28 Februari 2025

Perkara yang Dapat Menyelamatkan


Kuliah subuh 30-3-2024
Oleh: Ust. Subhan

Hadist: ada 3 perkara yang dapat menyelamatkan dan mengangkat derajat serta dapat menebus dosa-dosa.

Berikut adalah hadits tersebut dalam tulisan Arab:

ثلاثة أشياء ينجون ويعزّون ويكفرون: العدل وصدق الحديث وصبر العذاب

(Transliterasi: Thalāthatu ash-yā'i yanjanū wa yu'izzūna wa yukaffirūna: al-'adlu wa ṣidq al-ḥadīth wa ṣabr al-'adhāb)

Berikut adalah terjemahan hadits tersebut:

"Tiga perkara yang dapat menyelamatkan, mengangkat derajat, dan menebus dosa-dosa:

1. Berlaku adil (al-'adl)

2. Berbicara dengan benar (ṣidq al-ḥadīth)a

3. Bersabar dalam menghadapi cobaan (ṣabr al-'adhāb)"

Hadits ini menjelaskan bahwa dengan memiliki sifat-sifat tersebut, seseorang dapat mencapai keselamatan, pengangkatan derajat, dan pengampunan dosa-dosa di sisi Allah.

Hadits tersebut menyebutkan bahwa ada tiga perkara yang dapat menyelamatkan, mengangkat derajat, dan menebus dosa-dosa, yaitu:

1. _Adalah (keadilan)_: Berlaku adil dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan dengan Allah, diri sendiri, dan orang lain.

2. _Shiddiq (kebenaran)_: Berpegang pada kebenaran dan kesucian, baik dalam perkataan maupun perbuatan.

3. _Sabar (kesabaran)_: Menunjukkan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan dan kesulitan.

Hadits ini menekankan pentingnya memiliki akhlak yang baik dan berpegang pada nilai-nilai moral yang tinggi untuk mencapai keselamatan dan pengangkatan derajat di sisi Allah.

Perkara yang dapat membuat kita selamat:
- Takwa kepada Allah swt baik dalam keadaan sepi maupun dalam keadaan ramai. Seperti ibadah puasa, saat sepi ataupun ramai tetap takwa, mematuhi perintah Allah dengan ketentuan2 berpuasa.
- Bisa bersikap sederhana ketika dalam keadaan fakir maupun dalam keadaan berkecukupan/ kaya. Tidak dipengaruhi oleh keadaan apapun, tetap biasa saja tidak ada bedanya, sebab semua itu titipan Allah swt.
- Bisa berlaku adil ketika memutuskan perkara dalam keadaan senang maupun tidak.
Itu semua yang dapat menyelamatkan kita semua.
Kisah 5 santri diberi ayam dan pisau oleh sang Guru sebelum pulang untuk disembelih dalam keadaan sepi. Yang keempat santri menyembelihnya, namun 1 santri tidak menyembelihnya karena merasa ada malaikat yang melihatnya. Sang guru menanyakannya, kenapa tidak disembelih? Si santri tidak bisa melakukannya karena merasa tidak ada tempat sepi, karena ada Allah dan malaikat yang mengawasi.
Bertakwalah kamu kepada "Allah dimanapun kamu berada."
Perkara yang dapat merusak:
1. Bakhil yang berlebihan.
2. Senang menuruti hawa nafsu. Malaikat tidak punya nafsu, sedangkan manusia memiliki nafsu, namun dibekali akal sehingga bisa dikendalikan. Yang menuruti hawa nafsu dapat merusak kehidupan. Seperti kisah nabi Adam yang menuruti hawa nafsunya untuk mendekati buah khuldi, sehingga mendapatkan hukuman dari Allah dengan dikeluarkan dari bumi, begitu juga nafsu iblis yang enggan bersujud kepada Adam yang akhirnya dikutuk oleh Allah kekal di neraka.
Perkara yang dapat meningkatkan derajat manusia:
1. Membiasakan mengucap salam, bahkan lebih suka mendahului mengucap salam ketika bertemu dengan orang lain.
2. Memberi makanan pada orang yang membutuhkan. Seperti orang yang menyediakan makanan berbuka pada orang yang sedang berpuasa.
Salah satu sebab nabi Ibrahim mendapat gelar "khalilullah" karena mampu berjalan jauh untuk mencari teman makan bersama.
3. Rajin sholat lail/tahajud ketika orang2 sedang tertidur lelap. Dilakukan istiqomah.
Perkara yang dapat menebus dosa2 kecil:
1. Menyempurnakan wudlu ketika kondisinya sedang dingin.
2. Sholat berjamaah di masjid ketika cuaca sedang ekstrim, seperti dingin/panas.
3. Menunggu waktu sholat berikutnya di masjid, seperti sholat maghrib menunggu isya dengan berzikir.
Orang yang akan mendapatkan naungan dari Allah swt di padang mahsyar:
1. Orang yang tetap sholat di masjid dalam keadaan suci.
2. Orang yang memberikan makanan kepada orang yang sedang lapar.

Hadis lain sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: **"إِنَّ الصَّدَقَةَ تَجُبُّ مَا كَانَ قَبْلَهَا وَصِيَامُ رَمَضَانِ وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ."**  

رواه البخاري ومسلم  

Dalam hadis ini, disebutkan bahwa terdapat tiga perkara yang dapat mengangkat derajat seseorang, menyelamatkannya, serta menebus dosa-dosa, yaitu:

1. **Sedekah (الصدقة)** yang menghapus dosa yang telah lalu.

2. **Puasa Ramadhan (صيام رمضان)** yang menjadi perisai bagi seseorang dari dosa.

3. **Haji yang mabrur (الحج المبرور)** yang tidak ada balasan selain surga. 

Semoga bermanfaat.

Kuliah subuh 24-3-2024 Syarat Diterimanya Taubat

Syarat Diterimanya Taubat
Oleh: Ust. Mukhlisin

Agar taubat diterima oleh Allah SWT, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Ikhlas karena Allah

Taubat harus dilakukan dengan niat tulus karena Allah, bukan karena alasan duniawi seperti tekanan sosial atau takut ketahuan.

2. Menyesali dosa yang telah dilakukan

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Penyesalan adalah taubat." (HR. Ibnu Majah, no. 4252, dinilai sahih oleh Al-Albani)
Seseorang harus benar-benar merasa bersalah dan sedih atas perbuatannya.

3. Berhenti dari perbuatan dosa

Taubat yang benar harus diikuti dengan meninggalkan dosa tersebut. Jika masih terus melakukannya, maka taubatnya tidak sempurna.

4. Bertekad untuk tidak mengulanginya

Orang yang bertaubat harus memiliki tekad kuat untuk tidak kembali melakukan dosa yang sama di masa depan.

5. Taubat dilakukan sebelum ajal tiba

Allah berfirman:
"Dan tidaklah taubat itu diterima dari orang-orang yang terus-menerus melakukan kejahatan, hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, ‘Sesungguhnya sekarang saya bertaubat.’" (QS. An-Nisa: 18)
Taubat harus dilakukan sebelum sakaratul maut atau sebelum matahari terbit dari barat (tanda kiamat besar).

6. Jika dosa berkaitan dengan hak orang lain, maka harus meminta maaf atau mengembalikan hak tersebut

Jika dosa yang dilakukan menyangkut orang lain (seperti mencuri, berbuat zalim, atau menyakiti), maka selain bertaubat kepada Allah, juga harus meminta maaf atau mengembalikan hak yang diambil.

Jika keenam syarat ini terpenuhi, maka insyaAllah taubat akan diterima oleh Allah SWT, karena Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Kuliah Subuh 1-3-2025 Perintah Berpuasa

Perintah Berpuasa
Oleh: Ust. Nahar BA

 

Perintah berpuasa
Oleh: Ust. Nahar BA

Perintah berpuasa dalam Al-Qur'an terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 183:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)

Ayat ini menunjukkan bahwa puasa adalah kewajiban bagi umat Islam sebagaimana juga diwajibkan kepada umat sebelumnya, dengan tujuan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Puasa pertama di bulan Ramadhan 1446 H. Semoga kita bisa menjalankan puasa dengan khusyuk.

 
Puasa itu berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata "upawasa" yang artinya menahan sesuatu dari urusan perut (kebutuhan makan) dan di bawah perut (kebutuhan sahwat) yang disukai semua makhluk.
Kebutuhan biologis secara kejiwaan itu normal. Biar kebutuhan makan dan biologis terkendali, maka Allah mewajibkan puasa.

 
Ibadah yang paling lama itu puasa dibanding ibadah qurban. Kepuasan dari puasa adalah la'allakum tattaqun (agar menjadi orang yang bertakwa). Ketika sudah waspada, secara otomatis akan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.

 
Puasa sesungguhnya adalah saat tanggal 1 Syawal, karena makna puasa adalah mengendalikan, sebab manusia itu terbiasa melampiaskan hawa nafsunya setelah berbuka puasa.

 
Puasa itu fitrahnya lapar. Jadi jika kita menjaga puasa karena yakin itu kewajiban, maka akan tetap berpuasa.
Latihan puasa itu mengendalikan, bukan melampiaskan.

 
Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang memperbaharui di dalam perkara-perkara Islam, beramal di satu perbuatan yang tidak ada contohnya, maka itu ditolak."


Hadits tersebut yang kemudian diklaim oleh golongan lain, padahal maksud hadits tersebut jika ibadah itu tidak ada contoh dari sahabat.

 
Yang disyariatkan Islam seperti berbusana muslimah, ada yang menggunakan gamis, daster, sarung, dan lain-lain, itu budaya yang tidak menyalahi syariat, yang penting menutup aurat.

 
Contoh lain adalah shodaqoh subuh, ibadah yang dilakukan di awal waktu di pagi hari sebelum beraktivitas.

 
Kisah: Nabi Sulaiman dapat laporan dari burung Hud yang sering kehilangan anaknya karena diambil orang, padahal pohon itu sudah dijaga jin. Tapi orang yang mencuri piyik itu tercegah dari siksa karena memberi shodaqoh pada orang yang meminta sebelum naik pohon.
"Shodaqoh pagi itu bisa mencegah bala/musibah"


Orang Indonesia juga suka ahli shodaqoh, karena suka bersedekah di pagi hari. Budaya baik di Indonesia, seperti bayi baru lahir diselameti (puputan) dengan memberi berkat/makanan, dengan tujuan untuk shodaqoh.

 
Sehat dan walafiat itu berbeda artinya. Sehat itu artinya umum, yaitu bugar secara fisik, sedangkan walafiat itu sehat secara menyeluruh.

 
Perbedaan antara sehat dan walafiat terletak pada makna dan penggunaannya dalam bahasa Indonesia:
Sehat: Berarti tidak sakit, bugar, atau dalam kondisi fisik dan mental yang baik. Contohnya:
"Saya merasa sehat hari ini."
"Olahraga rutin membuat tubuh tetap sehat."


Walafiat: Berasal dari bahasa Arab ‘afiyah, yang berarti keselamatan atau keadaan yang baik secara menyeluruh (fisik, mental, dan spiritual). Biasanya digunakan dalam ungkapan sehat walafiat, yang berarti sehat secara sempurna tanpa kekurangan apa pun. Contohnya:
"Semoga Anda selalu sehat walafiat."
"Alhamdulillah, saya masih sehat walafiat."


Jadi, sehat lebih menekankan pada kondisi fisik atau mental yang baik, sedangkan walafiat lebih luas maknanya, mencakup keselamatan dan kesehatan secara menyeluruh.


Ibadah mahdhoh yang ditambah-tambahi misalnya sholat subuh harusnya 2 rakaat, tapi nambah 1 rakaat lagi.

 
Ibadah yang tidak menyalahi syariat itu tidak dilarang, seperti kebahan (tebus weteng/walimatul hamli). Dari zaman dulu orang Indonesia sudah identik dengan simbol. Seperti kalimat "wis endakala gagian balik, engko ana kalongwewe", itu maksudnya biar kalau sudah waktu maghrib harus sudah pulang. Pesan orangtua "engko ana kalongwewe" itu hanya simbol. Jadi selama perbuatan itu tidak melanggar syariat, bisa dilakukan.
Semoga kita semua diberkati oleh Allah SWT, aamiin... 


Kuliah Subuh 23-3-2024 Hadits tentang Maksiat

 

Hadits tentang Maksiat
Oleh: Ust. Subhan


Hadits: tiap-tiap maksiat yang disebabkan oleh dorongan nafsu akan mendapatkan ampunan dari Allah, dan jika malakukan maksiat karena rasa sombong, maka tidak akan mendapatkan ampunan Allah SWT.
Hadis tersebut memiliki makna yang mirip dengan beberapa riwayat tentang perbedaan dosa yang berasal dari dorongan nafsu dan dosa yang berasal dari kesombongan. 

Salah satu hadis yang sering dikaitkan dengan konsep ini adalah:
Imam Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin menjelaskan bahwa dosa yang berasal dari syahwat (dorongan hawa nafsu) lebih dekat kepada ampunan Allah dibandingkan dosa yang berasal dari kesombongan. Beliau membandingkan dosa Nabi Adam dan dosa Iblis:
"Dosa Adam berasal dari syahwat, sedangkan dosa Iblis berasal dari kesombongan. Maka Allah mengampuni Adam dan tidak mengampuni Iblis."


Hadis lain yang berkaitan adalah:
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi." (HR. Muslim, no. 91)

Dari hadis dan penjelasan ulama, dapat dipahami bahwa dosa yang dilakukan karena hawa nafsu masih bisa diampuni dengan taubat, sementara dosa yang dilakukan karena kesombongan lebih sulit mendapatkan ampunan, karena orang yang sombong sering kali enggan bertaubat.

Iblis tidak mau  bersujud kepada Adam karena sombong, sehingga tidak diampuni Allah SWT.

 
Perbanyak istighfar minimal 70x dalam sehari.

 
Kerusakan di daratan dan lautan karena jahilnya tangan manusia.

Sesungguhnya syahwat bisa menurunkan derajat manusia, dan kesabaran dapat meningkatkan derajat manusia. Belajar dari kisah Yusuf a.s.


Innallaha ma'ashshobirin. 

Kuliah Subuh 21-3-2024 Hadits tentang Niat


Hadits tentang Niat
Oleh: Ust. Fadhil

Hadits innamal a' malu binniat
Segala sesuatu yang ia dapatkan tergantung apa yang diniatkan. Ibadah sah sesuai dengan niatnya.. 

Niat adalah menyengaja untuk melakukan sesuatu yang dibarengi dengan yang disengaja tersebut. Niat itu wajib jika letaknya di dalam hati, , sedangkan jika diucapkan itu sunah. 

Setiap manusia jika melakukan niatnya akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya. 

Perbanyak niat baik di bulan Ramadhan. Misal niat khatam quran 10x, maka itu baik. 

Jika diniatkan untuk mendapatkan ridho Allah, maka akan ia dapatkan ridho dari Allah dan Rasulullah saw. Tapi jika ia berniat mencuri untuk bisa berinfaq, itu dilarang, karena tidak boleh mencampur kebaikan dengan keburukan.
 
Fungsi niat untuk membedakan dengan ibadah. Jika ibadah diniatkan untuk ibadah, maka akan mendapatkan pahala. Tapi jika misalnya mau ke masjid niatnya untuk i'tikaf, maka akan berpahala, tapi jika niatnya cuma untuk berteduh, maka tidak akan mendapatkan pahala, cuma adem saja. Misalnya lagi kita makan dengan niat supaya semangat dalam beribadah, akan berpahala, tapi jika niatnya cuma untuk kenyang, tidak akan mendapatkan pahala. 
Unsur dalam niat ada 2: badaniyah/dhohir dan batiniyah. Setiap gerakan sholat akan menyehatkan badan, bisa memperlancar peredaran darah. Sholat juga dapat menentramkan hati/batin. Sholat 5 waktu sama dengan mandi 5x dalam sehari semalam, sehingga bersih dan sehat, bisa menghilangkan kotoran dalam hati.

Sesungguhnya ibadah sholat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Juga dapat memberikan banyak manfaat. 
Seperti juga ibadah puasa, dapat menyehatkan badan dan batin. Orang yang rajin puasa pasti akan lebih sehat, juga dapat meningkatkan derajat ketakwaan kita. 

Dalam setiap amal perbuatan harus diiringi dengan keikhlasan. Ikhlas adalah memurnikan segala perbuatan hanya untuk Allah SWT dan menjauhkan dari niat karena perhatian dan penilaian manusia. Ibadah selain didasari ilmu juga harus dibarengi dengan keikhlasan. Harus dilatih untuk bisa ikhlas. Apalagi ibadah yang berupa harta duniawi, susah untuk bisa ikhlas, karena itu harus dilatih. Ibadah puasa itu harus benar-benar ikhlas, bukan karena untuk riya atau agar dipuji oleh manusia. Semoga kita menjadi manusia yang ikhlas dalam beribadah. Aamiin..