Kemarin, Ahad, 3 Desember 2017 pukul
08.00 WIB Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Tegal telah menggelar acara Tatsqif Keluarga di
Grand Dian Hotel Slawi dengan mengambil tema “Menguatkan Cinta dan Harmoni
Keluarga di Jalan Dakwah”, dengan menghadirkan pembicara Ustadz Anwar Juffri
dan Husni Anisah. Selain itu, dalam rangka memperingati Hari Ibu, menggelar Lomba
Foto Keluarga dan Lomba Menulis Surat Cinta untuk Ibu sejak tanggal 20 November
2017 dan diumumkan pemenangnya di akhir acara Tatsqif Keluarga tersebut.
Pemenang Lomba Foto Keluarga adalah keluarga Khariri dengan kriteria foto terbaik, keluarga Umar Tabah dengan kriteria visi terbaik, dimana visinya adalah "Menjadi keluarga yang menginspirasi dan selalu bermakna khoirunnas anfa'uhum linnas", dan keluarga Firman Hakim dengan kriteria Touching Foto (foto yang menyentuh).
Dan untuk Lomba Menulis .... Kebetulan saya ditunjuk sebagai
juri Lomba Menulis Surat Cinta untuk Ibu, jadi saya ingin berbagi cerita di
sini... Peserta lomba adalah anak usia 7 – 13 tahun, jadi masih usia SD dan SMP
kelas 1 atau 2. Naskah yang masuk ada 17 surat, dimana penulisnya perempuan
semua. Saya heran, kenapa tidak ada satupun anak laki-laki yang mengikuti lomba
itu. Apa karena laki-laki memang tidak punya hati, sehingga tidak peka
perasaannya? Hehe... rasanya kok tidak mungkin yah? Lalu, kenapa? Apa laki-laki
memang tidak suka menulis surat, dan lebih suka mengapresiasikan cintanya
kepada ibu secara langsung, tidak perlu surat-suratan begitu? Atau ada alasan
lain???
Kemudian, di awal-awal saya
tertarik dengan satu naskah yang masuk dan menurutku bagus, sehingga saya
masukkan ke dalam daftar pemenang. Namun, hari-hari berikutnya saya mendapatkan
kiriman surat yang isinya sama persis, dari awal sampai akhir. Di situ pun saya
merasa heran, kok bisa sama persis??? Apa mereka contek-contekan? Atau....
mungkin mereka menulis surat dari hasil browsing di internet? Sebab saya cek usia
mereka, ternyata memang sudah besar. Yang satu kelas 6 SD, satunya lagi kelas 2
SMP... dan di usia itu memang lagi pintar-pintarnya mencari. Entahlah, saya
tidak tahu. Yang jelas, keduanya didiskualifikasi, sebab sudah bikin saya
kecewa.
Ada juga naskah yang menurutku
lumayan bagus, tapi keluar dari tema, sebab surat itu ditujukan untuk ayah dan
ibu, padahal naskah yang diminta adalah surat untuk ibu saja, sehingga tidak
masuk nominasi.
Sebenarnya saya kurang puas
dengan jumlah peserta lomba yang menurut saya terlalu sedikit, cuma 17, padahal
jumlah warga Kabupaten Tegal tidak sedikit. Apa karena kurang motivasi dari
orangtua? Atau karena memang anak-anak sekarang tidak suka menulis?
Kepolosan anak dalam
mengungkapkan isi hatinya harap dikembangkan oleh para orangtua, diarahkan dan
dilatih agar semakin bisa mengasah keterampilan menulisnya menjadi lebih baik
lagi hingga dewasa, karena menulis itu untuk seterusnya, tidak berhenti di
tengah jalan. Semoga dengan banyaknya anak yang suka menulis, lahir
pejuang-pejuang pena di jalan dakwah. Aamiin..
Kriteria pemenang lomba menulis
surat cinta untuk ibu adalah:
- Menggunakan
gaya bahasa yang baik dan indah, bisa menyentuh hati juri.
- Penulisan
sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Dulu namanya EYD (Ejaan
Yang Disempurnakan)
- Orisinalitas,
asli hasil karya sendiri, bukan plagiarisme
- Kental
dengan nuansa islami
Akhirnya, terpilihlah 3 pemenang Lomba Menulis Surat Cinta untuk Ibu:
Juara I diraih oleh Nayla Noorkhanifah dengan nilai 393,
putri dari alm. Bapak Firman Hakim dan Ibu Nur Ismiyati, siswi dari SDIT Usamah
Tegal kelas 6.
Juara II diraih oleh Reiva Noor Prilla Maulani dengan nilai
387, putri dari Ibu Ikeu Nur Atikah, siswi kelas 4 SDIT Luqman Al Hakim.
Juara III diraih oleh Jundia Fatimah Azzahra dengan nilai
382, putri dari Bapak Khariri dan Ibu Darnisah, siswi kelas 7 SMPIT Luqman Al
Hakim.
Selamat buat pemenang! Bagi yang belum menang, tidak usah
risau... Masih ada kesempatan di lain waktu. Bagi yang penasaran dengan isi
surat pemenang lomba, silakan klik link di bawah berikut ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda