09 Maret 2010

Kokoh dan Tetap Memberi di Tempat Tercemar








Kokoh dan Tetap Memberi di Tempat Tercemar



Setiap hari, bagi yang tinggal di kota akan menikmati rutinitas melintas di jalan raya. Pasti kita akan memperhatikan pepohonan yang tumbuh di kanan kiri jalan maupun di tengah jalan. Deretan pepohonan tersebut sering disebut dengan pohon jalur hijau yang merupakan salah satu bentuk dari hutan kota Berbagai jenis pohon ditanam di jalur hijau untuk menanungi jalanan dan menambah indah pemandangan kota.

Pepohonan di jalur hijau tak hanya sebagai peneduh dan penambah indah suasana kota. Mereka, pepohonan kota, justru sangat penting perannya dalam menyerap gas beracun, partikel dan debu khususnya dari kendaraan bermotor. Hasil pembakaran kendaraan bermotor mengeluarkan gas buangan yang mencemari lingkungan dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Gas buangan kendaraan bermotor sedikitnya mengandung karbondioksida, karbon monoksida dan timbal. Gas-gas tersebut sangat kotor dan berbau serta meracuni lingkungan bila tetap bertahan dalam jumlah banyak di udara.

Melalui kemampuannya menyerap gas-gas beracun, pepohonan di jalur hijau menjadi penyelamat kehidupan manusia. Mereka rela terpapar siang malam oleh racun-racun itu. Mereka tak bisa mengelak karena mereka memang tak bergerak. Mereka tetap jalankan tugas meski harus hidup di lingkungan ekstrim yakni jalanan tercemar penuh racun.

Tak sekedar menyerap dan mengurangi kadar racun di daerah perkotaan, pepohonan itu mampu mengubah gas-gas berbahaya menjadi sesuatu yang menguntungkan dirinya dan bermanfaat pula bagi lingkungan. Mereka mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat yang dibutuhkan dirinya dan juga menebar kesegaran oksigen ke lingkungan sekitar. Maka makhluk lain, khususnya manusia, begitu merasa segar saat berada dibawah pepohonan karena oksigen bisa mereka hirup. Sementara hasil pernafasan manusia yang mengeluarkan karbondioksida dihirup oleh pepohonan.

Pepohonan juga meredam bau dan memberikan keharuman dengan bunga-bunganya. Saat udara beracun yang tak sedap menerpa pepohonan, pepohonan mengubah bau tersebut menjadi wewangian dari bunga-bunganya. Mereka juga memberikan kesejukan pandangan dengan daun-daunnya yang hijau. Mereka memayungi pengguna jalan yang kepanasan dan kehujanan dengan daun dan rantingnya yang rindang.

Pelajaran apa yang bisa diambil dari hidupnya pepohonan di jalur hijau. Sebuah pelajaran hidup dari sebuah individu dan komunitas yang tetap kokoh berdiri sekaligus memberi manfaat dalam kondisi lingkungan tak didinginkan. Saat hidup dalam lingkungan yang kondusif, penuh kemudahan dan kelapangan, memberi adalah sesuatu yang tidaklah sulit. Namun saat masalah menghimpit, cobaan menerpa dan kesulitan hidup menghantam, maka memberi adalah sesuatu yang luar biasa.

Bila racun-racun kehidupan adalah kesulitan, kesempitan dan masalah, maka karakter pohon telah memberi contoh untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang menguntungkan. Racun-racun kehidupan itu sebenarnya justru sangat kita butuhkan untuk menambah kuat pribadi kita. Tak mungkin kita kuat tanpa tantangan, latihan dan pertarungan melawan sesuatu yang tidak mengenakkan.

Maka, setelah kita kuat, maka kita menjadi orang yang paling siap untuk memberi manfaat bagi sesama dan lingkungan. Racun-racun yang diserap telah kita ubah menjadi amal yang menyegarkan, karya yang mengharumkan dan prestasi yang indah di lingkungan kita.


Akmal Burhanuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda