26 Mei 2011

Membuat Kerangka Cerita

Oleh Joni Lis Efendi

www.menulisdahsyat.blogspot.com



Kerangka cerita membantu kamu supaya tetap fokus pada satu tema dan tidak melebar ke mana-mana. Kerangka tulisan akan sangat membantu terutama ketika menulis tulisan yang lebih panjang dan berat seperti novel atau buku. Bagi pemula yang ingin menulis cerpen, sangat dianjurkan untuk menggunakan kerangka tulisan.

Satu hal yang perlu digarisbawahi, kerangka cerita ini hanyalah sebagai peta pemandu untuk masuk ke dalam cerita pada saat akan mulai menulis. Selain itu, kerangka cerita ini akan menguatkan asosiasi (hubungan) atau semacam lem untuk melekatkan bagian-bagian ide yang berserakan dalam kepalamu. Dengan demikian, diharapkan kamu memiliki kepercayaan diri yang lebih untuk besegera mulai menulisnya.

Hal lain yang perlu diingat, kerangka cerita bukan “kitab suci” yang tak boleh dilanggar. Seperti tujuan awal tadi, ini hanya sebagai pemandu jalan saja sampai kamu mulai menulis. Ketika dalam proses menulis, boleh-boleh saja cerita yang kamu tulis itu melenceng dari apa yang telah kamu gariskan pertama kali di kerangka cerita. Ini bukan masalah besar, justru kamu bisa menguasai ceritanya dan mengikuti irama gerakan cerita sesuka imajinasimu. Ini adalah gejala yang baik. Saranku, ketika kamu sedang menulis, buang saja kerangka cerita itu dan percayalah dengan dirimu dan semua yang ada dalam kepalamu. Karena itulah cerita yang sesungguhnya.

Namun ada beberapa orang yang justru jadi kikuk dan kaku kalau diminta untuk menulis karangka cerita terlebih dahulu. Hal ini adalah lumrah adanya. Dan, sangat terkait dengan kecenderungan dasar otak kita, dominan otak kanan atau otak kiri. Pendekatan bagi otak kanan tidak sama dengan otak kiri.

Dominan otak kiri sangat terbantu ketika mulai menulis dengan adanya kerangka cerita. Semakin detail kerangka ceritanya, maka si otak kiri akan semakin mudah untuk mulai menulisnya. Nah, bagi kamu yang dominan otak kiri sebaiknya bikin kerangka cerita terlebih dahulu.

Namun hal berbeda jika disodorkan kepada si otak kanan, mereka justru merasa terkekang jika harus dibatasi kreativitasnya dengan adanya kerangka cerita ini. Otak kanan biasanya memiliki gambaran visual yang kuat. Mereka cukup membayangkan rangkaian demi rangkaian cerita di dalam benaknya. Kemudian dengan kemampuan imajinasinya yang meletup-letup, si otak kanan dengan cekatakan mampu menelurkan cerita yang terlukis di otaknya ke halaman kertas. Jadi bagi mereka, kerangka cerita hanya sebagai pelengkap saja, tak ada juga tak apa-apa.

Namun saran saja, bagi kamu si otak kanan yang masih pemula, sebaiknya tetap menulis kerangka cerita yang terpenting adalah berisikan tokoh cerita dan karakter-karakternya. Ini sebagai peta panduan sebelum kamu terbiasa bermain dengan kemampuan visualisasi otak kananmu.

Setelah mengetahui hal-hal penting mengenai trik kilat menulis cerpen, bagian yang harus kamu perhatikan adalah menulis draf awal. Draf awal ini semacam kerangka cerpen yang akan kamu tulis. Dalam draf awal ini, kamu bisa menulis nama tokoh cerita dan karakternya, alur dan plot. Tidak terlalu ribet, paling banyak satu halaman.

Berikut ini contoh draf awal cerpen "Rindu Banjir". Kamu bisa mempelajarinya kemudian menulis sendiri draf awal cerpenmu.



Contoh Kerangka Cerita.



Judul : Rindu Banjir (bisa juga sebagai judul sementara)

Nama Tokoh : 1. Salmah

2. Marlan

Karakter : 1. Salmah: penurut, melankolis, penakut, perasa/mudah tersinggung

2. Marlan: setia kawan, riang, perhatian



Alur Cerita:

Salmah selalu merindukan datangnya banjir.
Tapi ketika banjir datang, Salmah mendapatkan haid pertamanya.
Emak melarang Salmah bermain dengan anak laki-laki.
Marlan, sahabat baik Salmah, kaget dengan perubahan sikap Salmah yang tidak mau lagi bermain sampan dengannya.



Plot:

Salmah mendapatkan haid pertamanya bersamaan dengan datangnya banjir dan itu menyebabkan dia tidak boleh keluar rumah.
Emak melarang Salmah bergaul dengan laki-laki termasuk main hujan dan bersampan dengan Marlan karena sekarang dia sudah gadis dewasa yang harus menjaga adab pergaulan.
Keinginan Salmah untuk main sampan selama banjir sirna karena ada larangan dari Emak. Salmah dikurung di rumah selama haid dan tidak boleh ke mana-mana.
Marlan, sahabat baik Salmah, heran dengan perubahan sikap Salmah yang terkesan menjauhinya. Sikap Salmah menjadi dingin kepada Marlan.



Sekarang giliran kamu untuk menulis kerangka cerita yang menuliskan: Judul (boleh judul sementara), nama tokoh cerita, karakter tokoh, dan alur cerita, kalau bisa sekalian sama plotnya juga lebih bagus.

Joni Lis Efendi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda