SURAT UNTUK BU
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Hamdan wa syukran Lillah
Shalaatan Wasalaaman ‘alaa
Rasulillah Sallahu’alaihi wa sallam
Untuk umiku tercinta,
Izinkan aku menyampaikan isi hati
ini dalam sebuah surat ini
Bismillah, Masyaa Allah...
Umi, mungkin sudah terlalu biasa
pujian ini diberikan untukmu,
Sembilan bulan engkau telah
mengandung kami, anak-anakmu, pagi hingga malam tak kunjung selesai beban yang
kau pikul.
Umi, engkau memang perempuan
biasa, terlahir dari keluarga yang bersahaja ,tapi umi bukanlah ibu biasa.
Setiap hari, bila aku dan adik
berangkat sekolah, dari pagi hingga sore yang kurindu adalah sosok ibu yang
menyambut kami dengan senyum dan pelukan kehangatan. Bahagia rasanya bila
bersamamu. Kami selalu melakukan kegiatan bersama-sama. Kemanapun kami pergi, umi
selalu mendampingi.
Walau banyak orang bilang, umi
jarang di rumah karena aktifitas di sekolah, dan
Terkadang terlihat guratan lelah
di wajahmu karena aktivitas dakwah yang padat, tapi umi selalu punya waktu
untuk kami, waktu dimana kami bisa mendengarkan lantunan tilawah umi yang
begitu menyejukkan hati kami, tapi sayang kami tidak bisa menirunya.
Terkadang terlihat guratan lelah
di wajahmu dan lelahnya badanmu, sedikit emosi terlepas, tapi emosimu membuat
kami bisa belajar dan hidup lebih disiplin dan mandiri. Ingin rasanya kami
melepaskan rasa lelah itu.....
Umi, kami anak-anakmu tidak dapat
banyak membantu, sebab kami masih belum mengerti apa sebenarnya kehidupan itu, tapi
ceritamu tentang orang-orang sholeh terdahulu membuat kami paham bahwa hidup
adalah perjuangan meraih syurga-Nya.
Umi.....mungkin kisah kita tidak
pernah atau jarang dibicarakan dalam sebuah cerita, ya.....karena kami kini
sudah tak ber-ayah. Semua orang menceritakan, seakan-akan kehidupan yang
sepertimu tidak ada, tidak pernah disinggung, dijelaskan dan atau dibahas, jarang
sekali. Padahal justru engkaulah yang paling membutuhkan nasehat, tentang
bagaimana membesarkan kami di zaman ini, dengan segala
tantangannya......sendirian.
Mengurus rumah, mengurus kami
anak-anakmu, mencari rizki....sendirian.
Umi, mungkin orang lain tidak
akan pernah tahu perihal hidupmu, pengorbananmu, usahamu untuk bertahan, tapi
kami anak-anakmu adalah saksi hidup dari semua itu.
Umi....jika engkau lelah, ingatlah
Allah tidak pernah tidur, setidaknya itulah yang engkau ajarkan kepada kami.
Apapun yang kau lakukan atau berupaya untuk lakukan demi kami anak-anakmu, InsyaaAllah,
akan dilipatgandakan pahalamu.
Umi.... kelak bila kami dewasa, kami
akan membahagiakanmu Umi, do’a kami selalu untukmu. Kami berasal dari keluarga yang tidak utuh.
Kami ikhlas....Abi lebih dulu
pergi...semoga Abi berada di sisi ALLAH bersama orang-orang sholeh.
Ya Allah...cintailah umi dalam
kasih sayangmu, sungguh kami tidak tega melihat air mata umi mengalir setiap
do’anya dan setiap mengingat Abi....
Sehatkanlah jiwa serta raganya...
Kuatkan iman dan Islamnya...
Kami tidak bisa membalas apa yang umi berikan kepada kami
Semoga Allah dapat membalas semuanya.
Terakhir izinkanlah kami menulis sebuah puisi yang kami
ambil dari sebuah buku
Ibu
Do’amu adalah perahu besar dan luas
Melihat masa depan dalam indah samudra
Kau menyusup ke celah
Di bilah bilah sunyi suaraku memanggilmu
Robbighfirlii wa liwalidayya warhamhumaa kamaa robbayani
shoghiraa
Rabbanaa atiinaa fiddunya akhirati hasanah wa qinaa adzaa
bannaar
Wassalaamualaikum wr.wb
Nayla Noor Khanifah
Biodata :
Nayla Noor Khanifah
TTL :
Tegal,22 februari 2006
Sekolah :
SD IT Usamah
Alamat :
Perum Grand Panorama
Blok
Grand LiIght No.9
Harjosari
Adiwerna Tegal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda