19 Juni 2010

Pentingnya Nilai Kejujuran

Sikap jujur pada diri setiap manusia merupakan hal yang harus dikedepankan, agar tidak menimbulkan masalah-masalah di dalam kehidupan ini. Bahkan sikap ini merupakan garis pemisah, apakah seseorang bisa disebut muslim yang sesungguhnya atau tidak. Rasulullah SAW bersabda yang artinya ;

“Shafwan Bin Salim meriwayatkan, dia berkata, ‘pernah ditanyakan kepada Rasulullah SAW,’Adakah seorang mukmin yang penakut,’jawab beliau,’Ada’.’Lalu ditanyakan,’Adakah seorang mukmin yang bakhil ?’ jawab beliau,’Ada.’Lalu ditanyakan,’Adakah seorang mukmin yang pembohong ?’jawab beliau,’Tidak.”

Hadist tsb menunjukkan jelas sekali bahwa sikap bohong bukan merupakan sikap seorang muslim. Selanjutnya, faktor pendorong pada seseorang untuk berperilaku atau bersikap jujur sebagaimana dalam hadist di atas, diantaranya ;

Pertama, nurani. Sebab nurani selalu mengajak kepada nilai-niali luhur. Nurani selalu menolak kebohongan, terlebih lagi kebohongan itu membawa dampak buruk bagi diri yang bersangkutan.

Kedua, agama. Ajaran agama menjelaskan secara gamblang tentang nilai kejujuran dan keutamaannya, juga mencegah perbuatan bohong. Ajaran agama merupakan penopang nurani dalam mempertahankan kejujuran dan menghindari kebohongan.
Ketiga, harga diri. Dengan harga diri seseorang akan berhati-hati dan akan bertindak jujur.

Dan keempat, keinginan untuk dikenal sebagai orang jujur.
Melihat keberadaan sikap jujur yang begitu luhur dan fakor pendorongnya yang vital, maka jika kejujuran itu tidak mendapatkan perhatian setiap individu umat manusia, tentu akan berakibat fatal. Ketidak jujuran akan membuahkan perselisihan, dan perselisihan akan mengakibatkan permusuhan. Maka tepat dengan firman Allah yang artinya ;

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama-sama orang yang benar.” (QS.At-Taubah:119)

Firman Allah di atas, secara khusus memerintahkan umat manusia yang mukmin untuk bersama orang-orang yang benar, orang-orang yang jujur, walau sikap kejujuran itu sudah termasuk dalam pengertian taqwa.
Untuk itu, marilah kita pertahankan sikap jujur ini dalam setiap langkah laku kita. Rasulullah bersabda yang artinya ;

“Pertahankanlah kejujuranmu, meskipun engkau menghadapi celaka. Karena pada kejujuran itu hakekat keselamatan. Dan jauhilah perbuatan dusta, meski engkau melihat sebagai keselamatan, karena pada ketidakjujuran itu adanya celaka.”

Lebih-lebih lagi, Allah SWT, menegaskan bahwa hanya orang yang tidak berimanlah yang berbuat bohong. Dalam surat An-Nahl 105 Allah menjelaskan yang artinya ;

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang itdak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.”(QS. An-Nahl:105)

Di samping kita harus menghindari perbuatan dusta, kita juga harus berhati-hati agar jangan lupa tertipu oleh kebohongan diri sendiridan orang lain. Kita harus benar-benar cermat dalam menerima informasi, harus selektif. Tanpa selektivitas dan kecermatan dalam menyaringnya , kiat akan mudah termakan oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang akan mencelakakan kita.


http://fadil.cahbag.us/2010/05/pentingnya-nilai-kejujuran.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda