
Tebal         :  188 Halaman
Kemunculan jejaring sosial ciptaan Mark Zuckerberg di Indonesia semakin populer saja. Berbagai komunitas, perkenalan, pertemanaan, bahkan perjodohan terjadi melalui situs ini. Kita masih ingat bagaimana Barack Obama mampu menggalang dukungan suara dan dana terbanyak melalui facebook. Melalui facebook orang dapat melakukan apa saja yang ia mau, mulai dari kampanye, jualan, curhat, pasang foto terbaru, ketemuan dengan teman lama atau yang lain.
Pada dasarnya pola pikir manusia dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu lingkungan yang dipandang, kehendak diri dan agama yang diyakini. Banyaknya kasus yang terjadi melalui facebook tidak dipungkiri karena kurang kontrol dari berbagai pihak yang terkait, karena itu perlu adanya sistem untuk mengantisipsi kejahatan lewat internet.
Melalui buku ini, ada banyak kisah yang dapat kita petik untuk dijadikan bahan perenungan. Mari kita belajar dari kisah vira yang harus pontang-panting mencari dana untuk mantan kekasihnya, pada Afit yang telah menemukan teman-temannya atau pada Octariana yang tegar, dan pada kisah-kisah lain yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sebelum kata “Facebook Haram” disahkan atau “kebebasan untuk facebooker”.
Memang buku ini hanya memaparkan secara deskripsi mengenai pemakai-pemakainya yang pro terhadap Facebook. Namun tak ada salahnya jika kita bisa menyikapinya dengan positif. Ada banyak manfaat yang bisa digunakan, tentu saja dengan catatan dapat terkontrol dan mari kita lihat founding of the right …dalam kebebasan kita ada kebebasan orang lain, maka kebebasan kita tersekat oleh kebebasan orang lain.
(Peresensi: Ragil Mustikasari, anggota LRS Tegal, penulis buku antologi cerpen remaja "Akulah Pencuri Itu")

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda