PUNYA IDE UNTUK DIBUKUKAN?
Andakah salah satunya yang tertantang untuk mengirimkan naskah (asli atau terjemah) tentang:
1. Pengembangan diri (motivasi);
2. Pernikahan; keluarga; pengasuhan anak (parenting);
3. Pergerakan Islam (harakah);
4. Panduan praktis untuk kebutuhan sehari-hari;
5. Hikmah & kandungan ibadah;
6. Dunia remaja;
7. Gaya hidup islami;
8. Novel islami kehidupan sehari-hari (bukan percintaan). Mohon maaf, untuk saat ini naskah sastra berupa kumpulan cerpen (kumcer) dan/atau puisi tidak kami terima.
FAQ
Bagaimana cara mengirimkan naskah ke Pro-U Media?
Panjang halaman minimal untuk nonfiksi 100, fiksi/sastra 150. Naskah diketik pada kertas A4 (kwarto) spasi 2 dengan semua marjin 3 cm; font Times/Garamond ukuran 12. Kirimkan naskah Anda via pos ke alamat Pro-U Media: Jl. Jogokariyan 35 Yogyakarta 55143 telp.& faks: 0274-376301; SMS: 0274-7447222. Naskah juga boleh dikirim melalui alamat e-mail: redaksi@proumedia.co.id atau langsung mengisi form di bawah.
Bolehkah mengirimkan melalui e-mail saja?
Boleh.
Apakah saya harus menyertakan sinopsis naskah?
Sebaiknya pengirim naskah/penulis menyertakan synopsis atau ringkasan naskahnya,baik itu naskah fiksi ataupun non-fiksi. Tidak perlu panjang, cukup 1-2 halaman.
Berapa lama waktu pemberitahuaan bahwa naskah saya diterima atau ditolak?
Konfimasi naskah layak terbit atau tidak, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung naskah diterima redaksi Pro-U Media. Jika sampai tiga bulan tidak ada konfirmasi apa pun dari Pro-U Media, penulis berhak langsung mengirimkan ke penerbit lain.
Untuk tahun kepastian diterima atau tidak, apakah saya harus menelepon Pro-U ataukah tidak?
Tidak perlu, Pro-U-lah yang akan mengontak penulis terkait konfirmasi naskah.
Saya penulis baru dan masih belajar, apakah saya bisa mengirimkan naskah di Pro-U?
Tidak masalah. Pro-U menghargai ide, bukan nama besar atau pengalaman penulis. Mayoritas penulis Pro-U merupakan wajah baru dalam perbukuan di tanah air!
Apakah naskah yang dikirimkan harus lengkap? Bolehkah hanya sinopsisnya saja?
Ya. Naskah harus dikirim lengkap disertai sinopsis. Naskah yang dikirim berupa sinopsis saja tidak akan diproses redaksi Pro-U. Pengecualian berlaku untuk naskah terjemah, pengirim naskah terjemah cukup mengirimkan sinopsis, daftar isi, dan contoh terjemah.
Saya hanya mengirim lewat pos atau ekspedisi, karena takut kalau via e-mail naskah saya akan ‘diapa-apakan’. Bagaimana di Pro-U?
Boleh, silakan. Pengiriman via e-mail ataupun pos/ekspedisi tidak memengaruhi penilaian. Dan yang penting juga, penulis tenang hatinya; tidak ada prasangka kepada penerbit.
Kalau selama tiga bulan tidak ada kepastian atau konfirmasi diterima atau tidaknya naskah, apakah secara otomatis saya boleh mengirimkan ke penerbit lain?
Boleh.
Bolehkah mengirimkan naskah secara bersamaan; misalnya naskah A saya kirim ke Pro-U dan juga penerbit lain dalam waktu bersamaan?
Amat tidak boleh. Penulis yang melakukan tindakan ini akan kami peringatkan, dan dimasukkan dalam daftar hitam calon penulis Pro-U.
Bagaimana cara memasukkan naskah terjemah?
Kirimkan sinopsis, daftar isi, dan contoh terjemah dari naskah asli.
Jelaskan apakah buku tersebut berlisensi (copy right) ataukah bebas terjemah.
Apakah penerjemah mendapatkan royalti?
Tidak. Karya penerjemah dinilai dengan sistem beli-putus.
Apakah buku-buku asing di Pro-U harus berbahasa Arab saja?
Tidak, setiap buku yang sesuai dengan visi dan misi,d ari bahasa asing apa pun, bisa diajukan untuk diterbitkan di Pro-U.
Apakah Pro-U mengurus perizinan dari buku terjemah bahasa asing?
Ya, untuk setiap buku asing yang memiliki copy right, apabila Pro-U berkehendak menerbitkan, maka Pro-U akan mengurus perizinan ke penerbit aslinya. Penulis dalam hal ini membantu penerjemahan korespondensi atau memberikan informasi yang terkait dengan penerbit asli.
Naskah apa saja yang diterima di Pro-U?
Pengembangan diri (motivasi);
Pernikahan; keluarga; pengasuhan anak (parenting);
Pergerakan Islam (harakah);
Panduan praktis untuk kebutuhan sehari-hari;
Hikmah & kandungan ibadah;
Dunia remaja;
Gaya hidup islami;
Novel islami kehidupan sehari-hari (bukan percintaan).
Naskah di Pro-U harus naskah islami? Bagaimana bila naskah saya umum, misalnya soal kiat-kiat dalam mencari kebahagiaan hidup?
Tidak harus islami berisikan dalil-dalil. Cukup memetik hikmah atau nilai Islam secara umum. Dan yang penting, naskah tidak berlawanan dengan akidah Islam.
Bagaimana saya tahu topik yang dicari atau tengah dibuka kuota terbit di Pro-U?
Cermati buku-buku terbaru Pro-U dalam enam bulan terakhir, insya Allah akan terbaca apa kemauan Pro-U.
Apakah Pro-U menerima naskah kumpulan cerita pendek, dan kumpulan puisi?
Mohon maaf, untuk saat ini naskah sastra berupa kumpulan cerpen (kumcer) dan/atau puisi tidak kami terima.
Apakah kalau saya mengirim naskah harus ada komentar (endorsement) dari seorang tokoh atau penulis kenamaan?
Tidak perlu.
Bagaimana sistem pembayaran Pro-U untuk penulis yang naskahnya diterbitkan?
Setiap penulis yang diterima naskah akan ditawarkan dengan dua system. Terserah penulis hendak memilih yang mana. Pertama, sistem royalti, dengan perhitungan berdasarkan harga jual buku bruto atau harga banderol. Kedua, sistem kontrak.
Apakah Pro-U transparan dan disiplin dalam pembayaran royalti?
Insya Allah, silakan bisa dicek ke penulis-penulis yang memercayai bukunya di Pro-U.
Apakah Pro-U menerapkan sistem beli-putus?
Tidak. Kami hanya memakai sistem royalti dan kontrak.
Selain royalti, saya dengar Pro-U menerapkan sistem kontrak. Bisa dijelaskan maksudnya?
Sistem kontrak merupakan modifikasi dari sistem beli-putus. Dalam sistem beli-putus, penulis naskah hanya menerima uang (pembelian) di awal perjanjian, dan setelah itu tidak akan pernah ada lagi pembagian keuntungan. Jadi, mau bukunya laris atau tidak, hak si penulis sudah tidak ada lagi. Kalau bukunya laris, penulis yang rugi. Dicetak berkali-kali tetapi dia hanya menerima pembayaran sekali (yakni uang pembelian naskah tadi). Kalau bukunya tidak laris, yang bingung penerbit; mau dikemanakan buku itu.
Sistem kontrak diterapkan untuk mencegah kerugian di kedua pihak. Di awal, penulis menerima uang sejumlah tertentu (tapi bukan uang pembelian naskah), untuk sekian periode tahun etrtentu (jadi, tidak selamanya). Setiap buku cetak ulang, penulis akan menerima bonus. Dan seterusnya setiap buku naik cetak. Pada akhir periode kontrak, dia bisa bernegosiasi apakah mau ditarik naskahnya (untuk diterbitkan di penerbit lain) ataukah meminta sistem royalti.
Bagaimana kiat supaya naskah saya diterima di Pro-U?
Tema: islami (yang masih menjelek-jelekkan Islam, minggir! Yang suka merusak Islam atas nama Islam, mundur!).
Ide unik, kaya gagasan.
Orisinil; tidak mengekor apalagi menjiplak.
Bahasa renyah dan mengalir.
Tegas dalam sikap keislaman (maaf, penulis plintat-plintut dan penjilat Barat, bukan kawan Pro-U Media).
Kaya contoh, pengalaman atau kisah (untuk karya nonfiksi).
Jalan cerita tidak klise dan monoton (untuk novel).
Topik novel bukan seputar asmara, percintaan, dan pernikahan. Topik disukai tentang kehidupan sehari-hari semisal: persahabatan, perjuangan hidup, dan konflik usia.
Jumlah halaman sesuai dengan syarat minimal yang diminta Pro-U.
Bisa kirim langsung melalui website klik di sini: http://proumedia.co.id/kirim-naskah
Joni Lis Efendi
31 Mei 2011
30 Mei 2011
UNDANGAN MENULIS BERSAMA KISAH SEPUTAR HYPNOTIS
oleh Naqiyyah Syam Full pada 29 Mei 2011 jam 19:54
UNDANGAN MENULIS BERSAMA KISAH SEPUTAR HYPNOTIS
Assalamualaikum Wr.Wb.
Sahabat gagasan ini muncul setelah saya posting tulisan berjudul ‘Anak Ngaji Kok Belajar Hypnotis’ dan dari obrolan teman-teman yang pernah ikut pelatihan tentang hypnotis.
Kami ingin sekali berbagi dengan teman-teman tentang hal ini.Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi yang benar mengenai hypnotis tersebut, sehingga kita mendapatkan pemahaman yang baik dan bisa melakukan tindakan pencegahan terhadap kejahatan yang mengatasnamakan hynotis.
Untuk itu kami mengajak teman-teman untuk saling berbagi tentang segala hal apa saja seputar Hypnotis tersebut. Bisa pengalaman ikut pelatihan hypnotis, hypnotherapi,hypnoparenting,hypno teaching, hypnomarketing dan yang lainnya.Hmmm, pernah kena atau jadi korban hypnotis, mendengarkan atau mengetahui tentang hypnotis dari orang lain. Bisa juga pengalaman kamu menonton atau melihat kegiatan hypnotis seperti usai nonton Uya Kuya atau Tomi Rafael.Apa saja asalkan berkaitan dengan hypnotis.
So, antologi ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber informasi kalian dalam memberikan pengetahuan yang benar mengenai hypnotis..
Syarat pengiriman naskah:
1. Tema : Hypnotis dan seputarnya
2. Kisah boleh pribadi, orang tua, tetangga, tante, kakek, atau orang lain dengan tetap memberikan informasi kisah nyata bukan fiksi dan belum pernah dipublikasikan di manapun (termasuk note fb, blog, MP, dll).
3. Jika kisah orang lain, tulis di bawah kisah diceritakan oleh....(nama narasumber).
4. Ketik kisah nyatamu sebanyak 3 halaman A4, spasi 1,5 TNR ,kemudian ( TAG ) MILDA SOLIHIN DAN NICKY MAS PERDANA. Silakan add panitia dengan menyertakan info ‘mau ikut event hypnotis’.lalu kirimkan naskah lomba kamu kirim ke umminawra@yahoo.co.id beserta biodata narasimu 100 kata. Jangan kirim di badan email ya! Bersama tips singkat untuk menangkal kejahatan hypnotis.JIKA PENGIRIMAN NASKAH TIDAK MELALUI IMEL DI ATAS,,MASUK SPAM DAN TIDAK ADA SUBJEK SESUAI DENGAN KETENTUAN DAN TANPA BIODATA NARASI MAKA DIANGGAP OUT.
5. Gunakan bahasa narasi yang ringan, santai, boleh ada dialog, tapi tetap memperhatikan EYD ya!
6.Kirim naskah dengan format: nama pengirim spasi judul naskah, contoh: Nawra /Hypnotis Aku, tag Milda Solihin dan Nicky Mas Perdana. Dengan menyertakan info lomba ini.Bagikan kepada 25 orang temanmu
7.Pengiriman naskah maksimal tanggal 30 JUNIi 2011 pukul 23.59 WIB
8. 25 Naskah yang lolos seleksi akan diumumkan pada tanggal 6 juni dan akan dikirim ke penerbit yang pas:) jika tidak akan diterbitkan secara indie. Bersama dengan tulisan para praktisi hypnotis lainnya.
9. Naskah terbaik pertama akan mendapatkan bingkisan dari panitia
10. Jika buku ini diterbitkan secara indie maka kontributor tidak mendapatkan royalti dan bukunya.Namun nama kontributor akan tetap dicantumkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Panitia:
Milda Solihin
Hp 085758368578
UNDANGAN MENULIS BERSAMA KISAH SEPUTAR HYPNOTIS
Assalamualaikum Wr.Wb.
Sahabat gagasan ini muncul setelah saya posting tulisan berjudul ‘Anak Ngaji Kok Belajar Hypnotis’ dan dari obrolan teman-teman yang pernah ikut pelatihan tentang hypnotis.
Kami ingin sekali berbagi dengan teman-teman tentang hal ini.Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi yang benar mengenai hypnotis tersebut, sehingga kita mendapatkan pemahaman yang baik dan bisa melakukan tindakan pencegahan terhadap kejahatan yang mengatasnamakan hynotis.
Untuk itu kami mengajak teman-teman untuk saling berbagi tentang segala hal apa saja seputar Hypnotis tersebut. Bisa pengalaman ikut pelatihan hypnotis, hypnotherapi,hypnoparenting,hypno teaching, hypnomarketing dan yang lainnya.Hmmm, pernah kena atau jadi korban hypnotis, mendengarkan atau mengetahui tentang hypnotis dari orang lain. Bisa juga pengalaman kamu menonton atau melihat kegiatan hypnotis seperti usai nonton Uya Kuya atau Tomi Rafael.Apa saja asalkan berkaitan dengan hypnotis.
So, antologi ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber informasi kalian dalam memberikan pengetahuan yang benar mengenai hypnotis..
Syarat pengiriman naskah:
1. Tema : Hypnotis dan seputarnya
2. Kisah boleh pribadi, orang tua, tetangga, tante, kakek, atau orang lain dengan tetap memberikan informasi kisah nyata bukan fiksi dan belum pernah dipublikasikan di manapun (termasuk note fb, blog, MP, dll).
3. Jika kisah orang lain, tulis di bawah kisah diceritakan oleh....(nama narasumber).
4. Ketik kisah nyatamu sebanyak 3 halaman A4, spasi 1,5 TNR ,kemudian ( TAG ) MILDA SOLIHIN DAN NICKY MAS PERDANA. Silakan add panitia dengan menyertakan info ‘mau ikut event hypnotis’.lalu kirimkan naskah lomba kamu kirim ke umminawra@yahoo.co.id beserta biodata narasimu 100 kata. Jangan kirim di badan email ya! Bersama tips singkat untuk menangkal kejahatan hypnotis.JIKA PENGIRIMAN NASKAH TIDAK MELALUI IMEL DI ATAS,,MASUK SPAM DAN TIDAK ADA SUBJEK SESUAI DENGAN KETENTUAN DAN TANPA BIODATA NARASI MAKA DIANGGAP OUT.
5. Gunakan bahasa narasi yang ringan, santai, boleh ada dialog, tapi tetap memperhatikan EYD ya!
6.Kirim naskah dengan format: nama pengirim spasi judul naskah, contoh: Nawra /Hypnotis Aku, tag Milda Solihin dan Nicky Mas Perdana. Dengan menyertakan info lomba ini.Bagikan kepada 25 orang temanmu
7.Pengiriman naskah maksimal tanggal 30 JUNIi 2011 pukul 23.59 WIB
8. 25 Naskah yang lolos seleksi akan diumumkan pada tanggal 6 juni dan akan dikirim ke penerbit yang pas:) jika tidak akan diterbitkan secara indie. Bersama dengan tulisan para praktisi hypnotis lainnya.
9. Naskah terbaik pertama akan mendapatkan bingkisan dari panitia
10. Jika buku ini diterbitkan secara indie maka kontributor tidak mendapatkan royalti dan bukunya.Namun nama kontributor akan tetap dicantumkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Panitia:
Milda Solihin
Hp 085758368578
10 Nomine Lomba Menulis Puisi untuk Cinta dan Kasih Ibu 2011
1. Inung Imtihani
Rinduku Tumpah di Rahimmu
1
Pelan-pelan aku mengerti mengapa bening hujan tak bisa menyamai air matamu. banyak hal yang dilalukan angin, kecuali rindu. bersama riuh lampu-lampu aku mengenang harum balsem bertahun lalu. kayu kering di tepi hutan dapat kuhitung hingga peluh menguap. tapi cinta dari rahimmu, bukan kayu.
2
Kerikil yang memecah telapak kakimu membuatku paham mengapa kau tiga kali bagi nabi. telah terbaca puisi keramat. darahmu menyuburkan pohon-pohon tempatku hinggap. akan bagaimanakah kukembalikan nadi yang terlanjur lekat dalam daging? jika bahkan engkau rebahkan nyawamu di jantungku.
3
Tubuhmu hampir rubuh tertiup angin. kau menanti di teras rumah sambil melempar butir beras untuk anak-anak ayam. bunga kenanga telah kembang. wangi lepas ke udara.
rinduku tumpah di tanah basah, Ibu.
2. Toni Lesmana
Kerinduan Arus
: kepada ibunda
memburu debur laut, semakin jauh aku darimu. berulangkali aku menderas
dan tersesat. sungai menyimpan perangkap sekaligus gairah memabukkan
goa-goa kegelapan menelan seluruh petuahmu lalu aku meluap lupa segala
semakin jauh aku darimu. langkah-langkah mungilku menjelma banjir sunyi
menghanyutkan kampung dan kota. dunia kuarungi dengan gelegak gelisah
menciptakan pusaran-pusaran durhaka lantas meminang lara di muara
duhai, mataair, sesungguhnya ada yang kekal di tubuh jarak, cintamu
ricik yang tak kikis oleh nyeri. siang dan malam adalah sepasang susumu
alir doa yang menembus kabut kemurungan. aku pun menulis rindu
sambil mengerang di jeram, meluncur di air terjun, meringkuk di lubuk
sambil meneguk lumpur dan menghisap limbah. kata-kata kutitipkan
pada pasir dan kerikil, batu dan ikan, daun hanyut dan kayuh perahu,
tiang jembatan dan burung yang kehausan. perjalanan menjelma sajak
yang tak pernah sampai padamu, terus menjauh memunggungimu
memburu gemuruh laut, semakin hampa aku mengingatmu
namun di laut, garamlah yang menyambut luka-lukaku, aku meronta
diseret ombak pasang yang melahap pantai lantas digusur bersujud
di dasar samudera. aku seperti menemukan jalan pulang bagi rindu
sebab seluruh sajak tak pernah sanggup mengungkapkan cinta padamu
maka kupasrahkan diriku pada panas matahari, gumpalan awan,
dan tiupan angin. hanya sebagai hujan aku bisa kembali padamu
sebagai airmata yang tak akan reda, o, mataair kasih abadi
tak akan pernah reda aku di pangkuanmu
2011
3. Eko Putra
SILSILAH ; KESANGGUPAN
; untuk seorang masterpiece, Ibuku
….aku sanggup menerima kepergian perempuan manapun
tapi tidak untuk kehilangan dirimu….
jika apa yang kau tanyakan padaku tentang kesetiaan. atau tentang rumah yang paling nyaman untukku membagi jarak, menyusun silsilah kepergian. juga tentang orang-orang yang begitu sering datang, kemudian dengan sendirinya raib. dan memaksa aku untuk membunuh diri sendiri dengan cara mengubur seluruh ingatan yang disempurnakan oleh petualangan. maka kaulah orangnya, yang entah kapan aku dapat memahami kehilangan demi kehilangan tersebab mereka yang gagal meyakinkan aku untuk menyerupai dirimu walau sekadar cara tersenyum atau cara menangis sekalipun, sebagai niat menaklukkan hidupku.
aku juga tak pernah mengetahui, bagaimana cara kau melengkapi kehadiranku. seperti juga aku telah lama tak mampu memahami rahasia gelap rahim, hitungan bulan, darah, dan tangisan pertama yang menggetarkan bumi. yang aku pahami cuma keniscayaan yang barangkali tak mampu memberiku petunjuk lebih banyak, jalan mana yang akan kupilih, di setiap kecemasan yang bengis, yang tega membuat aku untuk sejenak melupakan dirimu. lalu dengan lalai pula, aku berusaha menyamakan mereka sebagai dirimu yang lain di puncak kemanusiaanku sebagai hasrat.
barangkali, takdir dapat kubendung dengan kalimat puisi atau dengan sebuah cerita tanpa narasi, yang di antaranya sejarah menerjemahkan sebagai pengkhianatan dan kenistaan yang tak boleh diulang kembali. tapi aku bukan Sangkuriang dan kau tentu saja bukan Dayang Sumbi.
kelak, jika kau ingin mengetahui rahasia paling sederhana dari hidupku, bagaimana aku ingin mengatakan banyak hal padamu. maka tanyakanlah pada seseorang yang mau menerimaku melahirkan cucu untukmu….
(Kampung Keramat, 2011)
4. Kebun Salju
PEREMPUAN DI TEPI FAJAR
YANG MEKAR YANG GEMETAR
untuk @namasayaindi
Sampai juga kita, lakiku, di tepi fajar, yang mekar, yang gemetar. Takdir, memang, tak lain bandul jam, yang mengayun: dari pedih ke pedih.
Kita meraba: hurufhuruf tak terbaca. Mendugaduga cuaca. Barangkali, di bawah langit yang memejam, kita akan segera karam.
Aku inginkan pelukan, cintaku, agar Maut, yang selalu kaubayangkan seharum semangkuk sup, tak terlalu membuat kita gugup.
Maka, peluklah, lakiku. Peluklah. Benamkan kecemasanku, ke dalam gairahmu. Biarkan aku mati dengan cantik, dalam birahi.
Lihatlah. Ada bintang padam, jauh di jantung malam. Lalu..
Mati, katamu, hanyalah cemas yang sementara. Selebihnya, tak ada. Tak ada.
Maka, lakiku, sentuhkan saja tanganmu yang gemetar pada fajar yang memar. Di sana, kau akan selalu menemukanku, yang berdenyut, serupa jantungmu.
Kemarilah, sebelum cahaya merenggutmu, kau akan tahu aku selalu menjadi ibu bagi seluruh dukamu.
Dan, ketika fajar benarbenar mekar suatu hari, mungkin akan ada yang bernyanyi -- ataukah itu jerit nafiri?
Tapi aku tak lagi merasa sunyi.
2011
5. Faridz Yusuf
MENCARI MAKAM BUNDA
/1/
lalu kau tuntun aku ke surga, sore itu. rumputan tegun
dan hanjuang sungsang mencerna merah gamismu.
langkahmu penuh, genggammu teguh: seolah mengajariku
agar kukuh pada tempuh. “demikian hidup,” katamu suatu kali,
“adalah ketabahan memenuhi janji.”
sementara jalanan dikukus kering: kampung tak lebih dari
jejer jemuran. orangorang serupa menolak halaman,
mungkin tak akrab lagi dengan penantian. gerimis telah
disangkal musim, namun matamu tetap bening.
maka aku terus merapat ke sampingmu:
langgar tinggal seinci, condong menuju sepi.
kau lantas mengalunkan barzanji. sementara aku iri:
mengapa anakmu tak pernah disebut namanya?
aku lalu meneguhkan hati, barangkali itulah caramu
memanggilku. “Tuhan tak bobo, nak,” katamu.
namun rupanya jemaatmu terlambat. mungkin benar,
iman itu serupa iuran, tergantung angka berapa
almanak menunjuknya.
sore menyorong senja ke sirna, pertanda jemaat
tak bakal mendekat. tapi kau sabar seperti megamega:
menekuni mushaf dari alif hingga ya. jendela harus
segera dirapat, pertanda jemaat urung menemu wasiat.
tapi kau tabah laiknya ayat: melipatlipat munajat
sampai ke sunyat. dalam kesendirianmu, kulihat takdirmu.
/2/
mungkin kau lupa, surga itu harus megah,
bukan langgar dengan gorden lusuh,
bedug ompong atau bilik bolong,
bukan reuni keluarga atau kolorkolor di jendela.
barangkali kau lupa bahwa selalu ada yang tak tetap
dalam fana, sebab yang kau tahu bahwa kesederhanaan
adalah iman tanpa bandingan.
mungkin kau khilaf, surga itu harus menggugah,
dengan kotak jariyah besar atau keramik mengkilat,
dengan jendelajendela berkacapatri kaligrafi,
dengan lampu mewah dan jadwal terperinci.
barangkali kau lupa bahwa surga juga tergantung
dana kampanye siapa, sebab yang kau tahu bahwa
janji dunia tak sepenuhnya bisa dipercaya.
/3/
magrib hangus ke isya, pengajian tak juga terlaksana.
tumpeng basi, telur dan kentang pasi: damar mengubur
bayangannya sendiri. kau lalu menutup kitab dan merapatkan
kening ke bumi.mungkin menginsyafi bahwa memang
hanya Tuhan saja yang selalu terjaga. jam delapan kurang sepuluh,
kauhabiskan tafakurmu. di langgar reyot itu, aku lalu bersaksi
bahwa tiada surga selain sukmamu. kau lalu menutup doa
dan langgar segera diheningkan.
tapi yang datang malah orangorang bermuka tegang.
aku dilempar ke balik pintu, kutatap, lehermu dicicip gergaji.
“dukun santet! dukun santet!” kudengar bisik keji itu:
kau jadi kedap, aku jadi pengap. perlahan langkahlangkah aus,
aku merayap di atas samak. ada basah berenang ke dada,
kugapai, kau sudah tanpa kepala.
/4/
empat belas tahun berlalu, aku tak pernah paham
mengapa jemaat tibatiba sirna. belasan tahun itu,
aku tak pernah tahu siapakah mereka yang datang
dengan kekejian. sungguh, tahuntahun tanpa isi:
aku tak pernah paham cara Tuhan menanammu
ke dalam ketiadaan.
/5/
kubakar kemenyan tiap malam selasa: membangkitkan
rinduku pada tujuhratus cara senyummu yang liku.
kusampirkan selendang itu ke pundakku,
kukhatamkan tadarusmu tentang bulan,
tentang wajah ayah yang lebih dulu undur tanpa usia.
langgar telah lama rubuh, tak ada lagi saksi selain
aku dan ingatan. aku terus berlari: menautkan tiap semoga
pada mungkin.
ah, sepertinya bunda lupa bahwa nyeri juga punya batas.
aku lalu menyerbu jalan dengan pedang bertali selendang:
beringas mencari riwayat kepalamu yang hilang.
lebaran seminggu lagi tiba, oh untuk kesekiankalinya,
aku harus ziarah ke sukma yang mana?
sungguh, aku terguncang.
Bandung, 10/05/2011
Catatan:
Hanjuang (Sunda), Andong (Jawa), Endong (Bali), Penjuang (Dayak) | Kingdom: Plantae (Tumbuhan) | Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) | Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) | Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) | Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil) | Sub Kelas: Liliidae | Ordo: Liliales | Famili: Agavaceae | Genus: Cordyline | Spesies: Cordyline fruticosa (L.) A.Chev. Dari: http://www.plantamor.com/
6. Arif Fitra Kurniawan
BEBERAPA ALASAN SERTA ULASAN MENGAPA
AKU BETAH BERMUKIM DI DADAMU, IBU
:teruntuk ibundaku Wiwik Wahyuni
- Tiap kali petang datang dan menyelinapi
kisi-kisi dadamu, sengaja bergegas kau menyalakan
saklar lampu-lampu ingatanku.
lampu yang warna cahayanya tabah untuk terus terjaga
demi rabun mataku agar tetap betah bermukim di dadamu
demi membaca masa lalu yang mudah sekali
terhapus dari papan tulis di jantungku,
kau mengajariku bagaimana mencatat tanggal yang padat
sebab kau lebih tahu begitu cepatnya alamat detik berpindah tempat
- Ibu, kenapa tiap perempuan mesti belajar
mencintai daun katuk ketika di dadanya
mulai berbuah sepasang apel merah ?
“sebab santannya mampu menyabarkan air susu
dan hijau santunnya menyuburkan airmatamu,
:belajarlah selalu iba sebelum menjadi ibu nak !”
semenjak itu aku tahu bahwasanya anak-anak waktu
dari kesedihan tak pernah berhenti melepas haus hasratnya
berebut menjadi pemburu, menyusu airmatamu airmataku
- Seseorang mematahkan lengan hatiku sore tadi
sebelum matahari sempat sembunyi ke dalam
sempit haru mataku, yang tiba-tiba saja menjadi rentan
tak tahan digerhanakan bayang kehilangan.
engkau berujar sambil mulai menyambung,
hati-hati menyeimbangkan kembali patah hatiku
dengan obat merah dan segulung perban,
: tegaklah, sebab cinta kadang tak mematuhi tanda sama dengan
dari semua perkiraan yang kita rumuskan.
senyum airmatamulah yang menguras kering di cekung pipiku.
aku sungguh terselimuti genang yang hangat, merasa terluapi
pesta ulang tahun yang riuh oleh kartu ucapan selamat
dari kawan-kawan terdekat.
- Aku selalu ingin menjadi masa kecil paling mungil,
seperti kutu atau bahkan kuman
—yang cuma bisa ditangkap oleh mata mikroskop
betitik api paling panjang—
ketika engkau mengecupkan bibirmu
yang buku itu kepada dongeng mataku sebelah kanan.
dalam tidur tak henti aku membelah diri ribuan kali,
menjadi tokoh-tokoh yang hidup di sepanjang
kisah ajaib yang pernah engkau tumpahkan
dari dada ke liang telingaku yang manja
sebab di sana, hidupku yang maha kecil ini
selalu merasa paling menang dari semua perlintasan
yang dicipta oleh keberangkatan—kepulangan
7. John Ferry Sihotang
Sepatu Titipan Bunda
1.
sebelum genap usiaku
kau oleskan gaharu pahit di puting susumu
lalu kau tolakkan aku di tengah pusaran topan
berjalan sendiri
menjadi perantau
"inilah sepatu yang mesti kau pakai!
tegaklah berdiri seperti yatim piatu
menenun bulang cahaya
ke dalam putik-putik padi"
masih saja aku tak paham untuk apa sepatu itu
kau jahitkan dari bilik rahim doamu
namun kau adalah kebenaran masa kecilku
maka kuselami danau jiwamu yang menyimpan
mimpi-mimpi keabadian
sejak kau selipkan tabik daun
pada tangisku yang pertama
2.
kau adalah sepatu paling tabah
tak pernah mengeluh pada penghujan atau kemarau
pada tanah merah dan kerut kematian
padahal mulutku tak henti-henti meragu
saat berdiam dalam keharuan tanpa alasan
atas matahari, angin, tanaman atau bara api
yang tak mungkin kehilangan pesonanya
kucari jawaban hingga ke bintik-bintik kaki lalat
yang kutemukan hanya aneka tanda tanya
atas rahasia yang tak pernah tersingkap seutuhnya
tapi kau adalah sepatu paling tabah
bahkan tak sempat bertanya akan dibawa atau dibuang
sedang pergi atau pulang
entah ke mana
3.
sepatu adalah alas kehidupan
itu sebabnya kami goyah tanpa kehadirannya
sepatu adalah alas kehidupan
itu sebabnya kami selalu disepak badai
4.
"hei, tuan bertubuh besar
aku makin tak mengenalmu
kunang-kunang sudah beranak-pinak
sementara kau masih gentar pada similir
sebab terlalu berat manafsir"
kecam sepatu suatu kali,
menghimpit tubuh jadi kabut
lindap di remang
5.
ai, bunda…
apa lagi yang perlu kutahu dari semua ini
sepatu yang kau titipkan bikin telapak biru lebam
menyusuri mimpi-mimpimu
dingin ke bukit jauh memantul sunyi
mengurai putih helai rambutku
kadang ingin kugantikan dia dengan sepatu-sepatu baru
yang lebih keren dan mentereng
namun aku tak yakin mereka sanggup mencintai
jejak langkahku
sebab dia -- ataukah kau -- selalu menepati janji
menuntun ke nadi-nadi tualang
dan tak membedakan
mana tikungan dan mana mimpi setengah tanggal
sepatu sudah menjelma bayanganku sendiri
sebagai sahabat paling setia meski
dia selalu diam
mengajak tengkar tentang siapa di depan
mendahului titah-titah yang tertatih
di akar rumput-rumput mati
6.
tadi malam, saat gilang-gemilang di luar luar langit
aku bacakan sebuah sajak yang tak rampung
di tanah pengasingan
di hadapan para perantau yang memakai sepatu juga
apa karena sudah koyak dan kotor
tak satu pun suka sepatuku
dan aku belum paham benar, bunda
mengapa yang lain mesti membeda-bedakan yang sama
bulan masih cerlang di luar langit
air mata tertegun di epitaf resah membilur
mereka mengirik daging dan terunaku
lalu mengisap habis seluruhku
hanya sepatu mengucap duka selamat pisah
tapi sepatu yang kau titipkan pun
mereka campakkan ke dalam tong sampah
kemudian dibakar dengan sempurna
jadi abu
sepenuhnya
7.
sepatu adalah jejak bunda kehidupan
itu sebabnya aku pulang ke rahimMu sebagai abu.
8. Dalasari Pera
BEBERAPA BENDA YANG IBU SIAPKAN SEBELUM AKU BEPERGIAN
1/ KANTONGAN PLASTIK
Seperti biasa, aku mabuk kendaraan.
Segala yang tertelan
kelak kumuntahkan di tengah jalan
maka ibu membekali kantongan plastik
“Muntahkan kenangan buruk
dan hidup terpuruk
di kantongan ini.
Lalu ikat rapi dan buanglah
ke luar jendela kendaraan.”
2/ BAJU BERSAKU BANYAK
Ibu memahami perjalanan
selalu menjadi lebih panjang
dari yang kita kira
Sebab titik sesungguhnya tak pernah jelas
hitungannya
“Pakailah baju bersaku banyak
dimana aku telah isikan
bekal menuju kekal
agar kau tak memintal sesal.”
3/ BOTOL MINUMAN KOSONG
Ibu sesungguhnya petualang sejati
Leliku jalan adalah sekumpulan kisah
Yang lama menubuh pada sosoknya
Maka jalan manakah yang tak ia kenali?
“Jalan berliku akan banyak kau temui
kaki-kaki harus tegak menapak
meski pundak sesak oleh beban
Sesekali kau harus menadah keringat
dan juga air mata, ke botol kosong ini.
Lalu minumlah di lain waktu
saat kehausan harus mengajarkanmu
betapa asinnya kehidupan.”
9. Ather Panther Olii
Inilah Beberapa Catatan Riwayat Hidup Ibu yang Bisa Kutuliskan Selepas Kepergianmu, Ayah!
1/
Di malam pertama kau tak lagi memanggil nama Ibu
Beribu kata-kata terperangkap di kebekuan bibirnya
Lalu deretan tanyaku tentang pilukah ia
Menemu jawab lewat setetes air mata yang jatuh
Yang seketika menjelma kerinduan tak usai
Dan esok adalah kesepian yang rapih
Membalut detik ke menit
Menit ke jam hingga ke batas hari
Dengan warna kelabu tak pudar
Pendarnya serupa kabut malam
Suram dan hilangkan bayang
2/
Malam ketiga dan doa-doa masih singgah di awan-awan
Tuk bermukim bersama luapan air laut
Menjelma bebulir hujan yang jatuh meruah
Membasahi kembali tanah merahmu
Melembabkan dekapan Ibu pada bingkai foto tuamu
Ibu mencipta samudra tanpa riak gelombang
Sesengukkannya merampas kesempatan rembulan
Hadir mengucap salam damai dari langit malam
Jika tengadah wajah dan tangan masih kau lihat
Sesungguhnya itu adalah wujud nelangsa
Yang oleh malam dibiaskan sebagai hal biasa
Tak seperti wajah ibu yang terus pias oleh
Kehilangan tanpa sekata dua kata perpisahan
3/
Sepekan hadir dan cahaya kehidupan masih dimonopoli malam
Kelam sungguh tak punya malu, tak mau beranjak
Bahkan oleh daftar panjang doa-doa
Sekiranya harapan terus disepoikan angin
Ibu tak lantas bergeming
Hening adalah kawan sejatinya
Dia punya bahasa baru
Yang membahana di antara sulur-sulur janji hati
Tiada tersakiti namun terlewati jalan derita
Lara masa akan memelihara jiwanya
Tanpa limit yang bisa ditandai
Bahkan oleh tinta ingatan paling murni
4/
Empat puluh hari tiba dan kesantunan cahaya merapat
Begitu dekat di guratan paras Ibu
Semacam suratan nasib baru kubaca
Ibu memuncaki letih laranya
Ibu luruhkan galau dan gamang
Melepasnya jauh, di sela-sela arah yang asing
Lalu rentangan tangannya begitu lebar
Dia siap menampung hamburan tubuhku
Dia kokoh menopang gigil pedihku
Yang menyusul tak tertahankan
Usai kulihat sebenar-benarnya ada
Mentari bermukim di kedalaman mata Ibu
Aku merindu dekapan hangat Ibu
Sungguh merindu
5/
Setahun berlalu dan musim-musim masih tak berubah nama
Andai harus bersua basah dan lembab yang tebal
Sungguh Ibu telah kebal
Kesibukannya berkabar pada langit tentang rumah cahaya
Menjadikannya lupa bahwa di silam yang belum jauh
Dia pernah melaknat sebuah kepergian
Yang meninggalkan rentetan kalimat penyesalan
Menjadi puisi melankolia menghanyutkan
Ibu memang pernah larut dalam lara
Tapi bening hatinya menautkan kembali mozaik ingatan
Akan takdir kehidupan yang tak boleh putus
Hanya karena sebuah kematian datang melawat
6/
Lantas setelah sembilan tahun kepergianmu, Ayah!
Ibu telah mampu menemukan nama barunya
Tertulis dengan huruf-huruf kasih
Berbalut sayang yang fasih dilantunkan oleh cerah wajahnya
Yang bersih dieja oleh ranum bibirnya
Sesungguhnya Ayah, bingkai fotomu telah menjadi rumah
Rumah kenangan abadi tak terganti
Bagi setiap tatap mata Ibu yang berlabuh
Di dinding kamarnya yang mungil
Kau, selama sembilan tahun yang sunyi
Menatapnya dengan cinta yang wangi
Sewangi melati dari tubuh Ibu
Yang kuhirup setiap diberinya aku
Dekapan hangat di pagi hari
Manado, Mei 2011.
10. Agus Kurniawan
MEMOAR SELENDANG
(1)
aku mendaki selendang ibu mencari masa kanak yang hilang
ranum ingatan yang akan lekang
saat mengeja air susu menelusuri letih ibu
kantuk yang terjaga, kasih yang menyala
pada lintasan riwayat selendang
ibu pun mengajariku bernyanyi bersama dalam penantian
bulan sembilan lalu cinta jadi berderaian di semesta ayah
selendang yang membentang jalan menuju jalan kecil
meniti masa remaja kan kukenang
lalu menghampar di hati perempuan
o perempuan yang menari di hamparan arloji
aku menerbangkan ilusi paling binal, kubentang kembali selendang
ditepinya jam-jam kan terkenang air mata tersimpan
dalam peta kasih tak terjabar
o selendang berkibaran mengenang ibu
kupanjat kembali masa kanak-kanak yang terbang
berserpihan dalam laut kenang
(2)
kemudian remaja mengaburkanku pada dermaga bagi
perempuan, menenun bersamaku menjahit
selendang waktu
anak-anak zaman akan lahir kan kuajari silsilah
dahulu perjalananku tersimpan dalam selendang ibu
tak kan robek di lemari yang pintunya selalu terbuka
aku pun menjadi pengembara setelah dunia
mencaciku sebagai pengecut dan menuntutku pergi
jauh dari jangkauan selendang, tapi akan tetap berkibar
dalam semesta sunyiku
: ajal terjauh......
Info: http://www.facebook.com/notes/inggar-saputra/10-nomine-lomba-menulis-puisi-untuk-cinta-dan-kasih-ibu-2011-jadi-berpikir-kapan/123553024392999
Rinduku Tumpah di Rahimmu
1
Pelan-pelan aku mengerti mengapa bening hujan tak bisa menyamai air matamu. banyak hal yang dilalukan angin, kecuali rindu. bersama riuh lampu-lampu aku mengenang harum balsem bertahun lalu. kayu kering di tepi hutan dapat kuhitung hingga peluh menguap. tapi cinta dari rahimmu, bukan kayu.
2
Kerikil yang memecah telapak kakimu membuatku paham mengapa kau tiga kali bagi nabi. telah terbaca puisi keramat. darahmu menyuburkan pohon-pohon tempatku hinggap. akan bagaimanakah kukembalikan nadi yang terlanjur lekat dalam daging? jika bahkan engkau rebahkan nyawamu di jantungku.
3
Tubuhmu hampir rubuh tertiup angin. kau menanti di teras rumah sambil melempar butir beras untuk anak-anak ayam. bunga kenanga telah kembang. wangi lepas ke udara.
rinduku tumpah di tanah basah, Ibu.
2. Toni Lesmana
Kerinduan Arus
: kepada ibunda
memburu debur laut, semakin jauh aku darimu. berulangkali aku menderas
dan tersesat. sungai menyimpan perangkap sekaligus gairah memabukkan
goa-goa kegelapan menelan seluruh petuahmu lalu aku meluap lupa segala
semakin jauh aku darimu. langkah-langkah mungilku menjelma banjir sunyi
menghanyutkan kampung dan kota. dunia kuarungi dengan gelegak gelisah
menciptakan pusaran-pusaran durhaka lantas meminang lara di muara
duhai, mataair, sesungguhnya ada yang kekal di tubuh jarak, cintamu
ricik yang tak kikis oleh nyeri. siang dan malam adalah sepasang susumu
alir doa yang menembus kabut kemurungan. aku pun menulis rindu
sambil mengerang di jeram, meluncur di air terjun, meringkuk di lubuk
sambil meneguk lumpur dan menghisap limbah. kata-kata kutitipkan
pada pasir dan kerikil, batu dan ikan, daun hanyut dan kayuh perahu,
tiang jembatan dan burung yang kehausan. perjalanan menjelma sajak
yang tak pernah sampai padamu, terus menjauh memunggungimu
memburu gemuruh laut, semakin hampa aku mengingatmu
namun di laut, garamlah yang menyambut luka-lukaku, aku meronta
diseret ombak pasang yang melahap pantai lantas digusur bersujud
di dasar samudera. aku seperti menemukan jalan pulang bagi rindu
sebab seluruh sajak tak pernah sanggup mengungkapkan cinta padamu
maka kupasrahkan diriku pada panas matahari, gumpalan awan,
dan tiupan angin. hanya sebagai hujan aku bisa kembali padamu
sebagai airmata yang tak akan reda, o, mataair kasih abadi
tak akan pernah reda aku di pangkuanmu
2011
3. Eko Putra
SILSILAH ; KESANGGUPAN
; untuk seorang masterpiece, Ibuku
….aku sanggup menerima kepergian perempuan manapun
tapi tidak untuk kehilangan dirimu….
jika apa yang kau tanyakan padaku tentang kesetiaan. atau tentang rumah yang paling nyaman untukku membagi jarak, menyusun silsilah kepergian. juga tentang orang-orang yang begitu sering datang, kemudian dengan sendirinya raib. dan memaksa aku untuk membunuh diri sendiri dengan cara mengubur seluruh ingatan yang disempurnakan oleh petualangan. maka kaulah orangnya, yang entah kapan aku dapat memahami kehilangan demi kehilangan tersebab mereka yang gagal meyakinkan aku untuk menyerupai dirimu walau sekadar cara tersenyum atau cara menangis sekalipun, sebagai niat menaklukkan hidupku.
aku juga tak pernah mengetahui, bagaimana cara kau melengkapi kehadiranku. seperti juga aku telah lama tak mampu memahami rahasia gelap rahim, hitungan bulan, darah, dan tangisan pertama yang menggetarkan bumi. yang aku pahami cuma keniscayaan yang barangkali tak mampu memberiku petunjuk lebih banyak, jalan mana yang akan kupilih, di setiap kecemasan yang bengis, yang tega membuat aku untuk sejenak melupakan dirimu. lalu dengan lalai pula, aku berusaha menyamakan mereka sebagai dirimu yang lain di puncak kemanusiaanku sebagai hasrat.
barangkali, takdir dapat kubendung dengan kalimat puisi atau dengan sebuah cerita tanpa narasi, yang di antaranya sejarah menerjemahkan sebagai pengkhianatan dan kenistaan yang tak boleh diulang kembali. tapi aku bukan Sangkuriang dan kau tentu saja bukan Dayang Sumbi.
kelak, jika kau ingin mengetahui rahasia paling sederhana dari hidupku, bagaimana aku ingin mengatakan banyak hal padamu. maka tanyakanlah pada seseorang yang mau menerimaku melahirkan cucu untukmu….
(Kampung Keramat, 2011)
4. Kebun Salju
PEREMPUAN DI TEPI FAJAR
YANG MEKAR YANG GEMETAR
untuk @namasayaindi
Sampai juga kita, lakiku, di tepi fajar, yang mekar, yang gemetar. Takdir, memang, tak lain bandul jam, yang mengayun: dari pedih ke pedih.
Kita meraba: hurufhuruf tak terbaca. Mendugaduga cuaca. Barangkali, di bawah langit yang memejam, kita akan segera karam.
Aku inginkan pelukan, cintaku, agar Maut, yang selalu kaubayangkan seharum semangkuk sup, tak terlalu membuat kita gugup.
Maka, peluklah, lakiku. Peluklah. Benamkan kecemasanku, ke dalam gairahmu. Biarkan aku mati dengan cantik, dalam birahi.
Lihatlah. Ada bintang padam, jauh di jantung malam. Lalu..
Mati, katamu, hanyalah cemas yang sementara. Selebihnya, tak ada. Tak ada.
Maka, lakiku, sentuhkan saja tanganmu yang gemetar pada fajar yang memar. Di sana, kau akan selalu menemukanku, yang berdenyut, serupa jantungmu.
Kemarilah, sebelum cahaya merenggutmu, kau akan tahu aku selalu menjadi ibu bagi seluruh dukamu.
Dan, ketika fajar benarbenar mekar suatu hari, mungkin akan ada yang bernyanyi -- ataukah itu jerit nafiri?
Tapi aku tak lagi merasa sunyi.
2011
5. Faridz Yusuf
MENCARI MAKAM BUNDA
/1/
lalu kau tuntun aku ke surga, sore itu. rumputan tegun
dan hanjuang sungsang mencerna merah gamismu.
langkahmu penuh, genggammu teguh: seolah mengajariku
agar kukuh pada tempuh. “demikian hidup,” katamu suatu kali,
“adalah ketabahan memenuhi janji.”
sementara jalanan dikukus kering: kampung tak lebih dari
jejer jemuran. orangorang serupa menolak halaman,
mungkin tak akrab lagi dengan penantian. gerimis telah
disangkal musim, namun matamu tetap bening.
maka aku terus merapat ke sampingmu:
langgar tinggal seinci, condong menuju sepi.
kau lantas mengalunkan barzanji. sementara aku iri:
mengapa anakmu tak pernah disebut namanya?
aku lalu meneguhkan hati, barangkali itulah caramu
memanggilku. “Tuhan tak bobo, nak,” katamu.
namun rupanya jemaatmu terlambat. mungkin benar,
iman itu serupa iuran, tergantung angka berapa
almanak menunjuknya.
sore menyorong senja ke sirna, pertanda jemaat
tak bakal mendekat. tapi kau sabar seperti megamega:
menekuni mushaf dari alif hingga ya. jendela harus
segera dirapat, pertanda jemaat urung menemu wasiat.
tapi kau tabah laiknya ayat: melipatlipat munajat
sampai ke sunyat. dalam kesendirianmu, kulihat takdirmu.
/2/
mungkin kau lupa, surga itu harus megah,
bukan langgar dengan gorden lusuh,
bedug ompong atau bilik bolong,
bukan reuni keluarga atau kolorkolor di jendela.
barangkali kau lupa bahwa selalu ada yang tak tetap
dalam fana, sebab yang kau tahu bahwa kesederhanaan
adalah iman tanpa bandingan.
mungkin kau khilaf, surga itu harus menggugah,
dengan kotak jariyah besar atau keramik mengkilat,
dengan jendelajendela berkacapatri kaligrafi,
dengan lampu mewah dan jadwal terperinci.
barangkali kau lupa bahwa surga juga tergantung
dana kampanye siapa, sebab yang kau tahu bahwa
janji dunia tak sepenuhnya bisa dipercaya.
/3/
magrib hangus ke isya, pengajian tak juga terlaksana.
tumpeng basi, telur dan kentang pasi: damar mengubur
bayangannya sendiri. kau lalu menutup kitab dan merapatkan
kening ke bumi.mungkin menginsyafi bahwa memang
hanya Tuhan saja yang selalu terjaga. jam delapan kurang sepuluh,
kauhabiskan tafakurmu. di langgar reyot itu, aku lalu bersaksi
bahwa tiada surga selain sukmamu. kau lalu menutup doa
dan langgar segera diheningkan.
tapi yang datang malah orangorang bermuka tegang.
aku dilempar ke balik pintu, kutatap, lehermu dicicip gergaji.
“dukun santet! dukun santet!” kudengar bisik keji itu:
kau jadi kedap, aku jadi pengap. perlahan langkahlangkah aus,
aku merayap di atas samak. ada basah berenang ke dada,
kugapai, kau sudah tanpa kepala.
/4/
empat belas tahun berlalu, aku tak pernah paham
mengapa jemaat tibatiba sirna. belasan tahun itu,
aku tak pernah tahu siapakah mereka yang datang
dengan kekejian. sungguh, tahuntahun tanpa isi:
aku tak pernah paham cara Tuhan menanammu
ke dalam ketiadaan.
/5/
kubakar kemenyan tiap malam selasa: membangkitkan
rinduku pada tujuhratus cara senyummu yang liku.
kusampirkan selendang itu ke pundakku,
kukhatamkan tadarusmu tentang bulan,
tentang wajah ayah yang lebih dulu undur tanpa usia.
langgar telah lama rubuh, tak ada lagi saksi selain
aku dan ingatan. aku terus berlari: menautkan tiap semoga
pada mungkin.
ah, sepertinya bunda lupa bahwa nyeri juga punya batas.
aku lalu menyerbu jalan dengan pedang bertali selendang:
beringas mencari riwayat kepalamu yang hilang.
lebaran seminggu lagi tiba, oh untuk kesekiankalinya,
aku harus ziarah ke sukma yang mana?
sungguh, aku terguncang.
Bandung, 10/05/2011
Catatan:
Hanjuang (Sunda), Andong (Jawa), Endong (Bali), Penjuang (Dayak) | Kingdom: Plantae (Tumbuhan) | Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) | Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) | Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) | Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil) | Sub Kelas: Liliidae | Ordo: Liliales | Famili: Agavaceae | Genus: Cordyline | Spesies: Cordyline fruticosa (L.) A.Chev. Dari: http://www.plantamor.com/
6. Arif Fitra Kurniawan
BEBERAPA ALASAN SERTA ULASAN MENGAPA
AKU BETAH BERMUKIM DI DADAMU, IBU
:teruntuk ibundaku Wiwik Wahyuni
- Tiap kali petang datang dan menyelinapi
kisi-kisi dadamu, sengaja bergegas kau menyalakan
saklar lampu-lampu ingatanku.
lampu yang warna cahayanya tabah untuk terus terjaga
demi rabun mataku agar tetap betah bermukim di dadamu
demi membaca masa lalu yang mudah sekali
terhapus dari papan tulis di jantungku,
kau mengajariku bagaimana mencatat tanggal yang padat
sebab kau lebih tahu begitu cepatnya alamat detik berpindah tempat
- Ibu, kenapa tiap perempuan mesti belajar
mencintai daun katuk ketika di dadanya
mulai berbuah sepasang apel merah ?
“sebab santannya mampu menyabarkan air susu
dan hijau santunnya menyuburkan airmatamu,
:belajarlah selalu iba sebelum menjadi ibu nak !”
semenjak itu aku tahu bahwasanya anak-anak waktu
dari kesedihan tak pernah berhenti melepas haus hasratnya
berebut menjadi pemburu, menyusu airmatamu airmataku
- Seseorang mematahkan lengan hatiku sore tadi
sebelum matahari sempat sembunyi ke dalam
sempit haru mataku, yang tiba-tiba saja menjadi rentan
tak tahan digerhanakan bayang kehilangan.
engkau berujar sambil mulai menyambung,
hati-hati menyeimbangkan kembali patah hatiku
dengan obat merah dan segulung perban,
: tegaklah, sebab cinta kadang tak mematuhi tanda sama dengan
dari semua perkiraan yang kita rumuskan.
senyum airmatamulah yang menguras kering di cekung pipiku.
aku sungguh terselimuti genang yang hangat, merasa terluapi
pesta ulang tahun yang riuh oleh kartu ucapan selamat
dari kawan-kawan terdekat.
- Aku selalu ingin menjadi masa kecil paling mungil,
seperti kutu atau bahkan kuman
—yang cuma bisa ditangkap oleh mata mikroskop
betitik api paling panjang—
ketika engkau mengecupkan bibirmu
yang buku itu kepada dongeng mataku sebelah kanan.
dalam tidur tak henti aku membelah diri ribuan kali,
menjadi tokoh-tokoh yang hidup di sepanjang
kisah ajaib yang pernah engkau tumpahkan
dari dada ke liang telingaku yang manja
sebab di sana, hidupku yang maha kecil ini
selalu merasa paling menang dari semua perlintasan
yang dicipta oleh keberangkatan—kepulangan
7. John Ferry Sihotang
Sepatu Titipan Bunda
1.
sebelum genap usiaku
kau oleskan gaharu pahit di puting susumu
lalu kau tolakkan aku di tengah pusaran topan
berjalan sendiri
menjadi perantau
"inilah sepatu yang mesti kau pakai!
tegaklah berdiri seperti yatim piatu
menenun bulang cahaya
ke dalam putik-putik padi"
masih saja aku tak paham untuk apa sepatu itu
kau jahitkan dari bilik rahim doamu
namun kau adalah kebenaran masa kecilku
maka kuselami danau jiwamu yang menyimpan
mimpi-mimpi keabadian
sejak kau selipkan tabik daun
pada tangisku yang pertama
2.
kau adalah sepatu paling tabah
tak pernah mengeluh pada penghujan atau kemarau
pada tanah merah dan kerut kematian
padahal mulutku tak henti-henti meragu
saat berdiam dalam keharuan tanpa alasan
atas matahari, angin, tanaman atau bara api
yang tak mungkin kehilangan pesonanya
kucari jawaban hingga ke bintik-bintik kaki lalat
yang kutemukan hanya aneka tanda tanya
atas rahasia yang tak pernah tersingkap seutuhnya
tapi kau adalah sepatu paling tabah
bahkan tak sempat bertanya akan dibawa atau dibuang
sedang pergi atau pulang
entah ke mana
3.
sepatu adalah alas kehidupan
itu sebabnya kami goyah tanpa kehadirannya
sepatu adalah alas kehidupan
itu sebabnya kami selalu disepak badai
4.
"hei, tuan bertubuh besar
aku makin tak mengenalmu
kunang-kunang sudah beranak-pinak
sementara kau masih gentar pada similir
sebab terlalu berat manafsir"
kecam sepatu suatu kali,
menghimpit tubuh jadi kabut
lindap di remang
5.
ai, bunda…
apa lagi yang perlu kutahu dari semua ini
sepatu yang kau titipkan bikin telapak biru lebam
menyusuri mimpi-mimpimu
dingin ke bukit jauh memantul sunyi
mengurai putih helai rambutku
kadang ingin kugantikan dia dengan sepatu-sepatu baru
yang lebih keren dan mentereng
namun aku tak yakin mereka sanggup mencintai
jejak langkahku
sebab dia -- ataukah kau -- selalu menepati janji
menuntun ke nadi-nadi tualang
dan tak membedakan
mana tikungan dan mana mimpi setengah tanggal
sepatu sudah menjelma bayanganku sendiri
sebagai sahabat paling setia meski
dia selalu diam
mengajak tengkar tentang siapa di depan
mendahului titah-titah yang tertatih
di akar rumput-rumput mati
6.
tadi malam, saat gilang-gemilang di luar luar langit
aku bacakan sebuah sajak yang tak rampung
di tanah pengasingan
di hadapan para perantau yang memakai sepatu juga
apa karena sudah koyak dan kotor
tak satu pun suka sepatuku
dan aku belum paham benar, bunda
mengapa yang lain mesti membeda-bedakan yang sama
bulan masih cerlang di luar langit
air mata tertegun di epitaf resah membilur
mereka mengirik daging dan terunaku
lalu mengisap habis seluruhku
hanya sepatu mengucap duka selamat pisah
tapi sepatu yang kau titipkan pun
mereka campakkan ke dalam tong sampah
kemudian dibakar dengan sempurna
jadi abu
sepenuhnya
7.
sepatu adalah jejak bunda kehidupan
itu sebabnya aku pulang ke rahimMu sebagai abu.
8. Dalasari Pera
BEBERAPA BENDA YANG IBU SIAPKAN SEBELUM AKU BEPERGIAN
1/ KANTONGAN PLASTIK
Seperti biasa, aku mabuk kendaraan.
Segala yang tertelan
kelak kumuntahkan di tengah jalan
maka ibu membekali kantongan plastik
“Muntahkan kenangan buruk
dan hidup terpuruk
di kantongan ini.
Lalu ikat rapi dan buanglah
ke luar jendela kendaraan.”
2/ BAJU BERSAKU BANYAK
Ibu memahami perjalanan
selalu menjadi lebih panjang
dari yang kita kira
Sebab titik sesungguhnya tak pernah jelas
hitungannya
“Pakailah baju bersaku banyak
dimana aku telah isikan
bekal menuju kekal
agar kau tak memintal sesal.”
3/ BOTOL MINUMAN KOSONG
Ibu sesungguhnya petualang sejati
Leliku jalan adalah sekumpulan kisah
Yang lama menubuh pada sosoknya
Maka jalan manakah yang tak ia kenali?
“Jalan berliku akan banyak kau temui
kaki-kaki harus tegak menapak
meski pundak sesak oleh beban
Sesekali kau harus menadah keringat
dan juga air mata, ke botol kosong ini.
Lalu minumlah di lain waktu
saat kehausan harus mengajarkanmu
betapa asinnya kehidupan.”
9. Ather Panther Olii
Inilah Beberapa Catatan Riwayat Hidup Ibu yang Bisa Kutuliskan Selepas Kepergianmu, Ayah!
1/
Di malam pertama kau tak lagi memanggil nama Ibu
Beribu kata-kata terperangkap di kebekuan bibirnya
Lalu deretan tanyaku tentang pilukah ia
Menemu jawab lewat setetes air mata yang jatuh
Yang seketika menjelma kerinduan tak usai
Dan esok adalah kesepian yang rapih
Membalut detik ke menit
Menit ke jam hingga ke batas hari
Dengan warna kelabu tak pudar
Pendarnya serupa kabut malam
Suram dan hilangkan bayang
2/
Malam ketiga dan doa-doa masih singgah di awan-awan
Tuk bermukim bersama luapan air laut
Menjelma bebulir hujan yang jatuh meruah
Membasahi kembali tanah merahmu
Melembabkan dekapan Ibu pada bingkai foto tuamu
Ibu mencipta samudra tanpa riak gelombang
Sesengukkannya merampas kesempatan rembulan
Hadir mengucap salam damai dari langit malam
Jika tengadah wajah dan tangan masih kau lihat
Sesungguhnya itu adalah wujud nelangsa
Yang oleh malam dibiaskan sebagai hal biasa
Tak seperti wajah ibu yang terus pias oleh
Kehilangan tanpa sekata dua kata perpisahan
3/
Sepekan hadir dan cahaya kehidupan masih dimonopoli malam
Kelam sungguh tak punya malu, tak mau beranjak
Bahkan oleh daftar panjang doa-doa
Sekiranya harapan terus disepoikan angin
Ibu tak lantas bergeming
Hening adalah kawan sejatinya
Dia punya bahasa baru
Yang membahana di antara sulur-sulur janji hati
Tiada tersakiti namun terlewati jalan derita
Lara masa akan memelihara jiwanya
Tanpa limit yang bisa ditandai
Bahkan oleh tinta ingatan paling murni
4/
Empat puluh hari tiba dan kesantunan cahaya merapat
Begitu dekat di guratan paras Ibu
Semacam suratan nasib baru kubaca
Ibu memuncaki letih laranya
Ibu luruhkan galau dan gamang
Melepasnya jauh, di sela-sela arah yang asing
Lalu rentangan tangannya begitu lebar
Dia siap menampung hamburan tubuhku
Dia kokoh menopang gigil pedihku
Yang menyusul tak tertahankan
Usai kulihat sebenar-benarnya ada
Mentari bermukim di kedalaman mata Ibu
Aku merindu dekapan hangat Ibu
Sungguh merindu
5/
Setahun berlalu dan musim-musim masih tak berubah nama
Andai harus bersua basah dan lembab yang tebal
Sungguh Ibu telah kebal
Kesibukannya berkabar pada langit tentang rumah cahaya
Menjadikannya lupa bahwa di silam yang belum jauh
Dia pernah melaknat sebuah kepergian
Yang meninggalkan rentetan kalimat penyesalan
Menjadi puisi melankolia menghanyutkan
Ibu memang pernah larut dalam lara
Tapi bening hatinya menautkan kembali mozaik ingatan
Akan takdir kehidupan yang tak boleh putus
Hanya karena sebuah kematian datang melawat
6/
Lantas setelah sembilan tahun kepergianmu, Ayah!
Ibu telah mampu menemukan nama barunya
Tertulis dengan huruf-huruf kasih
Berbalut sayang yang fasih dilantunkan oleh cerah wajahnya
Yang bersih dieja oleh ranum bibirnya
Sesungguhnya Ayah, bingkai fotomu telah menjadi rumah
Rumah kenangan abadi tak terganti
Bagi setiap tatap mata Ibu yang berlabuh
Di dinding kamarnya yang mungil
Kau, selama sembilan tahun yang sunyi
Menatapnya dengan cinta yang wangi
Sewangi melati dari tubuh Ibu
Yang kuhirup setiap diberinya aku
Dekapan hangat di pagi hari
Manado, Mei 2011.
10. Agus Kurniawan
MEMOAR SELENDANG
(1)
aku mendaki selendang ibu mencari masa kanak yang hilang
ranum ingatan yang akan lekang
saat mengeja air susu menelusuri letih ibu
kantuk yang terjaga, kasih yang menyala
pada lintasan riwayat selendang
ibu pun mengajariku bernyanyi bersama dalam penantian
bulan sembilan lalu cinta jadi berderaian di semesta ayah
selendang yang membentang jalan menuju jalan kecil
meniti masa remaja kan kukenang
lalu menghampar di hati perempuan
o perempuan yang menari di hamparan arloji
aku menerbangkan ilusi paling binal, kubentang kembali selendang
ditepinya jam-jam kan terkenang air mata tersimpan
dalam peta kasih tak terjabar
o selendang berkibaran mengenang ibu
kupanjat kembali masa kanak-kanak yang terbang
berserpihan dalam laut kenang
(2)
kemudian remaja mengaburkanku pada dermaga bagi
perempuan, menenun bersamaku menjahit
selendang waktu
anak-anak zaman akan lahir kan kuajari silsilah
dahulu perjalananku tersimpan dalam selendang ibu
tak kan robek di lemari yang pintunya selalu terbuka
aku pun menjadi pengembara setelah dunia
mencaciku sebagai pengecut dan menuntutku pergi
jauh dari jangkauan selendang, tapi akan tetap berkibar
dalam semesta sunyiku
: ajal terjauh......
Info: http://www.facebook.com/notes/inggar-saputra/10-nomine-lomba-menulis-puisi-untuk-cinta-dan-kasih-ibu-2011-jadi-berpikir-kapan/123553024392999
Tips Memenangkan Lomba Menulis Novel
Is Mujiarso - detikhot
Tips Memenangkan Lomba Menulis Novel
Jakarta Dewan juri Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2010 mengaku tidak menemukan kejutan dari bertumpuk-tumpuk naskah yang masuk. "Padahal kita cuma berharap akan ada satu atau dua, syukur-syukur tiga saja (naskah yang menawarkan kejutan)," ujar Anton Kurnia, mewakili juri lainnya, AS Laksana dan Sapardi Djoko Damono.
Menurut Anton, sebagian besar karya yang masuk adalah novel-novel yang akan tumbang pada halaman-halaman awal karena gagal mengikat pembaca untuk terus melanjutkan pembacaan. "Memang, ada beberapa cerita mampu menyajikan pembukaan yang menarik, tapi kemudian berkembang menjadi lanturan yang bertele-tele dan kehilangan arah," kritiknya.
Lalu, naskah seperti apa yang potensial untuk memenangkan sebuah sayembara menulis novel?
"Yang terpenting adalah craftmenship alias keperajinan penulis dalam mengolah tulisannya," tegas Anton seraya menilai bahwa keperajinan para perserta sayembara menulis novel sangat lemah. Tanpa kecakapan yang memadai, lanjut dia, gagasan sebagus apapun tidak akan menjadi karya yang menarik dibaca orang.
Hal kedua yang perlu diperhatikan oleh para penulis novel menurut Anton adalah soal membaca. "Sejumlah besar naskah menunjukkan kepada kita bahwa para penulisnya kurang membaca, atau kurang meluaskan minat terhadap bacaan. Ini berakibat pada miskinnya strategi literer yang mereka gunakan untuk membangun cerita," ujarnya.
Dengan kata lain, dia memperjelas, kebanyakan dari mereka menulis dengan rujukan yang amat terbatas dalam hal teknik penceritaan, gaya bertutur, dan dalam mengupayakan berbagai kemungkinan bentuk. Sebagaimana dalam urusan-urusan lain, Anton menyarankan, dalam penulisan pun perlu belajar banyak dari orang-orang yang lebih dulu.
Satu lagi tips dari Anton Kurnia: jangan menjadikan sebuah karya sebagai kendaraan pengangkut dakwah, baik dakwah agama maupun dakwah sekuler, sehingga terasa bahwa para penulis hanya menunggangi cerita dan setiap karakter di dalamnya untuk kepentingan mereka sendiri, yakni menyampaikan petuah dan ajaran.
"Tentu saja niat apa pun dibolehkan dalam penulisan. Namun, setiap cerita yang baik selalu memperlihatkan penulisnya memiliki kematangan teknis dan kepiawaian mengolah bahan dengan seluruh kecakapan dan pengetahuan yang ia miliki. Setiap cerita yang baik selalu menjadi dunia rekaan yang layak dipercaya. Ia valid dan realistis menurut logika cerita itu sendiri, bahkan sekalipun yang diceritakan itu dunia yang absurd atau kejadian-kejadian yang serba fantantis," jelasnya.
Sumber: http://www.detikhot.com/read/2011/01/15/163831/1553937/1059/tips-memenangkan-lomba-menulis-novel
Tips Memenangkan Lomba Menulis Novel
Jakarta Dewan juri Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2010 mengaku tidak menemukan kejutan dari bertumpuk-tumpuk naskah yang masuk. "Padahal kita cuma berharap akan ada satu atau dua, syukur-syukur tiga saja (naskah yang menawarkan kejutan)," ujar Anton Kurnia, mewakili juri lainnya, AS Laksana dan Sapardi Djoko Damono.
Menurut Anton, sebagian besar karya yang masuk adalah novel-novel yang akan tumbang pada halaman-halaman awal karena gagal mengikat pembaca untuk terus melanjutkan pembacaan. "Memang, ada beberapa cerita mampu menyajikan pembukaan yang menarik, tapi kemudian berkembang menjadi lanturan yang bertele-tele dan kehilangan arah," kritiknya.
Lalu, naskah seperti apa yang potensial untuk memenangkan sebuah sayembara menulis novel?
"Yang terpenting adalah craftmenship alias keperajinan penulis dalam mengolah tulisannya," tegas Anton seraya menilai bahwa keperajinan para perserta sayembara menulis novel sangat lemah. Tanpa kecakapan yang memadai, lanjut dia, gagasan sebagus apapun tidak akan menjadi karya yang menarik dibaca orang.
Hal kedua yang perlu diperhatikan oleh para penulis novel menurut Anton adalah soal membaca. "Sejumlah besar naskah menunjukkan kepada kita bahwa para penulisnya kurang membaca, atau kurang meluaskan minat terhadap bacaan. Ini berakibat pada miskinnya strategi literer yang mereka gunakan untuk membangun cerita," ujarnya.
Dengan kata lain, dia memperjelas, kebanyakan dari mereka menulis dengan rujukan yang amat terbatas dalam hal teknik penceritaan, gaya bertutur, dan dalam mengupayakan berbagai kemungkinan bentuk. Sebagaimana dalam urusan-urusan lain, Anton menyarankan, dalam penulisan pun perlu belajar banyak dari orang-orang yang lebih dulu.
Satu lagi tips dari Anton Kurnia: jangan menjadikan sebuah karya sebagai kendaraan pengangkut dakwah, baik dakwah agama maupun dakwah sekuler, sehingga terasa bahwa para penulis hanya menunggangi cerita dan setiap karakter di dalamnya untuk kepentingan mereka sendiri, yakni menyampaikan petuah dan ajaran.
"Tentu saja niat apa pun dibolehkan dalam penulisan. Namun, setiap cerita yang baik selalu memperlihatkan penulisnya memiliki kematangan teknis dan kepiawaian mengolah bahan dengan seluruh kecakapan dan pengetahuan yang ia miliki. Setiap cerita yang baik selalu menjadi dunia rekaan yang layak dipercaya. Ia valid dan realistis menurut logika cerita itu sendiri, bahkan sekalipun yang diceritakan itu dunia yang absurd atau kejadian-kejadian yang serba fantantis," jelasnya.
Sumber: http://www.detikhot.com/read/2011/01/15/163831/1553937/1059/tips-memenangkan-lomba-menulis-novel
Lomba Menulis Islamedia : Rohis Mengawal Moral Bangsa
Komunikasi Rohis 29 Mei jam 16:21
Assalamualaikum…
Yuk ikuti Lomba Menulis Islamedia : Rohis Mengawal Moral Bangsa.
Belakangan ini isu-isu miring menerpa Rohis Sekolah dan Rohis Kampus dengan pernyataan-pernyataan yang tidak mendasar. Padahal telah banyak kebaikan-kebaikan yang dihasilkan dari rohis-rohis di sekolah-sekolah dan kampus-kampus yang telah eksis saat ini.
Isu-isu tersebut akhirnya mebuat cemas beberapa orang tua ketika anaknya belajar islam di rohis-rohis sekolah dan kampus yang ada. Padahal rohis adalah lembaga yang mendapatkan dukungan penuh dari pihak sekolah dan kampus karena efek pengembangan diri positif yang dihasilkan.
Kemudian, hayuk kita menulis tentang rohis di sekolahmu dan juga di kampus-kampus tempat kamu menimba pendidikan saat ini, bagaimana efek positif dan negatifnya yang kamu rasakan, dan benarkah Rohis sejalan dengan isu-isu negative yang ada saat ini?
Bagaimana caranya???
Persyaratan Umum
1. Peserta dibuka untuk tingkat Siswa, Mahasiswa, dan Umum
2. Karya tak akan digunakan panitia tanpa izin pengirim.
3. Karya yang dikirim tidak akan dikembalikan.
4. Jumlah karya yang dikirimkan tak dibatasi.
5. Karya yang dikirim orisinal, bukan karya orang lain, bukan jiplakan, bukan hasil copy-paste karya orang lain.
Tema
Semua karya harus bertema: “Rohis Mengawal Moral Bangsa”
Persyaratan Khusus
1. Panjang tulisan minimal 1 halaman A4 dengan margin 2 cm (atas bawah kanan kiri), huruf Times new roman ukuran 12 (No spacing)
2. Gaya penulisan menekankan pada topic UMUM DAN SEKITAR KEHIDUPAN PESERTA BERINTERAKSI DENGAN ROHIS.
3. Karya yang dikirmkan harap mencantumkan peserta tingkat.
4. Cantumkan : Nama asli, Alamat email, alamat rumah, sekolah (bagi tingkat siswa)/kampus (bagi mahasiswa)/pekerjaan (bagi umum), dan nomor yang bisa dihubungi.
Pengiriman Karya
Karya dikirimkan ke:
Email : redaksi_islamedia@yahoo.com
Hadiah Tiap Kompetisi
Tulisan terbaik untuk tingkat Siswa, Mahasiswa, dan Umum akan mendapatkan hadiah menarik dari Islamedia.
Tim Penilai Tulisan:
1. Akmal Sjafril, penulis buku "Islam Liberal 101"
2. Eko Novianto, penulis buku "Sudahkah Kita Tarbiyah"
3. Salim A Fillah, penulis buku "Dalam Dekapan Ukhuwah"
Ayuk, ditunggu apalagi, Islamedia menantikan karya-karyamu.
Mari kita tunjukkan Rohis adalah pengawal moralitas bangsa ini.
Karya diterima paling lambat 15 Juni 2011
http://ksrdki.blogspot.com/2011/05/lomba-menulis-rohis-mengawal-moral.html
http://www.kapmi.com/component/content/article/78-lomba-menulis-qrohis-mengawal-moral-bangsaq.html
Assalamualaikum…
Yuk ikuti Lomba Menulis Islamedia : Rohis Mengawal Moral Bangsa.
Belakangan ini isu-isu miring menerpa Rohis Sekolah dan Rohis Kampus dengan pernyataan-pernyataan yang tidak mendasar. Padahal telah banyak kebaikan-kebaikan yang dihasilkan dari rohis-rohis di sekolah-sekolah dan kampus-kampus yang telah eksis saat ini.
Isu-isu tersebut akhirnya mebuat cemas beberapa orang tua ketika anaknya belajar islam di rohis-rohis sekolah dan kampus yang ada. Padahal rohis adalah lembaga yang mendapatkan dukungan penuh dari pihak sekolah dan kampus karena efek pengembangan diri positif yang dihasilkan.
Kemudian, hayuk kita menulis tentang rohis di sekolahmu dan juga di kampus-kampus tempat kamu menimba pendidikan saat ini, bagaimana efek positif dan negatifnya yang kamu rasakan, dan benarkah Rohis sejalan dengan isu-isu negative yang ada saat ini?
Bagaimana caranya???
Persyaratan Umum
1. Peserta dibuka untuk tingkat Siswa, Mahasiswa, dan Umum
2. Karya tak akan digunakan panitia tanpa izin pengirim.
3. Karya yang dikirim tidak akan dikembalikan.
4. Jumlah karya yang dikirimkan tak dibatasi.
5. Karya yang dikirim orisinal, bukan karya orang lain, bukan jiplakan, bukan hasil copy-paste karya orang lain.
Tema
Semua karya harus bertema: “Rohis Mengawal Moral Bangsa”
Persyaratan Khusus
1. Panjang tulisan minimal 1 halaman A4 dengan margin 2 cm (atas bawah kanan kiri), huruf Times new roman ukuran 12 (No spacing)
2. Gaya penulisan menekankan pada topic UMUM DAN SEKITAR KEHIDUPAN PESERTA BERINTERAKSI DENGAN ROHIS.
3. Karya yang dikirmkan harap mencantumkan peserta tingkat.
4. Cantumkan : Nama asli, Alamat email, alamat rumah, sekolah (bagi tingkat siswa)/kampus (bagi mahasiswa)/pekerjaan (bagi umum), dan nomor yang bisa dihubungi.
Pengiriman Karya
Karya dikirimkan ke:
Email : redaksi_islamedia@yahoo.com
Hadiah Tiap Kompetisi
Tulisan terbaik untuk tingkat Siswa, Mahasiswa, dan Umum akan mendapatkan hadiah menarik dari Islamedia.
Tim Penilai Tulisan:
1. Akmal Sjafril, penulis buku "Islam Liberal 101"
2. Eko Novianto, penulis buku "Sudahkah Kita Tarbiyah"
3. Salim A Fillah, penulis buku "Dalam Dekapan Ukhuwah"
Ayuk, ditunggu apalagi, Islamedia menantikan karya-karyamu.
Mari kita tunjukkan Rohis adalah pengawal moralitas bangsa ini.
Karya diterima paling lambat 15 Juni 2011
http://ksrdki.blogspot.com/2011/05/lomba-menulis-rohis-mengawal-moral.html
http://www.kapmi.com/component/content/article/78-lomba-menulis-qrohis-mengawal-moral-bangsaq.html
29 Mei 2011
28 Mei 2011
LOMBA FLASH TRUE STORY (FTS) WRITING REVOLUTION: RAMADHAN PENUH CINTA
Joni Lis Efendi
FORMAT BARU-LOMBA FLASH TRUE STORY (FTS) WRITING REVOLUTION: RAMADHAN PENUH CINTA
Syarat dan ketentuan:
1. 50 KISAH SEJATI AKAN DIBUKUKAN.
2. Lomba ini HANYA BAGI ANGGOTA RESMI WRITING REVOLUTION (SMCO/SMPO/SMNO/SMAO/SMBO/KMC).
3. Bersifat perorangan, masing-masing peserta hanya boleh mengirim maksimal 3 tulisan.
4. Panjang tulisan 200-500 kata (termasuk judul).
5. Tema:Ramadhan Penuh Cinta (tentang perasaan hati... menyambut bulan suci Ramadhan, rasa cinta kepada-Nya dengan menjalankan ibadah, semangat cinta berbagi dengan sesama, dan tanda cinta yang tak terkira atas semua nikmat yang telah diberikannya dan bentuk kesyukuran menyambut hari kemenangan, Idul Fitri)
6. File tulisan dikirim ke email: AntologiWR@gmail.com
7. Sertakan biodata yang ditulis di bagian bawah tulisan maksimal 80 kata.
8. Tulis di judul/subjek email: FTS Ramadhan WR-Judul-Nama Penulis
9. Mencantumkan nomor anggota WR di biodatanya yang dikirim lewat email sedangkan yang di CATATAN/Note FB tidak usah.
10. Naskah diterima panitia selambat-lambatnya pada tanggal 05 JUNI 2011 pukul 23.59 WIB.
FORMAT BARU-LOMBA FLASH TRUE STORY (FTS) WRITING REVOLUTION: RAMADHAN PENUH CINTA
Syarat dan ketentuan:
1. 50 KISAH SEJATI AKAN DIBUKUKAN.
2. Lomba ini HANYA BAGI ANGGOTA RESMI WRITING REVOLUTION (SMCO/SMPO/SMNO/SMAO/SMBO/KMC).
3. Bersifat perorangan, masing-masing peserta hanya boleh mengirim maksimal 3 tulisan.
4. Panjang tulisan 200-500 kata (termasuk judul).
5. Tema:Ramadhan Penuh Cinta (tentang perasaan hati... menyambut bulan suci Ramadhan, rasa cinta kepada-Nya dengan menjalankan ibadah, semangat cinta berbagi dengan sesama, dan tanda cinta yang tak terkira atas semua nikmat yang telah diberikannya dan bentuk kesyukuran menyambut hari kemenangan, Idul Fitri)
6. File tulisan dikirim ke email: AntologiWR@gmail.com
7. Sertakan biodata yang ditulis di bagian bawah tulisan maksimal 80 kata.
8. Tulis di judul/subjek email: FTS Ramadhan WR-Judul-Nama Penulis
9. Mencantumkan nomor anggota WR di biodatanya yang dikirim lewat email sedangkan yang di CATATAN/Note FB tidak usah.
10. Naskah diterima panitia selambat-lambatnya pada tanggal 05 JUNI 2011 pukul 23.59 WIB.
PEKAN SENI PELAJAR TEGAL
By Puput Happy
Jumat, 20 Mei 2011 pukul 08.00 WIB di aula UPTD Kecamatan Dukuhwaru telah diadakan latihan Pekan Seni Pelajar SD se-Kecamatan Dukuhwaru sekaligus latihan presentasi peserta Lomba Guru Berprestasi tahun 2011 dari Kecamatan Dukuhwaru.
Kesenian sebagai salah satu media pengungkapan pengalaman hidup yang unik dan kreatif dapat bermanfaat dalam pembentukan sikap, kepribadian, tingkah laku maupun moral bagi diri pelaku dan orang lain sehingga perlu terus menerus diupayakan pengenalan dan penanamannya pada anak-anak. Kesenian juga berfungsi dan bermanfaat dalam pengembangan prinsip, daya serap, daya pikir, emosi, daya cipta, bakat dan sekaligus sebagai media bermain sehingga sangat relevan dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Pekan Seni Pelajar sebagai wahana untuk kemampuan olah kreasi dan prestasi dibidang seni oleh para siswa merupakan salah satu program Dinas Pendidikan Kabupaten Tegal dalam pembinaan dan pengembangan seni di sekolah serta sebagai salah satu upaya memasyarakatkan seni di lingkungan sekolah.
Pekan Seni Pelajar bertujuan
1. Menyiapkan anak-anak sebagai generasi penerus yang berkemampuan tinggi, berkepribadian luhur, berakhlak mulia
2. Mengembangkan minat, bakat, kreativitas dan ketrampilan di bidang seni bagi siswa
3. Memupuk cita rasa seni dan kecintaan terhadap khasanah budaya bangsa, sebagai rujukan dan filter terhadap pengaruh budaya luar
Kecamatan Dukuhwaru sebagai wilayah kecil di Kabupaten Tegal ternyata memiliki banyak keunggulan, di antaranya para pelajar berbakat di bidang seni, seperti Dika Dina dari SDN Kalisoka 02, Cindy dari SDN Blubuk 03, David dari SDN Blubuk 02 yang merupakan peserta LOmba Menyanyi Tunggal. Agus Supriyadi dari SDN Slarang Lor 01 sebagai peserta Lomba Macapat. Dua siswi dari SDN Dukuhwaru 04 sebagai peserta Lomba Tari Daerah. Sementara peserta Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Tegal Ibu Sugiyatmi, S. Pd. M. Pd dari SDN Blubuk 05, Futicha Turisqoh, S. PdI dari TKIT Miftahul Ulum Gumayun, dan Aliyatun, S. Pd. AUD dari TK Masyitoh Dukuhwaru ikut meramaikan acara. Semua itu tak lepas dari peran UPTD Kecamatan Dukuhwaru yang selalu men-support para kandidatnya untuk maju di bidang pendidikan. Semoga Kecamatan Dukuhwaru semakin maju dalam membangun sumber daya manusia di daerahnya, terutama di bidang pendidikan.
Jumat, 20 Mei 2011 pukul 08.00 WIB di aula UPTD Kecamatan Dukuhwaru telah diadakan latihan Pekan Seni Pelajar SD se-Kecamatan Dukuhwaru sekaligus latihan presentasi peserta Lomba Guru Berprestasi tahun 2011 dari Kecamatan Dukuhwaru.
Kesenian sebagai salah satu media pengungkapan pengalaman hidup yang unik dan kreatif dapat bermanfaat dalam pembentukan sikap, kepribadian, tingkah laku maupun moral bagi diri pelaku dan orang lain sehingga perlu terus menerus diupayakan pengenalan dan penanamannya pada anak-anak. Kesenian juga berfungsi dan bermanfaat dalam pengembangan prinsip, daya serap, daya pikir, emosi, daya cipta, bakat dan sekaligus sebagai media bermain sehingga sangat relevan dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Pekan Seni Pelajar sebagai wahana untuk kemampuan olah kreasi dan prestasi dibidang seni oleh para siswa merupakan salah satu program Dinas Pendidikan Kabupaten Tegal dalam pembinaan dan pengembangan seni di sekolah serta sebagai salah satu upaya memasyarakatkan seni di lingkungan sekolah.
Pekan Seni Pelajar bertujuan
1. Menyiapkan anak-anak sebagai generasi penerus yang berkemampuan tinggi, berkepribadian luhur, berakhlak mulia
2. Mengembangkan minat, bakat, kreativitas dan ketrampilan di bidang seni bagi siswa
3. Memupuk cita rasa seni dan kecintaan terhadap khasanah budaya bangsa, sebagai rujukan dan filter terhadap pengaruh budaya luar
Kecamatan Dukuhwaru sebagai wilayah kecil di Kabupaten Tegal ternyata memiliki banyak keunggulan, di antaranya para pelajar berbakat di bidang seni, seperti Dika Dina dari SDN Kalisoka 02, Cindy dari SDN Blubuk 03, David dari SDN Blubuk 02 yang merupakan peserta LOmba Menyanyi Tunggal. Agus Supriyadi dari SDN Slarang Lor 01 sebagai peserta Lomba Macapat. Dua siswi dari SDN Dukuhwaru 04 sebagai peserta Lomba Tari Daerah. Sementara peserta Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Tegal Ibu Sugiyatmi, S. Pd. M. Pd dari SDN Blubuk 05, Futicha Turisqoh, S. PdI dari TKIT Miftahul Ulum Gumayun, dan Aliyatun, S. Pd. AUD dari TK Masyitoh Dukuhwaru ikut meramaikan acara. Semua itu tak lepas dari peran UPTD Kecamatan Dukuhwaru yang selalu men-support para kandidatnya untuk maju di bidang pendidikan. Semoga Kecamatan Dukuhwaru semakin maju dalam membangun sumber daya manusia di daerahnya, terutama di bidang pendidikan.
Lomba Gerak dan Lagu
Disusun Oleh :
IGTKI Kecamatan Dukuhwaru
Kabupaten Tegal
Tahun 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga IGTKI Kecamatan Dukuhwaru mampu menyelesaikan makalah Lomba Gerak dan Lagu tanpa halangan suatu apapun.
Maksud penyusunan makalah lomba ini adalah untuk memenuhi tugas dari IGTKI Kabupaten Tegal dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dan HUT IGTKI yaitu Lomba Gerak dan Lagu tahun 2011.
Tujuan utama Lomba Gerak dan Lagu adalah untuk menumbuhkan daya kreativitas anak serta rasa percaya diri pada diri anak, sehingga mampu meningkatkan kemampuan motorik kasar anak dan mendorong motivasi belajar anak agar lebih siap untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya (SD atau yang setara SD).
Sejalan dengan keberadaan seorang anak yang senang menyanyi dan bergerak, maka gerak dan lagu adalah salah satu pendekatan yang sangat tepat jika digunakan sebagai sarana dalam menyajikan proses pembelajaran pada anak usia dini. Menyajikan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak melalui gerak dan lagu akan memotivasi anak untuk lebih senang mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Dengan menyanyi anak menjadi senang dan lebih mudah dalam memahami materi ajar yang disampaikan.
Kemampuan guru dalam memilih lagu dan menciptakan gerakan yang sesuai dengan usia perkembangan anak akan berdampak pula terhadap berhasilnya proses pembelajaran pada anak usia dini. Dan dengan adanya Lomba Gerak dan Lagu ini diharapkan dapat mengembangkan bakat dan minat anak untuk menjadi lebih aktif dan kreatif.
Dukuhwaru, 31 Mei 2011
Penyusun
GERAK DAN LAGU
Nama Peserta:
1. Futicha Turisqoh, S. PdI
2. Siti Khodijah, A. Ma
3. Aliyatun, S. Pd. AUD
4. Ifada Yuliyani
5. Ani Sofiyati
6. Athiatin, S. PdI
7. Khumayah
8. Endang Sri Rahayu
BIDANG PENGEMBANGAN : Fisik Motorik dan Seni
I. Peserta : 8 Anak
II. Waktu : 10 Menit
III. Teknik Pelaksanaan : Gerak dan lagu terdiri dari pemanasan, inti dan
pendinginan dengan diiringi musik, anak-anak
sambil bernyanyi.
IV. Tujuan : Melatih gerak anak, baik gerak lokomotor
maupun gerak non lokomotor.
V. Manfaat : Dapat diterapkan pada anak agar:
- Anak mampu bergerak sesuai irama
- Melatih kreativitas anak
- Mampu bekerjasama dalam kelompok
VI. Susunan Gerak:
A. PEMANASAN : Anak masuk dan berdiri di tempat, tangan di
depan dada, sambil mengikuti irama musik dengan
lagu “Burung Hantu”
A.1. Gerakan awal dengan formasi sejajar
- Tangan di depan dada, kepala dianggukkan ke depan dua kali, kemudian tengok kanan dan kiri, kembali ke depan lagi.
- Jalan di tempat, sambil tangan diangkat memutar ke dalam seperti gerakan matahari terbenam, tangan diputar lagi keluar dan dilanjutkan gerakan tidur.
- Tangan didekatkan di telinga, tengok kanan dan kiri, kaki lurus dilakukan dua kali.
- Tangan menirukan bunyi burung kiri kanan
- Tangan dijulurkan ke depan menirukan gerakan burung hantu, kaki maju ke depan bergantian.
Gerakan di atas dilakukan dua kali
* Interval : Kaki diayun ke depan bergantian, silang ke kiri dan kanan, tangan dikepalkan menyilang mengikuti gerakan kaki, sambil berjalan posisi melingkar.
A.2. Kembali ke posisi semula, kemudian dilanjutkan gerakan seperti gerakan pemanasan 1 sampai gerakan akhir yaitu gerakan kepala dianggukkan ke depan 2x, tengok kanan kiri lalu depan.
* Memasuki inti, diawali dahulu dengan interval, yaitu jalan di tempat, dengan pergantian formasi baris sejajar ke belakang.
B. INTI : Gerakan inti diiringi dengan lagu “Potong Bebek
Angsa”. Inti terdiri dari 3 gerak utama yang
dilakukan 2x berturut-turut, dan diselingi interval
B.1.1. Gerakan awal inti, jalan di tempat, kepakkan tangan ke samping kanan dan kiri, kaki diayun ke samping, badan berhadapan secara bergantian, kanan ke kiri.
B.1.2. Serongkan kedua tangan ke kiri 2x, samping kanan ke kiri.
B.1.3. Putar badan sambil diayun kaki, tangan di atas kepala.
B.1.4. Jalan ke depan, angkat tangan ke atas depan, diikuti pinggul digoyang kanan kiri.
B.1.5. Gerakkan monyet berjalan memutar 2x
Gerakan di atas dilakukan dua kali
• Interval: Formasi diubah, menjadi berhadapan kanan dan kiri, tangan diayun ke samping kanan dan kiri, kaki mengikuti gerakan tangan.
B.2.1. Tangan menirukan bebek berjalan ke kiri kanan dua kali
B.2.2. Sorongkan satu tangan ke kiri dan kanan dua kali
B.2.3. Putarkan badan, tangan di atas kepala
B.2.4. Kaki maju ke depan sambil berjalan ke depan, tepuk tangan satu kali, mundur ke belakang tepuk tangan.
B.2.5. Tirukan gerakan monyet berjalan memutar ke kiri.
Gerakan di atas dilakukan dua kali
• Interval : Formasi berubah membentuk lingkaran dengan diikuti gerakan kaki menyilang ke samping kiri dan kanan, tangan mengepal mengikuti gerakan kaki.
B.3.1. Masih gerakan melingkar, tangan dikepakkan ke depan ke belakang
B.3.2. Gerakan sorong dua tangan ke kiri kanan
B.3.3. Putarkan badan, sambil tangan di atas kepala
B.3.4. Maju ke depan tangan dipertemukan dengan teman lain sambil tepuk tangan bersamaan, mundur ke belakang tepuk.
B.3.5. Gerakan tirukan jalannya monyet di tempat.
B.3.6. Tepuk tangan bergantian, kaki mengikuti putar badan, sambil tangan diacungkan ke depan, jari menunjuk angka empat.
C. PENDINGINAN : Gerakan pendinginan diiringi dengan lagu “Naik-
naik ke Puncak Gunung” sampai selesai.
• Interval : Memasuki gerakan pendinginan masih pada posisi melingkar, kedua tangan diayun ke samping kiri dan kanan kaki mengikuti.
C.1.1. Masih posisi melingkar, tangan diayun ke depan berjalan
C.1.2. Tengok kanan dan kiri, sambil tangan ditempelkan ke telinga
C.1.3. Putar tangan ke atas kepala dan kedua tangan dikuncupkan ke atas membentuk pohon cemara.
• Interval : Kembali ke posisi berbaris ke depan ( ═ ) gerakan seperti di atas pada posisi melingkar.
C.2.1. Kedua tangan diayun ke depan atas, kaki mengikuti secara bergantian
C.2.2. Tengok kanan dan kiri, kaki ditekuk ke kanan dan ke kiri, tangan ditempelkan ke dahi seperti memberi hormat secara bergantian
C.2.3. Putar tangan ke atas kepala dan kedua tangan dikuncupkan ke atas membentuk pohon cemara
• Interval : Tangan diayunkan ke depan secara bergantian kanan kiri
C.3.1. Kedua tangan diayun ke samping kiri dan kanan
C.3.2. Tangan tempelkan ke dekat telinga tengok kanan dan kiri
C.3.3. Putar tangan ke atas kepala dan kedua tangan dikuncupkan ke atas membentuk pohon cemara
C.3.4. Tangan dikuncupkan ke depan dada membungkuk memberi hormat.
LAMPIRAN
BIODATA PESERTA
1. Nama : Futicha Turisqoh, S. PdI
Unit Kerja : TK Islam Miftahul Ulum Gumayun
2. Nama : Siti Khodijah, A. Ma
Unit Kerja : TK Islam Miftahul Ulum Gumayun
3. Nama : Aliyatun, S. Pd. AUD
Unit Kerja : TK Masyitoh Dukuhwaru
4. Nama : Ifada Yuliani
Unit Kerja : TK Islam Miftahul Ulum Gumayun
5. Nama : Athiatin, S. PdI
Unit Kerja : TK Islam Miftahul Ulum Gumayun
6. Nama : Khumayah
Unit Kerja : TK Masyitoh Dukuhwaru
7. Nama : Ani Sofiyati
Unit Kerja : TK Al-Falaah Selapura
(Surat keterangan anggota IGTKI-PGRI Kec. Dukuhwaru, terlampir)
8. Nama : Endang Sri Rahayu
Unit Kerja : TK Masyitoh Dukuhwaru
(Surat keterangan anggota IGTKI-PGRI Kec. Dukuhwaru, terlampir)
Langganan:
Postingan (Atom)