17 Mei 2010

Mengenal Lebih Dekat Dengan Nabi Muhammad SAW

Ustad de Nyentrik 17 Mei jam 20:37


Membangun Ka’bah merupakan kemuliaan terbesar. Untuk itu, orang-orang Quraisy ingin kemuliaan itu mereka rasakan bersama. Sehingga dalam membangun Ka’bah mereka membagi tugas sebagai berikut: Bani Abdi Manaf dan Bani Zuhrah ditugaskan membangun bagian pintu; BAni Mahzum dengan dibantu beberapa suku Quraisy lainnya ditugaskan membangun bagian antara ruknul aswad (sudut hitam) dan ruknul yamani (sudut yamani); Bani Jumah dan Suham ditugaskan membangun permukaan Ka’bah; sedang Bani Abdul Dar bin Qushai, Bani Asad bin Abdil Uzza, dan Bani Adi bin Ka’ab ditugaskan membangun bagian pondasi.

Meski demkian, mereka masih takut untuk menghancurkan Ka’bah. Sehingga berkata al-Walid bin al-Mughirah, “Saya yang akan memulai menghancurkan Ka’bah.“ Kemudian dia mengambil cangkul, lalu berdiri di atas Ka’bah sambil berdoa. “Ya Allah, kami tidak berharap, kecuali kebaikan. „Setelah itu, baru dia menghancurkan dua sudut Ka’bah. Pada malam itu mereka berjaga-jaga. Mereka berkata, “Kita lihat dulu. Jika kita mendapatkan musibah, berarti kita dilarang menghancurkannya, sedang yang terlanjur kita rusak, kita kembalikan lagi ke tempatnya semula. Jika kita tidak mendapatkan musibah, berarti Allah merestui apa yang kita perbuat dan kita akan menghancurkannya“ Malam berlalu, pagi pun tiba. Al-Walid datang mendahului yang lainnya untuk meneruskan pekerjaannya. Ketika ia mulai menghancurkannya, orang-orang pun ikut menghancurkannya, sehingga yang mereka hancurkan mencapai pondasi yang di bangun oleh Nabi Ibrahim as. Semua suku dari suku Quraisy mengumpulkan batu untuk membangun Ka’bah. Setiap suku mengumpulkan batu untuk membangun Ka’bah. Setiap suku mengumpulkan batu sebanyak-banyaknya. Setelah pembangunan kembali Ka’bah sampai pada tahap meletakkan Hajar Aswad, mereka berselisih, masing-masing suku merasa yang berhak untuk meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya. Perselisihan semakin memanas hingga mereka siap untuk berperang. Namun, tidak lama kemudian mereka berdamai dan akan menyerahkan keputusannya kepada orang yang pertama masuk dari pintu Masjid ini. Ternyata orang yang pertama masuk adalah Muhammad saw. Ketika mereka melihatnya, mereka berkata, “Ini al-Amin, kami semua senang dengannya.“ Setelah mereka selesai menceritakan apa yang terjadi si antara mereka, maka Muhammad saw. berkata, “Beri aku sorban.“ Mereka pun memberi Muhammad saw. sorban. Kemudian Muhammad saw. mengambil Hajar Aswad dan menaruhnya di atas sorban, lalu berkata, “Sekarang masing-masing suku memegang ujung sorban, selanjutnya kita angkat bersama-sama.“ Mereka melakukannya hingga Hajar Aswad sampai di tempatnya. Seterusnya Muhammad saw. yang menaruh dan yang membangunnya.

Dengan demikian, Muhammad saw. menjadi perhatian, bahkan mereka tidak akan pernah melupakan kejadian itu. Mereka menganggap itu sama semua bukti akan kecerdasan dan kepiawaiannya dalam menyelesaikan berbagai krisis. Sehingga kejadian itu menjadi bekal yang akan membantu Muhammad saw. di masa yang akan datang , ketika Muhammad saw. mengajak manusia ke jalan Allah, dan di saat Muhammad saw. menerima tongkat kepemimpinan Negara Islam.

Yang patut diingat bahwa orang-orang Quraisy membatasi perhatianya dalam membangun Ka’bah pada pondasi-pondasi yang dibangun Ibrahim mulai dari arah Hijir Ismail. Oleh karena itu, orang yang melakukan tawaf di Ka’bah saat ini harus memasukan Hijir Ismail dalam tawafnya, sebab ia termasuk banguna Ka’bah. Rasulullah saw. tidak menemukan hal yang penting untuk menghancurkan Ka’bah sekali lagi setelah sempurna pembangunannya di Makkah. Sebab, berdasarkan ajaran Islam, Ka’bah tidak hanya sekedar batu dan tanah, namun menjadi lambang persatuan dan kesatuan, serta arah dan tujaun (kiblat) bagi seluruh kaum muslimin.

17. Kabar dari Para Pendeta, Rahib dan Paranormal tentang Dekatnya Masa Datangnya seorang Nabi saw.

Para pendeta Yahudi dan rahib Nasharani, sebagaimana kabar yang diterima dari Buhaira dan Nasthura, serta para Normal bangsa Arab, mereka telah membicarakan tentang Rasulullah saw. sebelum tiba waktu kerasulannya, dengan melihat dekatnya masa kerasulan Nabi saw. Adapun para pendeta Yahudi dan Rahib Nasharani mereka menyadarkan penjelasan tentang nama Nabi yang di tunggu, sifat-sifatnya, masa kerasulannya, dan tempat diutuskannya pada kitab-kitab suci mereka dan penjelasanya. Penjelasan tentang hal itu sangatlah sempurna, sebab Allah swt. Telah mengambil perjanjian atas para Nabi dan para pengikutnya, yaitu apabila telah datang Nabi yang di tunggu (Muhammad saw), mereka wajib beriman kepadanya dan membantu dakwahnya.

Allah Swt berfirman :
"Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para Nabi. Sungguh apa saja yang Aku berikan kepadamu dan beberapa Kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya“

KOPI SUBUH SPECIAL ... 8 PEKAN JELANG PUASA ... NANTIKAN
BERSAMBUNG ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda