04 Mei 2010

Resume Materi “ Mengemas Konflik ”

Resume Materi “ Mengemas Konflik ”

Sen pukul 23:05

Pemateri : Zaenal Radar
Peresume : Ikal Hidayat

Berangkat dari wejangan Mas Zaenal Radar saat menyampaiakan materi kemarin “ sudut pandang penulis berbeda dengan sudut pandang orang biasa ”, (andai saya boleh menambahkan “ sudut pandang seorang penulis pun akan berbeda dengan sudut pandang penulis yang lain ”), saya ingin membuat resume ini dengan sudut pandang (point of view) saya sendiri. Tentunya sudut pandang saya, akan berbeda dengan sudut pandang teman-teman yang lain yang juga turut meresume materi ini.
Saya telah mengintip beberapa resume teman-teman yang telah dipostkan melalui catatan facebook, dari sana saya bisa mengambil sebuah benang merah bahwa penyampaian materi pada pertemuan kemarin sangat menyenangkan. Benarkah seperti itu? Mungkin benar bagi mereka, tapi mungkin tidak bagi saya.
Kalo saya boleh berkata jujur, penyampaian materi pada pertemuan kemarin tidaklah menyenangkan tapi “menyakitkan” sekali lagi “menyakitkan”. Anda bertanya kenapa?
Bayangkan saja, hampir selama dua jam saya dipaksa untuk memamerkan gerigi saya, karena sang pemateri dengan begitu kejam membantai saya (dan mungkin teman-teman lainnya juga) dengan jurus-jurus lawaknya yang memang benar-benar lucu. Alhasil setelah materi usai gigi-gigi saya kering dan harus saya rendam selama berjam-jam. Tidak itu saja, saya juga harus bolak-balik ke kamar mandi karena perut saya masih menyimpan rasa mules akibat ditinju berkali-kali oleh lawakan Mas Zaenal Radar. Menyakitkan bukan? Dan masih banyak “hal tragis” lainnya yang menimpa saya setelah mengikuti materi kemarin.
Saya akan coba untuk menulis ulang beberapa point yang telah disampaikan oleh Mas Zaenal radar :
1. Seorang penulis itu, boleh menulis seenak udelnya ( kalo dia menulis untuk dirinya sendiri).
2. Penulis boleh menjadikan aib dirinya sendiri atau orang laen sebagai obyek tulisan ( contoh: sebuah cerpen yang bertemakan “Puser Bodong” dan “Kutil” ).
3. Penulis boleh bersenang-senang dan lamban ( menikmati proses dan tidak tergesa-gesa ).
4. Penulis harus berani memberontak, jangan mau dikekang oleh teori ( contohnya dalam penyeimbangan antara porsi dialog dan deskripsi )
5. Penulis harus boros Materi dan Waktu (Materi, membeli buku. Waktu, membaca dan menonton )
6. Penulis harus kejam ( membantai rasa malas).
7. Penulis harus pandai mencetuskan konflik (yang logis).
8. Penulis harus kikir dan pilih kasih (dalam penggunaan kata).
9. Penulis harus keras kepala dan tidak mengenal kompromi (dalam menjaga kontinuitas cerita).
10. Penulis harus bisa menyihir pembaca (agar tidak berhenti dari membaca tulisannya)
11. Penulis harus mampu mengubah dirinya menjadi Babi yang buta.

Saya kira ini saja yang bisa saya tulis. Dan saya rasa, saya tidak perlu meminta maaf atas begitu banyaknya kesalahan di tulisan saya, karena memang tulisan ini sengaja dibuat seperti itu adanya agar konfliknya lebih terasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda