11 Mei 2011

Tips Praktis Editing Bahasa Cerpen

oleh Joni Lis Efendi

www.menulisdahsyat.blogspot.com



Adapun hal-hal yang perlu dicermati pada tahapan editing bahasa dalam cerpen:

* Apakah penulisannya sudah sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang benar?
* Perhatikan penulisan tanda baca (titik, koma, tanda kutip, seru, dan tanya). Hal ini yang sering diabaikan oleh penulis pemula. Kamu bisa belajar sendiri dengan memperhatikan baik-baik penggunaan tanda baca pada sebuah cerpen yang sudah diterbitkan di koran atau majalah. Tolong perhatikan baik-baik penulisan tanda bacanya!

Contoh penulisan tanda baca dalam dialog yang benar:

"Aku akan pergi," kata Budi yang langsung berdiri.

"Kamu pergi sekarang?" tanya Budi.

"Pergi kau!" bentak Budi.

"Kita pergi sekarang." Aku dan Budi bergegas menuju kampus.

* Setiap kalimat pertama dimulai dengan huruf kapital, walau itu dalam kalimat dialog.
* Buang kata-kata mubazir yaitu kata yang ditulis berulang-ulang, yang maknanya sama, pengulangan subjek yang sama dalam 1 kalimat, dan kata yang maknanya tidak tepat.
* Pengaturan paragraf baru, biasanya dijorokkan ke dalam (sejauh 7 kata atau tekan tombol "tab" di komputer atau laptop kamu)
* Setiap awal kata kalimat dialog adalah paragraf baru, maka harus ditulis dijorokkan ke dalam.
* Kata "di" sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata setelahnya, contoh di pasar, di sekolah, di rumah, di manapun, di sini, di sana dll. "di" sebagai imbuhan ditulis serangkai dengan kata setelahnya contoh ditulis, dibaca, dimulai, disiapkan, dll.
* Kata "ke" sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata setelahnya, contoh ke pasar, ke sekolah, ke rumah, ke mana, ke sini, ke sana dll. "ke" sebagai imbuhan ditulis serangkai dengan kata setelahnya contoh kepenulisan, kecantikan, kelelahan, kemalasan, dll.
* Kata ganti "–ku" ditulis serangkai dengan kata sesudah (kata benda/sifat) atau sebelumnya (kata kerja), contoh kata kerja: kuambil, kubaca, kutulis. Kata benda/sifat: bukuku, sepedaku, cintaku, sedihku, dll. Sedangkan kata ganti "-mu" dan "-nya" digabungkan dengan kata sebelumnya, contoh bajumu, mobilnya.
* Awal kalimat harus huruf besar.
* Awal kalimat dialog harus huruf besar.
* Awal nama orang harus huruf besar.
* Biasakan menulis kalimat yang pendek, 10-12 kata per kalimatnya. Supaya pembaca lebih terang menangkap maksud isi kalimat. Semakin panjang kalimatnya, semakin kabur makna yang ditangkap pembaca.
* Dalam kata sapaan keluarga ditulis huruf besar baik dalam dialog maupun narasi/deskripsi seperti Emak, Ibu, Bunda, Mama, Abah, Ayah, Papa, Papi, Bapak, Adik, Abang, Kakak, Paman, Om, Tante, Nak, Nenek, Kakek, Mbak, Mbah, dll. Kalau diikuti dengan nama, juga huruf besar seperti Ibu Ani, Bang Poltak, Kak Rini, dll..
* Jangan biasakan menulis 2 titik (..) atau 2 koma (,,) karena tidak ada maknanya. Kalau 3 titik (…) atau tanda ellipsis untuk kalimat yang tidak selesai. Kalau di ujung kalimat, harus ditambah 1 titik lagi jadi 4 titik (….) fungsinya sebagai penutup kalimat.
* Jika huruf besar dan kecil disatukan dalam satu kata, maka harus ada tanda hubung (-) contoh lainnya, kepada-Nya, KTP-ku, SPP-nya, se-Indonesia, di-PHK dll.
* Jangan tulis bahasa gaul dalam narasi/deskripsi tapi cukup dalam dialog saja.
* Penulisan footnote/catatan kaki, caranya letakan kursor di ujung kata/kalimat lalu tekan bersamaan tombol: CTRL+ALT+F kemudian tulis artinya dalam bahasa Indonesia.
* Penulisan tanda hubung (-) pada kata ulang ditulis serangkai/disatukan dengan kedua kata sebelum atau setelahnya.
* Setelah titik-titik (yang hanya boleh 3 titik, tanda ellipsis) harus spasi dengan kata sebelum dan setelahnya.

Saatnya menginspirasi dunia dengan menulis. Salam WR, Salam Penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda