04 Mei 2010

DUA SERIGALA

DUA SERIGALA

oleh Ahmad Khoirul Zul Fithor (catatan) 30 April 2010 jam 11:30

Suatu ketika seorang anak berusia 8 (delapan) thn tersedu menangis mangadu kepada Ayahnya atas permasalahan yang menimpanya hari ini.

"yah, kenapa ya tiba-tiba saja aku ingin marah, tapi gak bisa?"

sang Ayah yang sedang duduk di bangku teras "memangnya ada apa Nak,? kok, pertanyaannya begitu, cerita sama Ayah, sini." dengan perasaan Ayah yang dirasakan kini, sepertinya Anaknya sedang ada masalah, di masa kanak-kanaknya sekarang peran Ayah diperlukan.

sang anak pun bercerita atas apa yang sedang terjadi menimpanya.

"Yah, tadi aku dihina habis-habisan sama teman-temanku, karena aku terlalu pandiam di kelas katanya. terus aku jadi marah Yah, pengen lawan, tapi susah, karena entah kenapa hati aku Yah, tiba-tiba saja meredam. kenapa tuh Yah?"

Ayah yang sedari tadi mendengarkan lotehan anaknya tersenyum geli, karena lugunya bahasa yang dilontarkannya, "maklum masih anak-anak," ujar hatinya. Hingga ditengah-tengah ceritanya, sang Ayah sudah paham apa yang sedang terjadi.

"Nak, Ayah mau bercerita mau dengar?"
"mau Yah!!!" ucap sang anak dengan semangatnya.
rasa kesal dan sedih yang dirasa kini mulai langsung meredam

sang anak langsung menyimak cerita yang akan didengarkannya sambil meminta dipangku sang ayah.
"begini ceritanya" dengan wajah yang mulai serius tapi dibuat-buat.

sang anak sudah tak sabar, menampangkan muka serius dengan mata yang menyipit.

"Nak, kamu percaya bahwa di dalam diri kita ada dua serigala yang berbeda prilakunya, baik sifatnya, tingkahnya dll?" sang ayah tiba-tiba bertanya yang tak dimasuk akal kepada sang anak.

"Ayah,kenapa bertanya demikian, aku kan jadi nggak ngerti,," bingung dan penasaran.

sang ayah mulai meluruskan, "Nak, sebenarnya itu hanya sebuah umpama saja, bahwa di dalam diri kita layaknya tinggal dua ekor serigala yang berbeda. yang satu sikapnya adalah buas, liar, dan suka merusak apa yang dihadapannya. sedangkanyang satu lagi dia adalah serigala yang jinak, ramah terhadap yang lain, tak pernah menghardik dengan gonggongan yang menakut-nakuti, dan dia berbeda sekali dengan serigala yang pertama yang buas itu, paham, nak?"

sang anak mulai tambah bingung " Ayah tolong jelaskan dong, aku masih bingung,???"

"baik ayah akan jelaskan, begini, jadi pada diri manusia, terkadang tanpa tersadari tingkah laku bisa kapan saja berubah - ubah layaknya kedua serigala tadi, dimana manusia lebih mementingkan atau memayoritaskan serigala mana yang terdapat pada dirinya. ketika kita dihina yang ada pasti kita akan marah, betul?"

"betul Ayah, lanjut!!" jawab sang anak.

"nah, tetapi bagaimana sikap selanjutnya, disitulah perang sebenarnya yang akan kita hadapi, mau marah, atau membiarkan saja orang yang menghina kita?. yang keluar serigala buaskah, atau seriala yang jinakkah?, itu tergantung dirimu nak, mengatur dirimu dalam bersikap selanjutnya."

"oh begitu ya Yah, lalu bagaimana kalau situasi yang aku alami itu terjadi lagi, lalu serigala mana yang akan menang Yah nantinya?"

sang ayah menjawab " serigala yang menang adalah srigala yang engkau beri makan Nak," dengan wajah tersenyum melihat keluguan itu terpancar di raut anaknya.

Sang anak sudah memahami apa yang dimaksudkan ayahnya.
"Baik Yah, mulai hari ini akan ku beri makan serigalanya dengan hal-hal yang positif, menjadi pribadi yang di segani teman-teman dengan pergaulan yang baik, dan tak lagi berdiam diri, takut nanti serigala yang satu lagi menguasai diriku ini Yah, terima kasih nasehatnya, Ayah" dengan bahagianya sang anak berlari keluar rumah kemudian bergabung main dengan anak-anak lainnya dengan gembira dan suka cita, dan sang ayah pun bangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda