27 Mei 2011

Trik Bikin Kalimat Pembuka yang “Nendang”

Oleh Joni Lis Efendi

www.menulisdahsyat.blogspot.com



Kalimat pembuka (KP) adalah bagian penting untuk menarik perhatian pembaca untuk melanjutkan membaca cerpen sampai selesai. Jika gagal menghadirkan kalimat pembuka yang mengigit rasa penasaran pembaca, dijamin cerpenmu akan digeletakkan begitu saja. Atau, jika dikirim ke Koran atau majalah tidak akan mendapat lirikan dari redakturnya.



Dalam kondisi bagaimanapun, KP sangat menentukan dalam penilaian yang akan dilakukan oleh dewan juri lomba. Ini rahasia dan trik mencuri perhatian redaktur koran/majalah atau dewan juri lomba, pertama judul yang memikat, dua kalimat pembuka yang menyentak, dan ending yang tak terduga. Ketiga gabungan ini adalah salam perkenalan yang wajib diperhatikan oleh penulis cerpen manapun jika cerpennya mau dibilang sukses.



Pada Kelas Online (KO) kali ini, kita akan membahas dan mendiskusikan tentang trik menulis kalimat pembuka yang nendang abis, bikin penasaran, dan penuh kejutan yang mencengkram kuat pikiran pembaca.



Hal yang perlu diperhatikan supaya KP-nya “nendang”:

1) Mulai dengan kalimat dinamit (ledakan), mengagetkan, menyentak, meninju kapan perlu menendang rasa ingin tahu pembaca lengkap dengan efek dramatisnya. Kalimat seperti ini akan kuat mencengkram rasa ingin tahu pembaca seperti apa kelanjutan ceritanya. Jika kalimatnya terlalu datar apalagi bertele-tele, dijamin bakal ditinggal cerpennya. Kalau kalimatnya biasa-biasa saja, mendingan ke gunung aja (cari inspirasi lagi).



2) Masukan kata judul dalam kalimat pembuka. Tujuanya untuk memfokuskan perhatian pembaca pada tema yang kita angkat. Judul selain sebagai kepala cerpen, juga berperan sebagai kunci memasuki tema cerita. Dengan langsung diikat dengan kalimat pembuka, maka kita sudah menarik kaki pembaca untuk masuk lebih dalam ke rumah cerpen.

Contoh: judul "Mata Pisau"

Kalimat pembukanya: Tajam mata pisau itu tak lagi tampak berkilau tapi berbalur merah darah.



3) Gunakan kalimat aktif. Kalimat aktif lebih hidup dan memiliki efek kekinian serta terasa dekat dengan pembaca. Selain itu, kalimat aktif lebih mudah dicerna pikiran bawah sadar kita.

Contoh kalimat aktif: Tatap matanya menusuk sampai ke ulu hatiku. (perhatikan kata kerja aktif ditulis tebal)

Contoh kalimat pasif: Rantang itu dipinjam Mbak Phoe selama 2 bulan tapi tak kunjung dikembalikan. (perhatikan kata kerja pasif ditulis tebal)



4) Idealnya kalimat pembuka 10-12 kata. Kalau terlalu panjang akan mengaburkan maknanya.



5) Gunakan kalimat narasi yang hidup atau dialog yang lugas. Sebaiknya hindari membuka cerpen dengan deskripsi, yang biasanya tidak langsung menyentuh isi cerita. Kalimat narasi yang bertenaga bisa dibakar dengan bensin metafora atau majas.

Contoh kalimat narasi yang hidup: Ucapannya menyayat-nyayat hatiku.

Contoh kalimat narasi yang biasa-biasa saja: Ucapannya membuat hatiku terasa sakit mendengarnya.



6) Hindari menggunakan kalimat deskripsi yang berlebihan dan tidak langsung menyinggung isi cerita.

Contoh: Matahari bersinar terik di angkasa raya. Burung-burung berkicau merdu. Anak sungai terdengar riaknya lembutnya di sela bebatuan. Sungguh, pagi ini menyuguhkan keindahan dan kedamaian dst.



7) Hindari penggunaan kata keterangan waktu atau tempat yang tidak terlalu dibutuhkan dalam pencitraan (penggambaran cerita). Malahan teknik membuka dengan keterangan waktu ini terkesan kurang kreatif, kaku dan bikin bosan.

Contoh keteranan waktu:

Di pagi ini, matarahri bersinar lembut, membangunkan alam yang terlelap dari mimpi semalam.

Pada suatu hari, aku bertemu dengan seorang gadis nan rupawan membawa selendang merah muda.



Contoh keterangan tempat.

Di rumah ini, tidak ada seorang pun yang mengerti tentang perasaanku.

Pada bagunan usang dimakan zaman itu, tak ada lagi yang tersisa selain kemiskinan penghuninya.



8) Langsung libatkan tokoh cerita dalam kalimat pembuka.

Contoh:

* Tatapan gadis itu membekukan setiap langkah kakiku.
* Aku menemukan keanehan dari sikapnya beberapa hari ini.
* Kau tak akan pernah bisa menjumpainya lagi karena ia sudah jadi mayat.
* Kata Ibu, aku harus bisa mengatasi semua ini seorang diri.
* Aku pernah lewat di bawah pohon angker itu tengah malam dan melihat sosok itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda