04 Juli 2010

Kreatif atau Mati

Nottheothers Surabaya 04 Juli jam 6:49


Sering kali kita mendengar teman kita bilang, aku jenuh. Atau, kita sendiri pernah mengalami kejenuhan. Kalau itu terjadi, bersyukurlah karena otak kita memberikan sinyal supaya melakukan hal lain. Kejenuhan adalah tanda bahwa otak kita perlu dilatih. Dalam tulisan "Peterporn, Kreativitas, dan Liburan" (Jawa Pos, Senin, 14 Juni 2010), dikupas bagaimana kita bisa melatih otak dengan keluar dari rutinitas. Salah satunya mengisi liburan dengan melakukan hal-hal di luar rutinitas kita, termasuk berlibur ke luar kota. Kalau bicara soal ke mana akan berlibur, Bali menjadi lagu wajib.

Bali memang tidak ada habisnya. Dan, bisa dikatakan, selain Pulau Dewata, Bali itu pulau kreatif. Selalu saja ada hal baru. Dengan banyaknya hotel, tempat wisata, dan resto, persaingan begitu ketat. Dan, ini disikapi dengan kreatif oleh warga Bali. Di sana berlaku jargon "Kreatif atau Mati". Setiap kali datang ke Bali, selalu ada hal baru. Kalau dulu turis datang ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) hanya bisa melihat patung, sekarang banyak yang bisa dilihat, dimakan, dibeli, dan dilakukan. Salah satunya adalah segway, semacam otopet, tapi hanya satu roda dan dilengkapi motor penggerak. Kita tinggal berdiri di atasnya dan berpegangan pada tuas yang sekaligus berfungsi sebagai kemudi. Mau maju, tinggal dorong maju; mau mundur, tinggal tarik tuasnya; dan seterusnya.

Dalam tulisan "Peterporn, Kreativitas, dan Liburan" juga dibahas, kreativitas itu terdiri atas dua jenis: idea creativity dan artistic creativity. Di Bali banyak sekali kita temui contoh aplikasi keduanya. Kalau bicara tentang artistic creativity, Bali adalah gudangnya. Pulau ini sangat dikenal karena karya seninya, baik dalam bentuk tari, musik, patung, maupun lukisan. Di sisi lain, Bali juga tak kalah dalam hal idea creativity. Berkunjung ke Bali tanpa surfing rasanya kurang lengkap.Tapi, kini surfing saja tidak cukup. Turis ditawari kite surfing yang dilengkapi semacam layang-layang besar sehingga tidak usah menunggu ombak. Tinggal mengandalkan angin. Bali adalah sumber inspirasi untuk mencari hal-hal baru dan membuat kita semakin sadar bahwa kreativitas itu sangat penting.

Surabaya bisa belajar dari Bali untuk memajukan banyak hal. Sudah saatnya semua warga kota bahu-membahu untuk selalu menghadirkan hal-hal baru. Bisa dengan menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, tapi bisa juga hanya dengan memodifikasi apa yang ada. Teori ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) bisa diterapkan. Apa yang dilakukan House of Sampoerna dengan menawarkan keliling wilayah utara Surabaya dengan bus gratis melalui program Surabaya Heritage Track patut diberi acungan jempol. Apalagi, program tersebut terus dibuat semakin menarik. Selama musim liburan ini, ditawarkan program Holiday Season Theme Tour yang memberikan kesempatan kepada tracker untuk tidak hanya keliling naik bus. Tapi juga digabung dengan berjalan kaki di kawasan bersejarah maupun kampung yang tersebar di Surabaya Utara. Karena itu, ayo asah otak kita terus supaya bisa menghadirkan kreasi baru. Apalagi kalau kejenuhan mulai datang. Saatnya melakukan brain gym.

Salah satu yang bisa kita lakukan ialah berlatih menggunakan pancaindra (bisa satu atau lebih) untuk melakukan hal-hal yang tidak biasa kita lakukan. Sekali lagi, prinsipnya: routines can be brain-deadening. Rutinitas itu mematikan otak.

Contoh yang bisa kita lakukan: cobalah memakai baju sambil memejamkan mata. Kalau selama ini kita mengandalkan mata untuk berpakaian, kali ini biarkan kulit kita yang berperan. Rasakan kelembutan kainnya. Biarkan kulit Anda merasakan bahwa ini lubang tangan kiri atau bahwa kancing sudah terpasang dengan benar.

Hal lain yang bisa kita lakukan ialah menikmati sarapan bersama keluarga dalam hening. Kalau selama ini Anda menjadikan sarapan pagi sebagai waktu untuk mengobrol, cobalah nikmati betul makanan yang masuk dalam mulut. Rasakan benar-benar asin, manis, dan pedasnya. Atau sebaliknya, kalau Anda selama ini makan pagi dalam keheningan, cobalah latih telinga Anda dengan sambil ngobrol atau mendengarkan musik.

Anda pun bisa melakukan brain gym dengan mendengarkan musik sambil menghirup aroma teh atau kopi seperti yang dikatakan Lawrence C. Katz & Manning Rubin dalam 83 Neurobic Exercises. Masih banyak lagi yang bisa dilakukan. Anda bisa mengembangkan sendiri. Prinsipnya adalah mengaktifkan pancaindra semaksimal mungkin. Lebih baik kalau melibatkan lebih dari satu pancaindra.

Sampai tulisan ketiga ini, Anda sudah tahu dua latihan untuk mengasah otak: keluar dari rutinitas dan mengaktifkan pancaindra. Dua hal tersebut, tampaknya, yang banyak dilakukan creative genius. Sebut saja Leonardo Da Vinci.

Da Vinci dikenal sebagai arsitek, musikus, penulis, pematung, pelukis, dan pendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern, tetapi jarang dibuat semasa hidupnya. Seperti ide-idenya tentang tank dan mobil. Dia juga ikut memajukan ilmu anatomi, astronomi, teknik sipil, dan kuliner. Mahakaryanya yang paling dikenal antara lain adalah lukisan Perjamuan Terakhir dan Mona Lisa.

Dengan demikian, banyak aktivitas dan melibatkan secara maksimal pancaindranya, ditambah bakat dan otaknya yang genius, membuat Da Vinci dikenal sebagai the most diversely talented person ever to have lived. Tak ada yang menandingi dia dalam hal multitalenta. Keunikannya dilengkapi dengan tulisan tangannya yang bagi orang lain hanya bisa dibaca dengan cermin!

Keluar dari rutinitas dan mengaktifkan pancaindra membuat otak orang yang multitalenta semakin terasah. Itu yang membuat para pelukis, penyanyi, bahkan pengusaha, menggeluti kegiatan yang berbeda. Bisa sesuatu yang hanya sedikit berbeda, seperti pelukis naturalis melukis lukisan abstrak. Tapi, bisa juga sesuatu yang sama sekali berbeda, misalnya seorang penyanyi, juga pemain sinetron atau pengusaha garmen, yang juga mengisi waktu dengan berkebun dan lain-lain. Kita pun bisa kalau mau! Apa susahnya melakukan hal yang sedikit berbeda? Mau kreatif atau mati? Pilihan ada di pikiran Anda, bukan di tangan Anda. Ayo jadikan Surabaya semakin kreatif! (*/c9/mik)

Oleh : Hengki Setiawan
Founder of Creathinx (Creative Thinking Xtre)

Sumber : http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=142128

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda