08 Maret 2010

FIKSI ANAK: MEMIKAT DENGAN KESEDERHANAAN*

02 Agustus 2007 - 20:54 (Diposting oleh: Rumah Dunia)

FIKSI ANAK: MEMIKAT DENGAN KESEDERHANAAN*

Oleh Benny Rhamdani

Sudah termotivasi menulis fiksi anak? Mungkin masih bingung untuk memulai, karena terlalu terbebani teori. Makanya, menulis saja dulu, teori belakangan.

Seperti kata Teh Pipiet, sebenarnya menulis fiksi anak lebih sederhana. Tp justru karena sederhana itu, barangkali jd semakin sulit untuk sementara orang. Atau malah, kurang menantang? Hakikinya, kesederhanaan cerita anak sangatlah kompleks, yang ditandai standar baku, tidak ruwet dan komunikatif. Artinya, fiksi anak berbicara tentang kehidupan anak-anak menyangkut segala aspek, termasuk yang mempengaruhi mereka.

Tak ubahnya fiksi secara umum, fiksi anak pun dibangun oleh unsur- unsur berikut: 1. Tema:
Sebuah tema yang tepat untuk fiksi anak adalah yang menghibur, mendidik dan inspiratif.
-Menghibur karena anak-anak akan lebih mudah tertarik untuk membaca, menghibur juga bisa menjadikan anak-anak memiliki hobi membaca dan menulis.
-Mendidik di sini bukan sebagai buku teks/pelajaran, tapi mendidik yang secara halus. Agar tak jengah, anak-anak sebaiknya jangan dicekoki bacaan yang berceramah. Tema-tema jangan membolos, jangan begini, jangan begitu sudah kelewat usang. Jika sempat, mungkin teman- teman bisa membaca buku kumpulan cerpen saya 'Gara-gara Nama' (penerbit Dar! Mizan). Di sana, sebagian besar adalah kehidupan anak saya alami sendiri dulu, tanpa ceramah. Misalnya saja bagaimana cara menyelesaikan pertengkaran temen di kelas karena adanya nama kembar, yakni Arie dan Ary (Cowok dan cewek). Sebenarnya bagi orangtua itu bukan masalah berat, tp bagi teman yang menyandang nama jadi masalah. Atau yang lebih sederhana tapi cukup memikat adalah ketika nama kita dijadikan nama hewan piaraan (monyet/anjing). Gimana coba.
- Inspiratif berarti memberi kesan yang mendalam sehingga si anak tergerak melakukan hal yang secara tersembunyi disisipkan si penulis. Misalnya, di cerpen kita bercerita tentang profesi arkeolog. Si anak yang semula nggak tau, akhirnya punya cita-cita jd arkeolog.

2. Penokohan
Untuk fiksi anak, jumlah tokoh jangan terlalu banyak. Mungkin kita bisa batasi dengan 1-4 tokoh utama, dan 5 pendukung. Saya sempat membaca cerita Sapta Siaga (Enid Blyton) dulu. Aduh, bingungnya menghapal nama-nama si tokoh. Tokoh utama harus digambarkan dengan jelas, meliputi fisik, karakter, termasuk lingkungannya.
Tak jarang juga, di fiksi anak dimunculkan sosok antagonis sebagai pemikat cerita.

3. Alur
Bacaan yang mengasikkan adalah yang alur ceritanya mengalir. Untuk mengalir, biasanya pengarang membangun peristiwa satu ke peristiwa yang lain berkaitan hingga akhir cerita.
Dalam alur, kita akan menemukan pembukaan, konflik, klimaks, anti klimaks. Begitu seterusnya. Saya sendiri ketika menulis fiksi anak (novel) lebih suka yang memberi klimaks di setiap babnya. Itu sebabnya, selalu ada multiplot di dalam novel saya, sehingga plot-plot kecil bisa dituntaskan dalam setiap bab. Alur juga bisa dibuat mundur (flashback) atau mau (foreshadowing). Bisa juga kombinasi keduanya agar lebih memikat.

3. Setting:
Latar atau setting fiksi anak barangkali hal yang paling luas di dunia fiksi. Dengan imajinasi yang luas, fiksi anak nyaris tak memberi batasan. Kita bisa membuat dongeng tentang kehidupan mahkluk di bawah air terjun, dll. Selain latar tempat, latar waktu juga bisa kita akali. Walau pada kenyataannya, fiksi anak Indonesia lebih banyak menggunakan setting modern dan sekolah (faktor memikat dengan kedekatan geologis dan waktu/aproximity).

4. Trik:
Setiap penulis pada akhirnya harus memiliki style/gaya, mampu memahami membuat trik bercerita, sehingga cerita dengan tema sesederhana apa pun emnarik untuk dibaca. Dengan mencermati beberapa karya penulis fiksi anak ternama (Enid, Wendo, Astrid, dll), kita akan dengan mudah menemui triks mereka bercerita hingga bisa memikat. Dus, dengan banyak melatih menulis, trik bercerita akan makin terasah dan tertanam.

Keempat unsur di atas saling mengikat. Memilah-milahnya, atau menganak emaskan salah satu unsur akan membuat fiksi anak yang kita bangun jadi doyong/freak/aneh.

Ada yang termotivasi?

*) Openulis adalah editor fiksi anak di Dar! Mizan, Bandung

*) Foto: Suasana di Pesta Anak ke-6 Rumah Dunia, 28-29 Juli 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda