Ibadah Penenang Jiwa
Ibadah, termasuk membaca dan mendengarkan al-Qur`an, bukan sekedar ritual. Orang yang melaksanakannya akan meraih ketenangan jiwa.
Rahman, begitu kawan-kawan menyebutnya. Lelaki pintar dan cerdas kelahiran 1974 itu, mengabdi sebagai dosen di sebuah Perguruan Tinggi Islam di Yogyakarta. Kini, ia sedang mempersiapkan studi program S3. Perjalanan hidupnya seperti begitu mulus. Bersama istri dan seorang anak, ia hidup nyaman di sebuah komplek perumahan.
Melihat pola kehidupan Rahman yang begitu mulus, seorang karibnya, sebut saja GM, berkomentar, ”Semua itu berkah dari keistiqamahan Rahman membaca al-Qur`an.”
GM mengisahkan, walau Rahman termasuk aktivis kampus yang cukup sibuk, namun kebiasaan membaca al-Qur`an terus ia lakoni tanpa beban. Bahkan seperti menjadi hobi kesehariannya. Tak peduli kala sibuk maupun senggang.
Menurut GM, kebiasaan Rahman membaca al-Qur`an bukan lantaran embel-embel ”santri” yang melekat pada diri Rahman. Tapi sudah ”mendaging” menjadi sikap dan kebiasaan. ”Inilah berkah al-Qur`an,” tegas GM sekali lagi.
Menurut Syaikh Ibrahim ibn Isma’il, dalam kitab Ta’lîm al-Muta’allim, terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang kuat ingatan atau hapalan. Di antaranya, menyedikitkan makan, membiasakan ibadah shalat malam, dan membaca al-Qur`an sambil melihat mushaf.
Selanjutnya, penulis kitab yang mengupas tata krama mencari ilmu itu mengutarakan, ”Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan daya ingat dan memberi ketenangan jiwa kepada seseorang, kecuali membaca al-Qur`an. Dan beribadah, seperti membaca al-Qur`an dan semacamnya, akan menjadikan jiwa manusia tidak gelisah.”
Pendorong Ketenangan
Pernyataan Syaikh Ibrahim di atas kasat menyatakan pesan, bahwa ibadah, seperti membaca al-Qur`an, sangat kuat memperpengaruhi daya ingat atau tingkat kecerdasan seseorang. Juga, menimbulkan pengaruh terhadap kesehatan jiwa.
Ini membenarkan hasil riset Dr. al-Qadhi, peneliti di Pusat Klinik Florida Amerika Serikat (AS), yang membuktikan bahwa hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Qur`an, seorang Muslim, baik yang mampu berbahasa Arab ataupun tidak, dapat merasakan besarnya perubahan fisiologis.
Pengaruh umum yang dirasakan objek-objek penelitiannya yang seluruhnya pendengar bacaan ayat-ayat al-Qur`an, ditemukan penurunan depresi dan kesedihan. Mereka juga kian merasakan ketenangan jiwa, dan terjauhi dari berbagai penyakit.
Penelitian al-Qadhi ditunjang peralatan canggih untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot dan kulit terhadap aliran listrik. Dari uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan al-Qur`an berpengaruh hingga 97%, dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.
Penelitian lain memperkuat temuan ini. Dalam sebuah laporan penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada 1984, disebutkan, al-Qur`an terbukti mampu mendatangkan ketenangan hingga 97%, bagi pendengarnya.
Diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Ia meneliti lima orang sukarelawan, terdiri dari tiga pria dan dua perempuan yang benar-benar tidak mengerti bahasa Arab, untuk diperdengarkannya bacaan al-Qur`an.
Setelah 210 kali tes dalam dua sesi memperdengarkan bacaan tartil al-Qur`an dan suara orang membaca bahasa Arab yang bukan dari al-Qur`an, disimpulkan sampai 65% responden mendapatkan ketenangan batin ketika mendengarkan bacaan al-Qur`an. Dan hanya 35% yang merasa tenang ketika mendengarkan bacaan bahasa Arab non al-Qur`an.
Menurut Dr. Nurhayati, psikolog asal Malaysia, seperti diungkapkan dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia, pengaruh ini nyata. Terlebih jika bacaan al-Qur`an diperdengarkan kepada bayi. Menurut penelitian Nurhayati, bayi berusia 48 jam yang diperdengarkan ayat-ayat al-Qur`an cenderung menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.
Selain menjadi ibadah karena membacanya, bacaan al-Qur`an juga berpengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani pendengarnya. Bagi Nurhayati, jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan emosi (EQ), bacaan al-Qur`an justru berlipat. Ia mampu mempengaruhi IQ dan EQ, dan SQ (kecerdasan spiritual) sekaligus.
Diakui oleh para pakar saat ini, kesuksesan seseorang akan semakin tinggi jika ditunjang sinergi tiga kecerdasan itu (IQ, EQ dan SQ). Maha Benar Allah yang telah menegaskannya dalam surah al-A’râf [7] ayat 204, al-Isrâ` [17] ayat 82, dan ar-Ra’d [13] ayat 28.
Psikologi Ibadah
Ibadah, termasuk membaca dan mendengarkan al-Qur`an dalam Islam ditempatkan kegiatan sinergis terkait alam akhirat dan kehidupan sehari-hari umat Islam. Prof Dr Komaruddin Hidayat, dalam buku Psikologi Ibadah menerangkan, rangkaian ibadah merupakan kurikulum suci yang sengaja dirancang Allah untuk memelihara kesucian dan keagungan rohani manusia.
”Ketika ibadah sudah mencapai titik puncak, maka tak akan ada gesekan antara penyembah dengan yang disembah. Jika jalannya lurus maka perjalanannyapun akan mulus. Jika ibadah tidak dilakukan dengan mudah atau tidak selaras, maka ibadah itu hanya bersifat takhayul, sesat, dan ritualistis belaka,” tandas Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini, kepada Majalah Qalam, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Menurutnya, secara garis besar, tahapan seorang mukmin untuk meningkatkan kualitas jiwa, terdiri dari tiga maqam (tingakatan). Pertama, dzikir atau ta’alluq kepada Tuhan. Artinya, berusaha mengingat dan mengikatkan kesadaran hati beserta pikiran kita kepada Allah, di manapun seorang mukmin berada. Kedua, takhalluq, pengejewantahan sifat-sifat Tuhan yang mulia, untuk dapat ditiru ke dalam sifat-sifat seorang mukmin. Rasulullah SAW, ”Takhallaq bi akhlâqillâh,” (Berakhlaklah dengan akhlak Allah).
Maqam ketiga, imbuh doktor bidang filsafat dari Universitas Ankara, Turki itu, adalah tahaqquq. Yaitu suatu kemampuan untuk mengaktualisasikan kesadaran dan kapasitas diri sebagai seorang mukmin, yang dirinya sudah ”didominasi” sifat-sifat Tuhan, sehingga tercermin dalam perilaku yang serba suci dan mulia. (Sofyan Badrie)
http://majalahqalam.wordpress.com/agama/ibadah-penenang-jiwa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda