22 Januari 2011

-Membuka Pintu Rezeki di Tanggal Tua- by:Leutika Sahabat Merapi


oleh Leutika Publisher pada 20 Januari 2011 jam 9:49
Kata Bunda Theresa, “Satu hal yang saya minta dari Anda: jangan pernah takut untuk memberi, tetapi jangan memberi dari kelebihan Anda. Berikan dimana hal itu sukar bagi Anda.” Kalau kata Ustadz Yusuf Mansyur, kalau kita bersedekah Rp 1.000,- kita akan mendapat balasan 10 kali lipatnya alias dapat Rp 10.000,- dengan cara yang tidak terduga. So, Sekarang waktu yang tepat untuk merealisasikan petuah kedua orang bijak di atas. Mari, Leutikans.

****                                       *****                                    *****                                    ****

Bencana Merapi ternyata belum berakhir. Memang, penduduk yang tinggal di sekitar lereng merapi bisa sedikit bernafas lega. Tidak ada lagi gemuruh, petir, debu vulkanik, wedhus gembel ,dan lava pijar yang menghantui mereka. Namun kini giliran penduduk sekitar aliran sungai yang berhilir di Merapi merasakan dampak bencana. Banjir lahar dingin memporakporandakan pemukiman warga. Material pasir merendam rumah-rumah serta fasilitas umum. Batu-batu super besar menghantam bangunan, menghancurkan dan menyisakan puing-puing. Areal persawahan di bantaran sungai yang seharusnya menghijau dihampari padi, kini menjelma menjadi lautan pasir abu-abu tua dengan bongkahan-bongkahan batu sebesar mobil. Kerontang, tak bisa ditanami. Mereka sungguh tak menyangka bahwa bencana Merapi belum selesai.

Ribuan keluarga terancam kelaparan karena sawah dan ladang tempat mereka menggantungkan hidup rusak parah tertimbun lahar. Sayuran segar, tomat dan cabai yang siap panen membusuk karena debu vulkanik. Kerugian besar tak terhindarkan. Belum lagi ketebalan debu yang menutup lahan menjadikan lahan tak produktif selama 2-4 bulan pasca bencana. Aliran lahar dan banjir lahar dingin merusak sistem irigasi. Lahan yang selamat-pun tidak bisa digarap secara optimal lantaran suplai air terhambat. Minimnya modal kerja (kalau boleh dibilang tidak ada sama sekali) membuat permasalahan kian kompleks. Para petani dibuat pusing. Jangankan untuk membeli bibit baru, untuk makan sehari-hari saja mereka masih kebingungan. Hidup dalam pengungsian selama lebih dari  sebulan tanpa bekerja membuat mereka tak lagi memiliki uang.

Mas Tarjo misalnya. Lajang penduduk Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Sleman ini menjadi tumpuan hidup bagi orangtua, kakak, dan beberapa keponakannya. Sebelum bencana Merapi, hasil bertaninya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.  Ada sebuah industri  makanan yang membeli hasil panennya secara rutin.  Tak kurang dari 15 kg selada organik dan  10 kg bayam merah merah organik dia setorkan tiap hari. Kini semua tak lagi sama. Sawahnya kering karena irigasi tak mengalir tertimbun lahar. Untuk mengalirkan sendiri dari sumber air yang masih ada, dia harus menyediakan pompa air dan tentu butuh biaya besar.

Mas Tarjo hanyalah salah satu contoh dari ribuan petani yang kebingungan harus memulai dari mana untuk memutar kembali roda kehidupan keluarganya.
Saat ini, media cetak maupun eletronik telah berhenti mengekspose para korban bencana Merapi. Tapi itu bukan berarti mereka tak butuh bantuan lagi. Kita bisa memilih untuk diam dan nggak mau tahu tentang mereka atau kita bantu mereka dengan apa yang kita punya. Sungguh, nominal bukan ukuran untuk sebuah keikhlasan dalam membantu.

Yuuk, bantu mereka!
Leutika berinisiatif mengetuk hati seluruh Leutikans dan siapapun untuk turut membantu mereka melalui Program Leutika Sahabat Merapi (LSM). Bantuan akan diwujudkan dalam bentuk modal kerja seperti pembagian bibit, alat pertanian, pupuk, sarana irigasi dan segala hal yang diperlukan untuk menggerakkan kembali sektor pertanian di daerah pasca bencana.

Diharapkan dana yang  terkumpul akan menjadi dana bergulir, karena setiap penerima dana juga berkewajiban mengembalikan dana tersebut pada saat panen, sesuai dengan kemapuan mereka. Dana yang kembali akan dipinjamkan ke kawan-kawan lainnya. Begitu seterusnya.

Sebagai koordinator lapangan (Korlap) program Leutika Sahabat Merapi ini adalah Bp Prihasthotomo (no HP. 085878203311), yang terjun langsung ke desa target bantuan dan menjadi pendamping dalam penggunaan uang bantuan.

Alokasi bantuan yang terkumpul akan difokuskan ke beberapa dusun seperti Dusun Sembungan, Jambu, Bangkong, Karanggeneng, dan beberapa dusun lagi. Semuanya di Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

Silakan menyalurkan bantuan melalui transfer ke salah satu rekening berikut:
- BCA JOGJA 0371744257 a.n Hery Setyo Purnomo
- BSM 0307012170 a.n Hery Setyo Purnomo
- BANK MANDIRI JOGJA 1370007360585 a.n Hery Setyo Purnomo

Jika sudah transfer, mohon konfirmasi lewat sms ke 0821 38 388 988, berikut nama pengirim dan nominal bantuan serta rekening bank mana yang dituju.

Keseluruhan perolehan dan penggunaan bantuan akan dilaporkan secara terbuka lewat FB dan web Leutika secara berkala.

Anda juga bisa join di group FB LSM (Leutika Sahabat Merapi) dan sharing segala hal tentang bencana merapi, bantuan yang bisa diberikan dsb.

Mohon share informasi ini ke sebanyak mungkin teman anda, Insya Allah jadi amal kebaikan bagi kita :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda