Share dari Bu Muamalah:
Buat mama mama muda, di baca ya😀
Bu ibu wajib baca, biar ga cemas akut 😁, baca sampai selesai ya bunda cantik 😘☺️
Part : 1
Ketika saya bawa anak saya ke dokter anak, dia tanya.. mau imunisasi bu? Sy blg ngga.
Saya bilang, “dia nggak mau makan nasi dok. Sama skali. Dan kalau makan sedikit banget. Kenapa ya dok. Saya takut anak saya kurang gizi.”
Dokter itu melihat saya dengan pandangan “seriously??” (jika di translate ke bahasa alay jadi “Ciyus lo?”) .Setelah dia diam beberapa saat, dia mulai paragraph panjang yang sampai sekarang tidak akan saya lupakan (tentunya penjelasan di bawah nggak akan plek2 perkata, karena selain kejadiannya udah lama bgt, itu dokter lulusan luar kayaknya, jadi bahasanya setengah ng-inggris gitu, jadi kalau translationnya beda2 dikit, maklumi saja lah ya..):
Part 2:
“Bu., anak tidak mau makan disebabkan oleh DUA hal.
1. Dia emang bukan pemakan. Ada orang yang hidup untuk makan. Ada yang makan untuk hidup.
Tipe pertama akan menghabiskan banyak waktu, uang dan tenaga untuk memanjakan lidah dan perut mereka. Karena mereka SUKA makan.
Tipe kedua tau kalau mereka nggak makan, mereka mati. Jadi ya… terpaksa makan. Ibu umurnya berapa? Katakan 26. Emang semuaaaa orang yang usianya 26 seperti ibu? memiliki selera makan seperti ibu? Memiliki badan sebesar ibu? Nggak kan. Ada yang lbh kurus dan ada yang lbh gemuk. kenapa anak ibu harus sama dengan semua anak 2th lainnya? Mungkin he’s simply not an eater aja.
Alasan ke:
2. Adalah karena IBUNYA MAKSAIN DIA MAKAN MULU!!!.
Setiap jam di tawarin makan. Kadang setiap setengah jam, panik nggak karuan. Belum susunya seabrek2.
Trus cemilan. dibikinin A nggak mau. Trs bikin B deh, tawarin lagi.
Di sogok, di rayu, di paksa. Bayangin deh bu nggak enaknya. Coba ibu digituin, di tawarin untuk makaaaaaaaaaannn mulu. Kadang udah nggak 3x sehari lg.. hampir setiap waktu! Lagian sy nggak ngerti kenapa harus 3x sehari.
Orang jam lapernya kan beda2. Saya laper sekarang masa saya paksa ibu untuk laper sekarang juga? gak masuk akal
(dalam hati saya.. eh.. ini mah guwe banget. Maksa2 ga karuan. maapin mama ya sayang)
“Ibu tau kenapa para ibu begitu ke anaknya?” lanjut dokternya
Karena mindset nya mindset kuno! mereka membesarkan anak mereka dengan cara mereka di besarkan: Harus 4 sehat 5 sempurna . padahal kita sudah nggak pake itu lagi. Dan alasan yang paling besar kenapa para ibu suka maksa anaknya makan adalah PARA IBU DI TEKAN OLEH SEKELILINGNYA, ya ibunya (nenek si anak itu), iparnya, tetangga, suami, untuk memastikan anaknya sehat, lucu dan gendut. Padahal gendut itu belum tentu sehat. Anaknya sedikit susah makan, neneknya mulai deh nyindir, belum tetangganya yang endlessly ngebandingin sama anaknya yang seusia, ugghh..
Jadi anak ibu Sehat. Cukup. Ibu tau nggak anak segini kalau seharian cuma makan bbrp sendok alpukat saja itu gak papa. Ibu tau, di alpukat itu ada banyak sekali gizi yang memadai untuk energy anak sehari. So don’t be too worry lah.
Hari itu saya pulang dengan amunisi dan penjelasan menyenangkan yang bisa di terima logika saya.. dan untuk sekitar saya pula yang.. suka sekali menawarkan anak2nya untuk makan.. setiap waktu.
Anak di bawah 7thn nggak akan mogok makan berhari-hari. Dia PASTI makan. Kalau dia bisa nggak makan SAMA SEKALI selama 12 jam, sudah bisa ikut puasa ramadhan dong. Jadi mereka pasti makan. Masalahnya terletak di DIA MAKAN HAL2 YANG IBU TIDAK ANGGAP ITU MAKANAN. karena emaknya org endonesah, jd kl anaknya blm makan nasi ama lauk di hitungnya belum makan mulu kalo cuma makan bolu, donat, roti, susu dan cuil2 tempe. Padahal di bolu itu sudah ada tepung (karbo), telur (protein) (kecuali alergi jangan dikasih makan)
Betul, bentuknya tidak seperti nasi yang ibu konsumsi, tapi kalau ibu bukan bule, masa anaknya nggak blh jadi bule juga?
Kalau anak kita idungnya nggak mirip kita. Atau matanya.. apa kita paksa?
Nah, sama aja. Kalau selera makannya berbeda, kenapa juga kudu di paksa sama?
Selama dia cerdas, tumbuh, dan berat badannya .. yaa.. cukuplah, untuk saya kebahagiaan yang dia rasa untuk makan apa yang dia suka dan tidak membahayakan dirinya lebih penting dari apa yang masuk setiap saatnya. Toh kalau dia lapar, dia akan cari makan. Kalau makanan yang dia makan krg bergizi, itu murni salah saya memfasilitasi. Karena kalau barangnya nggak ada, nggak mungkin kan dia bisa konsumsi.
So saya menularkan ilmu dokter tersebut ke semua ibu yang stress berat di tekan dari segala penjuru hanya karena anaknya kurang makan. Selama anak ibu sehat, ceria, aktif dan tumbuh sesuai porsinya, kurang2 dikit dari KMS, don’t worry too much lah.
Kan kata hadistnya “Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau toh dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.”
(H.R. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim). dan sunnatullah, gk pernah salah kan ya?
Jadi berhentilah. Berhenti menawarkan, merayu apalagi menyuapi. Berhenti membiarkan diri di tekan oleh orang2 yang bahkan tidak melahirkan anak ibu. Dan jika anda adalah suami, nenek, tante dari anak yang berbadan kurus.. berhenti juga. Berhenti menekan ibu anak itu untuk terus menyuapi anaknya. Kasian. Kasian ibunya.. apalagi anaknya.
Tanpa anda tekan, ibu itu sudah cukup khawatir sama kekurusan dan selera makan anaknya. Tanpa anda tekan, dia sudah berjuang sepenuh jiwa raga agar anak itu tetap makan, sehat dan bahagia.
Apa anda pikir ibu itu tidak berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya?
Tanpa anda tekan, ibu itu pasti kasih makan anaknya, dan anaknya pasti akan minta makan ketika lapar. Wong bayi baru lahir saja sudah tau harus menangis jika perut terasa harus diisi. Apalagi bayi2 yang sudah lebih gedean lagi. so don’t worry. Mereka akan makan.
Buat mama mama muda, di baca ya😀
Bu ibu wajib baca, biar ga cemas akut 😁, baca sampai selesai ya bunda cantik 😘☺️
Part : 1
Ketika saya bawa anak saya ke dokter anak, dia tanya.. mau imunisasi bu? Sy blg ngga.
Saya bilang, “dia nggak mau makan nasi dok. Sama skali. Dan kalau makan sedikit banget. Kenapa ya dok. Saya takut anak saya kurang gizi.”
Dokter itu melihat saya dengan pandangan “seriously??” (jika di translate ke bahasa alay jadi “Ciyus lo?”) .Setelah dia diam beberapa saat, dia mulai paragraph panjang yang sampai sekarang tidak akan saya lupakan (tentunya penjelasan di bawah nggak akan plek2 perkata, karena selain kejadiannya udah lama bgt, itu dokter lulusan luar kayaknya, jadi bahasanya setengah ng-inggris gitu, jadi kalau translationnya beda2 dikit, maklumi saja lah ya..):
Part 2:
“Bu., anak tidak mau makan disebabkan oleh DUA hal.
1. Dia emang bukan pemakan. Ada orang yang hidup untuk makan. Ada yang makan untuk hidup.
Tipe pertama akan menghabiskan banyak waktu, uang dan tenaga untuk memanjakan lidah dan perut mereka. Karena mereka SUKA makan.
Tipe kedua tau kalau mereka nggak makan, mereka mati. Jadi ya… terpaksa makan. Ibu umurnya berapa? Katakan 26. Emang semuaaaa orang yang usianya 26 seperti ibu? memiliki selera makan seperti ibu? Memiliki badan sebesar ibu? Nggak kan. Ada yang lbh kurus dan ada yang lbh gemuk. kenapa anak ibu harus sama dengan semua anak 2th lainnya? Mungkin he’s simply not an eater aja.
Alasan ke:
2. Adalah karena IBUNYA MAKSAIN DIA MAKAN MULU!!!.
Setiap jam di tawarin makan. Kadang setiap setengah jam, panik nggak karuan. Belum susunya seabrek2.
Trus cemilan. dibikinin A nggak mau. Trs bikin B deh, tawarin lagi.
Di sogok, di rayu, di paksa. Bayangin deh bu nggak enaknya. Coba ibu digituin, di tawarin untuk makaaaaaaaaaannn mulu. Kadang udah nggak 3x sehari lg.. hampir setiap waktu! Lagian sy nggak ngerti kenapa harus 3x sehari.
Orang jam lapernya kan beda2. Saya laper sekarang masa saya paksa ibu untuk laper sekarang juga? gak masuk akal
(dalam hati saya.. eh.. ini mah guwe banget. Maksa2 ga karuan. maapin mama ya sayang)
“Ibu tau kenapa para ibu begitu ke anaknya?” lanjut dokternya
Karena mindset nya mindset kuno! mereka membesarkan anak mereka dengan cara mereka di besarkan: Harus 4 sehat 5 sempurna . padahal kita sudah nggak pake itu lagi. Dan alasan yang paling besar kenapa para ibu suka maksa anaknya makan adalah PARA IBU DI TEKAN OLEH SEKELILINGNYA, ya ibunya (nenek si anak itu), iparnya, tetangga, suami, untuk memastikan anaknya sehat, lucu dan gendut. Padahal gendut itu belum tentu sehat. Anaknya sedikit susah makan, neneknya mulai deh nyindir, belum tetangganya yang endlessly ngebandingin sama anaknya yang seusia, ugghh..
Jadi anak ibu Sehat. Cukup. Ibu tau nggak anak segini kalau seharian cuma makan bbrp sendok alpukat saja itu gak papa. Ibu tau, di alpukat itu ada banyak sekali gizi yang memadai untuk energy anak sehari. So don’t be too worry lah.
Hari itu saya pulang dengan amunisi dan penjelasan menyenangkan yang bisa di terima logika saya.. dan untuk sekitar saya pula yang.. suka sekali menawarkan anak2nya untuk makan.. setiap waktu.
Anak di bawah 7thn nggak akan mogok makan berhari-hari. Dia PASTI makan. Kalau dia bisa nggak makan SAMA SEKALI selama 12 jam, sudah bisa ikut puasa ramadhan dong. Jadi mereka pasti makan. Masalahnya terletak di DIA MAKAN HAL2 YANG IBU TIDAK ANGGAP ITU MAKANAN. karena emaknya org endonesah, jd kl anaknya blm makan nasi ama lauk di hitungnya belum makan mulu kalo cuma makan bolu, donat, roti, susu dan cuil2 tempe. Padahal di bolu itu sudah ada tepung (karbo), telur (protein) (kecuali alergi jangan dikasih makan)
Betul, bentuknya tidak seperti nasi yang ibu konsumsi, tapi kalau ibu bukan bule, masa anaknya nggak blh jadi bule juga?
Kalau anak kita idungnya nggak mirip kita. Atau matanya.. apa kita paksa?
Nah, sama aja. Kalau selera makannya berbeda, kenapa juga kudu di paksa sama?
Selama dia cerdas, tumbuh, dan berat badannya .. yaa.. cukuplah, untuk saya kebahagiaan yang dia rasa untuk makan apa yang dia suka dan tidak membahayakan dirinya lebih penting dari apa yang masuk setiap saatnya. Toh kalau dia lapar, dia akan cari makan. Kalau makanan yang dia makan krg bergizi, itu murni salah saya memfasilitasi. Karena kalau barangnya nggak ada, nggak mungkin kan dia bisa konsumsi.
So saya menularkan ilmu dokter tersebut ke semua ibu yang stress berat di tekan dari segala penjuru hanya karena anaknya kurang makan. Selama anak ibu sehat, ceria, aktif dan tumbuh sesuai porsinya, kurang2 dikit dari KMS, don’t worry too much lah.
Kan kata hadistnya “Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau toh dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.”
(H.R. Turmudzi, Ibnu Majah, dan Muslim). dan sunnatullah, gk pernah salah kan ya?
Jadi berhentilah. Berhenti menawarkan, merayu apalagi menyuapi. Berhenti membiarkan diri di tekan oleh orang2 yang bahkan tidak melahirkan anak ibu. Dan jika anda adalah suami, nenek, tante dari anak yang berbadan kurus.. berhenti juga. Berhenti menekan ibu anak itu untuk terus menyuapi anaknya. Kasian. Kasian ibunya.. apalagi anaknya.
Tanpa anda tekan, ibu itu sudah cukup khawatir sama kekurusan dan selera makan anaknya. Tanpa anda tekan, dia sudah berjuang sepenuh jiwa raga agar anak itu tetap makan, sehat dan bahagia.
Apa anda pikir ibu itu tidak berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya?
Tanpa anda tekan, ibu itu pasti kasih makan anaknya, dan anaknya pasti akan minta makan ketika lapar. Wong bayi baru lahir saja sudah tau harus menangis jika perut terasa harus diisi. Apalagi bayi2 yang sudah lebih gedean lagi. so don’t worry. Mereka akan makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda