04 April 2011

RESENSI BUKU "GARA-GARA FACEBOOK"


HIRUK-PIKUK DALAM FACEBOOK


Judul : Gara-gara Facebook
(Kisah-kisah seru para facebooker)
Penulis : M. Solahudin dkk
Penerbit : Leutika, Yogyakarta
Cetakan : I, November 2009
II, Maret 2010
Tebal : 188 hlm. ; 13x19 cm
ISBN : 978-602-8597-10-4
Harga : Rp 30.000


Siapa sih yang tak kenal dengan facebook? Jejaring sosial bikinan Mark Zuckerberg yang lahir di tahun 2004 dan mulai membooming di seluruh dunia sejak 2009, bahkan paling populer dan mengalahkan jejaring sosial lainnya. Ada apa dengan facebook, hingga hampir semua orang berbondong-bondong membuat akun facebook?


“FB adalah satu jalan menemukan keindahan yang dinantikan itu, meski harus bertemu dengan orang yang salah akibat asal meng-add di setiap persimpangan lalu lintas FB ini.”


Ungkapan di atas adalah ungkapan isi hati salah satu penulis di sub judul “Cintaku Nemplok di Facebook” hal. 135 yang menyampaikan kejujurannya dari perasaan cintanya terhadap belahan jiwanya yang dulu sempat terpendam. Namun, perasaan yang dahulu sempat tak terucap kini menjelma menjadi segenggam rindu yang diungkapkan, lidah yang dahulu kelu karena cinta monyet, kini telah berani berkata.


Betapa indah kalimat itu, seolah mengajak kita untuk berkenalan dengan facebook, jejaring sosial yang lebih banyak menjaring pertemanan. Dan buku “Gara-gara Facebook” yang berisikan kisah-kisah lucu, gokil, dan aneh dari para facebooker dengan cover sampul warna biru bergambar bocah kecil yang mengikat kepalanya dengan kain, telah memberi warna pada pembaca, khususnya kehidupan para facebooker saat ini. Kini, indahnya berfacebook ria ternyata telah menjadi pilihan banyak manusia di abad ini.


Tak ada kata terlambat!, begitu kata Pande Nyoman Artawibawa, salah satu dari penulis Gara-gara Facebook. Ia menceritakan kesalutannya pada atasannya yang sangat bersemangat untuk belajar internet, terutama facebook meski usianya sudah berkepala lima, juga seorang pensiunan dokter yang kini aktif menjadi seorang blogger. Mereka saja masih mau belajar di usia senjanya, kenapa kita tidak? Jadi bisa dikatakan, facebook dan dunia maya saat ini menjadi tempat paling istimewa bagi kaum pensiunan sebagai pengisi hidup hingga di ujung senja.


Facebook diburu mungkin karena dilihat dari fungsinya yang memikat, seperti untuk mempertemukan teman di dunia nyata ke dalam dunia maya, atau sebaliknya, mampu mempertemukan teman dari dunia maya ke dalam dunia nyata. Pertemanan yang sudah tidak terhubung sekian lamanya bisa kembali diretas melalui dunia maya. Kerinduan akan seorang teman lama yang bertemu kembali sudah cukup menjadi pelipur penat menghadapi rutinitas pekerjaan.


Namun, meski facebook bermanfaat bagi sebagian orang, ternyata facebook juga bisa membawa petaka bagi segelintir orang, dan dapat merubah sifat seseorang yang biasa aktif di dunia luar berubah menjadi penyendiri dan merasa asing dengan dunia nyatanya sendiri. Ia menjadi penyendiri yang banyak teman, seperti yang ditulis oleh M. Syamsul Hidayat. Internet, terutama facebook telah menjadikan dunia tanpa batas, bisa berteman dan banyak menggali informasi dari banyak orang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun karena keseringan main facebook, menjadikannya seorang penyendiri dan jarang bergaul, individualis, dan eksklusif di alam nyata dengan siapa saja. Meski banyak teman di dunia maya, ia merasa asing akibat bergelut sendiri dengan dunia maya.


Kecanduan facebook juga ternyata bisa menimbulkan insomnia pada diri facebooker, yang menyebabkan pagi harinya tidak produktif kinerja apapun. Padahal early to bed and early to rise makes a man healthy, wealthy and wise….(tidur lebih awal dan bangun pagi-pagi membuat orang sehat, kaya dan bijaksana).


Tapi kenapa facebook bisa juga membawa bencana? Ini berdasarkan berita dari kilasberita.com, tentang dua perawat yang dipecat gara-gara keisengannya memajang foto sinar X milik seorang pasien dengan sebuah ponsel di facebook, setelah diduga bahwa benda yang bersarang di rectum si pasien adalah sebuah alat bantu seksual. Juga tentang seorang wanita di Swiss yang dipecat gara-gara suka mengakses akun facebook perusahaan tempat ia bekerja secara sembunyi-sembunyi, seperti yang diberitakan oleh detik.com.


Facebook bisa mendatangkan masalah jika tak bijak menggunakannya. Seperti kasus seorang istri yang memajang foto keluarganya di facebook, yang menyebabkan identitas suaminya sebagai kepala intelijen Inggris Sir John Sawers terkuak.


Yang lebih memprihatinkan lagi, facebook juga bisa bikin tidak konsen belajar/kuliah. Ini berdasarkan fakta, tentang banyaknya mahasiswa yang seolah-olah “khusyuk” mengikuti materi kuliah yang dibawakan dosen sambil mencatat di laptop, padahal sebenarnya sedang asyik bermain facebook.


Yah! Fenomena seperti itu banyak dijumpai di kalangan facebooker. Tapi peresensi sendiri merasa banyak manfaat yang didapat dari facebook, sebab banyak informasi yang didapat, terutama yang berkaitan dengan dunia tulis-menulis, juga sebagai lahan iklan yang paling jitu untuk menarik konsumen dan memperluas jaringan. Dan bagi pendakwah, facebook merupakan sarana paling efektif untuk mengajak orang dan menyebarkan kebaikan.


Buku “Gara-gara Facebook” banyak mengundang penasaran pembaca, sehingga tak heran jika buku itu banyak diminati oleh kaum facebooker. Namun begitu, isi ceritanya yang sangat sederhana dan kurang menantang, membuat sebagian orang bertanya-tanya. Apalagi jika penulis dari sub-sub judul banyak yang bukan dari nama penulis, tapi nama situs-situs berita yang sudah populer di telinga pembaca. Meski demikian, itu sudah merupakan awal gebrakan yang sangat bagus dari langkah Leutika sebagai penerbit yang tergolong masih muda dan kreatif. Nah, penasaran dengan isi buku itu? Silakan dibaca... Hehehe…. ^_^


(Peresensi: Puput Happy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda